6 Tanda Pegawai Berkorban Terlalu Banyak agar Meraih Sukses

Sebagian pekerja mungkin tak menyadari bahwa dirinya membayar terlalu tinggi untuk menggapai kesuksesan karir. Inilah 6 tanda-tandanya

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 16 Des 2013, 22:15 WIB
Diterbitkan 16 Des 2013, 22:15 WIB
sukses-131216c.jpg
Para pekerja keras mungkin beranggapan pekerjaan yang datang tanpa henti merupakan proses yang harus dilalui untuk menggapai kesuksesan. Bahkan banyak pegawai yang menganggap keinginan untuk meraih kesuksesan harus disertai pengorbanan mulai dari keringat hingga air mata.

Sayangnya, sebagian besar pekerja justru bekerja terlalu ekstrim dan berkorban terlalu banyak untuk meraih kesuksesan dalam karirnya. Bahkan, sebagian diantaranya tak menyadari bahwa dirinya membayar terlalu tinggi untuk menggapai kesuksesan tersebut.

Mengutip laman Inc.com, Senin (16/12/2013), berikut adalah enam tanda pegawai yang berkorban terlalu banyak untuk menggapai kesuksesan di dunia karir atau bisnis:

1. Anda mengorbankan waktu kumpul keluarga untuk bekerja

Demi menuntaskan pekerjaan, Anda seringkali mengabaikan waktu kumpul bersama keluarga. Jika kondisi tersebut berulang kali terjadi, Anda harus memperhatikan investasi waktu pribadi Anda.

Jangan hitung keseluruhan waktu bekerja. Akan tetapi bandingkan berapa jam yang Anda habiskan untuk membalas email, mengangkat telepon, berpikir soal pekerjaan dan waktu yang Anda buang untuk bersama keluarga.

2. Pekerjaan dan waktu bersantai selalu tumpang tindih

Tak masalah apapun bidang karir Anda, tetapi akan menjadi hambatan saat waktu bersantai harus digunakan untuk menuntaskan pekerjaan. Kadang Anda terjebak pada kondisi di mana waktu piknik pun tersita untuk bekerja.

Memang, banyak pengusaha sukses yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja. Akan tetapi jika Anda tak punya waktu bersantai karenanya, Anda tak bekerja dengan cara yang cerdas.

3. Anda tak punya waktu luang

Salah seorang pengusaha ternama, Jeff Bezos menghabiskan waktu tidurnya untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan di kantor. Bagi Anda yang juga mengalami kondisi tersebut, pikirkan dengan baik apakah cara kerjanya masuk akal.

Mungkin saat baru pertama kali memasuki dunia karir atau bisnis, tindakan tersebut masih layak dilakukan. Tetapi saat Anda bahkan tak bisa beristirahat dari pekerjaan tersebut, itu menandakan Anda telah bekerja terlalu ekstrim.

4. Anda hidup di tengah tekanan dan rasa cemas

Tekanan berkelanjutan dapat menghantui hidup Anda di dunia karir. Dengan terus memikirkan pekerjaan mulai dari bangun hingga tidur kembali, pikiran Anda hanya terfokus pada satu titik.

Bersikap ekstrim saat bekerja membuat Anda berada di luar kendali bahkan panik berlebihan. Di kebanyakn kasus, bisnis dan karir butuh waktu untuk tumbuh dan berkembang. Misalnya saja, pukul 9 malam Anda masih memikirkan rapat dan pekerjaan di keesokan hari, berarti Anda telah bekerja secara berlebihan.

5. Gadget Anda selalu dalam posisi menyala

Saat telepon atau tablet tak menyala, Anda bisa menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan, berbincang dengan orang lain atau memikirkan sesuatu di luar pekerjaan yang tengah dilakoni. Sebaliknya, bagi Anda pengguna gadget yang selalu harus menyala, siap-siap saja dihantui pekerjaan. Sebagian besar waktu Anda jauh dari kehidupan realitas. Saat melihat ke luar pekerjaan, Anda bisa melihat jutaan hal baru.

6. Anda tak punya teman

Jika hubungan yang Anda miliki hanya ada di tempat kerja, Anda benar-benar berada di tengah masalah. Para workaholic (penggila kerja) memiliki pendapatan dalam jumlah besar. Sayangnya para penggila kerja jarang memiliki kehidupan sosial.

Di beberapa kasus, untuk sementara waktu, kondisi tersebut masih tak menjadi masalah. Tetapi lama kelamaan kondisi tersebut akan menyulitkan Anda untuk berteman di luar kantor.

Perhatikan perbedaan berikut, teman sejati akan memberitahu bahwa Anda telah bekerja terlalu banyak. Sementara rekan kerja akan mendorong Anda untuk bekerja lebih keras karena terlibat dalam satu pekerjaan yang sama. Dengan cara kerja sekarang, mungkin Anda bisa sukses besar, tetapi hidup lebih dari sekadar kesuksesan finansial.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya