Pemerintah Terus Putar Otak Atasi Kemacetan

Pemerintah terus berupaya untuk mengurai kemacetan di kota besar di Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Nov 2013, 18:03 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2013, 18:03 WIB
macet-jakarta-xyz-131027b.jpg
Hingga kini, masalah macet belum dapat diatasi di berbagai kota besar di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah terus memutar otak untuk mengurai kemacetan.

Menteri Perhubungan, EE Mangindaan mengaku, telah memikirkan cara untuk mengatasi kemacetan khususnya di DKI Jakarta. Ia ingin ada pengurangan lintasan kereta api, pasalnya lintasan kereta api tersebut salah satu faktor penyebab kemacetan.

"Saya bangun kereta api bagaimana membangun tidak banyak perlintasan sebidang. Banyak membantu kemacetan terhindar. Tiap 30 menit kereta lewat, baru dia naik sudah turun lagi (palang pintu), tiap 10 menit kereta api bergerak," kata Mangindaan, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/11/2013).

Mangindaan menjelaskan, pengurangan lintasan kereta api dengan cara membangun jalan bawah (under pass) agar laju kendaraan tidak terhambat karena kereta yang lewat.

"Saya bersama dengan DKI tolong bagaimana 15 titik perlintasan sebidang harus dibikin underpass supaya tidak terjadi, supaya tidak satu moda. Sehingga commuter line, baru itu bisa lancar," kata Mangindaan.

Selain itu, untuk mengurai kemacetan sebaiknya ada penampung kendaraan atau area parkir bagi kendaraan masyarakat. Hal itu akan menarik masyarkat untuk menggunakan anggkutan masal.

" Bikinlah stasiun di sana, bikin parking area, Jabodetabek itu harus buat stasiun di luar, kita biayai. Sehingga bisa dapat satu hektar bikin bertingkat parkirnya," ujar Mangindaan.

"Mereka tidak bensin terpakai, tidak stres karena macet, mereka bisa on time sampai ke kantor. Underpas sedang dibangun, tahun besok dibangun, tidak lama dibangunnya," tuturnya.

Mangindaan mengungkapkan, permasalahan kemacetan  lain adalah jumlah kendaraan yang terus tumbuh, karena itu harus ada cara untuk membendung pertambahan kendaraan tersebut.

"Kemudian sekitar 20 ribu kendaraan masuk ke Jakarta bagaimana caranya nahan. Itu pribadi belum truk, bis," kata Mangindaan.

Dengan upaya untuk mengurai kemacetan, Mangindaan mengharapkan, perjalanan menjadi tepat waktu dan bahan bakar minyak (BBM) pun dapat dihemat. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya