Bertolak dari wilayah Karawaci, Tangerang, rombongan Indonesia Eximbank termasuk tim Liputan6.com menuju pabrik besi dan nikel PT Indoferro di Cilegon, Jawa Barat. Ini merupakan satu-satunya perusahaan swasta pertama yang mendirikan pemurnian nikel di Indonesia.
Rombongan menempuh perjalanan selama dua jam melewati kawasan industri pabrik baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk hingga akhirnya sampai di kawasan Indoferro.
Menginjakkan kaki di pabrik tersebut, hawa panas sudah mulai terasa, tumpukan batu bara yang menjadi bahan bakar smelter, serta bahan baku berupa batu besi, nikel dan kapur terlihat menjulang tinggi berdampingan dengan pabrik.
Direktur Utama Indoferro Radius Suhendra mengaku, pihaknya mendapat suntikan pinjaman dana dari Indonesia Eximbank untuk membangun smelter di Cilegon.
"Pada tahun 2011, Eximbank memberikan pinjaman dana US$ 50 juta sebagai investasi kami dalam merealisasikan proyek smelter. Sehingga kami bisa menjalani larangan ekspor bahan baku mineral dari pemerintah pada tahun lalu," papar dia saat ditemui di pabrik besi dan mineral Indoferro, Cilegon, Sabtu (19/10/2013).
Tim Indoferro mengajak rombongan menyaksikan proses produksi besi dan nikel, mulai dari pengolahan bahan baku sampai proses pencetakan besi serta pengiriman lempengan besi dan nikel menuju ke Taiwan.
Managing Director Indonesia Eximbank, Dwi Wahyudhi mengungkapkan, Indoferro merupakan debitur yang telah melaksanakan amanah pemerintah membangun smelter.
"Indoferro baru produksi Agustus 2012 dengan menghasilkan produk yang bernilai tambah. Sehingga ini menjadi satu-satunya perusahaan swasta yang mendirikan smelter dan berkontribusi kepada pemerintah," papar dia.
Saat ini, Direktur Pengembangan Indoferro Jonathan Handojo menambahkan, pihaknya dapat memproduksi besi kasar atau besi asalan (pig iron) setiap tahun mencapai 1 juta ton sedangkan 250 ribu ton untuk nikel pig iron.
Berikut proses pengolahan nikel di smelter milik Indoferro:
1. Pembakaran
Proses pembakaran bahan baku batu besi yang berasal dari Kalimantan Selatan menjadi sinter ore. Tahapan ini dilakukan setelah melalui proses pencampuran bahan baku yang terletak di kedalaman 15 meter bawah tanah.Â
2. Peleburan
Proses selanjutnya adalah peleburan sinter ore di Blast Furnance dengan tingkat suhu 1.300 derajat celcius. Hasil dari peleburan itu akan keluar cairan besi yang berbarengan dengan semen dalam satu kali proses produksi
Blast Furnance satu-satunya teknologi terbaik di dunia untuk memproduksi besi kasar (pig iron) untuk dijadikan baja dan turunannya seperti stainless steel.
3. Penampungan
Cairan besi keluar dari mulut Blast Furnance yang telah disaring menuju ke tangki dengan kapasitas mencapai 40 ton. Sebanyak 6-8 truk tangki dikerahkan setiap harinya bolak balik menampung cairan besi dan di bawa ke tempat pencetakan atau pig caster.
4. Percetakan
Truk tangki dibawa ke tempat pencetakan, lalu cairan besi dialirkan ke wadah cetak besi dan nikel berukuran sedang. Kemudian ditarik ke atas menggunakan jalur rel kereta dan disemprotkan air sehingga menjadi lempengen besi dan nikel pig iron bentuk utuh.
Di dalam proses pencetakan, tangki dilarang terkena air karena akan menimbulkan suara ledakan. Untuk itu, seluruh pekerja diwajibkan menggunakan baju anti terbakar supaya lebih aman.
5. Pengiriman
Terakhir, proses pengiriman nikel pig iron dan besi ke daerah di Indonesia serta luar negeri, termasuk Taiwan. (Fik/Ndw)
Rombongan menempuh perjalanan selama dua jam melewati kawasan industri pabrik baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk hingga akhirnya sampai di kawasan Indoferro.
Menginjakkan kaki di pabrik tersebut, hawa panas sudah mulai terasa, tumpukan batu bara yang menjadi bahan bakar smelter, serta bahan baku berupa batu besi, nikel dan kapur terlihat menjulang tinggi berdampingan dengan pabrik.
Direktur Utama Indoferro Radius Suhendra mengaku, pihaknya mendapat suntikan pinjaman dana dari Indonesia Eximbank untuk membangun smelter di Cilegon.
"Pada tahun 2011, Eximbank memberikan pinjaman dana US$ 50 juta sebagai investasi kami dalam merealisasikan proyek smelter. Sehingga kami bisa menjalani larangan ekspor bahan baku mineral dari pemerintah pada tahun lalu," papar dia saat ditemui di pabrik besi dan mineral Indoferro, Cilegon, Sabtu (19/10/2013).
Tim Indoferro mengajak rombongan menyaksikan proses produksi besi dan nikel, mulai dari pengolahan bahan baku sampai proses pencetakan besi serta pengiriman lempengan besi dan nikel menuju ke Taiwan.
Managing Director Indonesia Eximbank, Dwi Wahyudhi mengungkapkan, Indoferro merupakan debitur yang telah melaksanakan amanah pemerintah membangun smelter.
"Indoferro baru produksi Agustus 2012 dengan menghasilkan produk yang bernilai tambah. Sehingga ini menjadi satu-satunya perusahaan swasta yang mendirikan smelter dan berkontribusi kepada pemerintah," papar dia.
Saat ini, Direktur Pengembangan Indoferro Jonathan Handojo menambahkan, pihaknya dapat memproduksi besi kasar atau besi asalan (pig iron) setiap tahun mencapai 1 juta ton sedangkan 250 ribu ton untuk nikel pig iron.
Berikut proses pengolahan nikel di smelter milik Indoferro:
1. Pembakaran
Proses pembakaran bahan baku batu besi yang berasal dari Kalimantan Selatan menjadi sinter ore. Tahapan ini dilakukan setelah melalui proses pencampuran bahan baku yang terletak di kedalaman 15 meter bawah tanah.Â
2. Peleburan
Proses selanjutnya adalah peleburan sinter ore di Blast Furnance dengan tingkat suhu 1.300 derajat celcius. Hasil dari peleburan itu akan keluar cairan besi yang berbarengan dengan semen dalam satu kali proses produksi
Blast Furnance satu-satunya teknologi terbaik di dunia untuk memproduksi besi kasar (pig iron) untuk dijadikan baja dan turunannya seperti stainless steel.
3. Penampungan
Cairan besi keluar dari mulut Blast Furnance yang telah disaring menuju ke tangki dengan kapasitas mencapai 40 ton. Sebanyak 6-8 truk tangki dikerahkan setiap harinya bolak balik menampung cairan besi dan di bawa ke tempat pencetakan atau pig caster.
4. Percetakan
Truk tangki dibawa ke tempat pencetakan, lalu cairan besi dialirkan ke wadah cetak besi dan nikel berukuran sedang. Kemudian ditarik ke atas menggunakan jalur rel kereta dan disemprotkan air sehingga menjadi lempengen besi dan nikel pig iron bentuk utuh.
Di dalam proses pencetakan, tangki dilarang terkena air karena akan menimbulkan suara ledakan. Untuk itu, seluruh pekerja diwajibkan menggunakan baju anti terbakar supaya lebih aman.
5. Pengiriman
Terakhir, proses pengiriman nikel pig iron dan besi ke daerah di Indonesia serta luar negeri, termasuk Taiwan. (Fik/Ndw)