Pertama kali dalam sejarah, PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) mampu mencetak laba sebesar Rp 615,59 miliar. Untung sebelum pajak sepanjang sembilan bulan pertama 2013 dari bank di ibukota ini, meroket 95,24% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono mengungkapkan pencapaian laba ini merupakan terbesar dalam sejarah selama Bank DKI berdiri. "Dalam sejarah belum pernah tercapai sebelumnya, periode September mencetak laba sebesar Rp 615,59 miliar," ungkapnya di Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Dengan meningkatnya laba perusahaan, Eko berharap target Bank DKI untuk mencapai aset sebesar Rp 60 triliun dapat tercapai pada 2014. Total aset Bank DKI saat ini sebesar Rp 30,6 triliun atau meningkat 12,67% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Bank DKI melaporkan, pencapaian laba ini terutama ditopang dari pertumbuhan kredit sebesar 33,6% (yoy) dari Rp 13,36 triliun pada September 2012 menjadi 17,85 triliun pada September 2013. Bisnis pembiayaan perseroan masih didominasi oleh sektor konsumer yang mencapai 55% atau sekitar Rp 8,26 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut didukung dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang semakin membaik. NPL Bank DKI sampai kuartal III-2013 membaik dari 3,66% pada September 2012 menjadi 2,79%. Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 24,11 triliun atau tumbuh 6,93%.
Eko menjelaskan Laba operasional Bank DKI meningkat sebesar 75,4% atau dari Rp 306,52 miliar pada September 2012 menjadi Rp 537,88 miliar September 2013. Laba operasional didukung oleh pendapatan bunga sebesar 25,67% menjadi Rp 1,90 triliun.
"Ekspansi kredit Bank DKI tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan kredit bank nasional menjadi faktor kunci pertumbuhan pendapatan kita," kata Eko. (Yas/Shd)
Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono mengungkapkan pencapaian laba ini merupakan terbesar dalam sejarah selama Bank DKI berdiri. "Dalam sejarah belum pernah tercapai sebelumnya, periode September mencetak laba sebesar Rp 615,59 miliar," ungkapnya di Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Dengan meningkatnya laba perusahaan, Eko berharap target Bank DKI untuk mencapai aset sebesar Rp 60 triliun dapat tercapai pada 2014. Total aset Bank DKI saat ini sebesar Rp 30,6 triliun atau meningkat 12,67% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Bank DKI melaporkan, pencapaian laba ini terutama ditopang dari pertumbuhan kredit sebesar 33,6% (yoy) dari Rp 13,36 triliun pada September 2012 menjadi 17,85 triliun pada September 2013. Bisnis pembiayaan perseroan masih didominasi oleh sektor konsumer yang mencapai 55% atau sekitar Rp 8,26 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut didukung dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang semakin membaik. NPL Bank DKI sampai kuartal III-2013 membaik dari 3,66% pada September 2012 menjadi 2,79%. Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 24,11 triliun atau tumbuh 6,93%.
Eko menjelaskan Laba operasional Bank DKI meningkat sebesar 75,4% atau dari Rp 306,52 miliar pada September 2012 menjadi Rp 537,88 miliar September 2013. Laba operasional didukung oleh pendapatan bunga sebesar 25,67% menjadi Rp 1,90 triliun.
"Ekspansi kredit Bank DKI tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan kredit bank nasional menjadi faktor kunci pertumbuhan pendapatan kita," kata Eko. (Yas/Shd)