Pengangguran Turun, Penumpang Pesawat jadi Bertambah

Menteri ESDM Jero Wacik mengklaim jumlah kemiskinan di Indonesia menurun dalam sembilan tahun terakhir.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Des 2013, 17:10 WIB
Diterbitkan 27 Des 2013, 17:10 WIB
penumpang-pesawat-bandara-131227b.jpg
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengklaim jumlah kemiskinan di Indonesia menurun dalam sembilan tahun terakhir. Hal ini mendorong terjadinya kenaikan jumlah pengguna jasa penerbangan.

Jero mengaku mengetahui hal ini dari hasil penelitian sebuah surat kabar nasional yang menyebutkan pengurangan kemiskinan dan pengangguran dalam kurun waktu sembilan tahun.

"Negeri kita kemajuannya cukup baik selama sembilan tahun terakhir, satu penerbitan litbang Kompas, sehingga kita semua tahu, sejak 2003-2013  kemiskinan dari 37,3 juta menurun, 28,07 juta, penganguran turun 10,5% menjadi 5,9%," kata Jero, saat menghadiri perjanjian nota kesepahaman campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) dengan avtur, di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (27/12/2013).

Jero menambahkan, dengan berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran tersebut, membuat semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan jasa penerbangan.

"Maka secara kasat mata lapangan terbang Cengkareng sudah mirip Stasiun Gambir. Orang tidak mampu naik pesawat terbang sekarang mampu naik pesawat terbang. Saya dulu tidak mampu naik pesawat sekarang setiap hari naik pesawat," ungkap dia.

Dengan kenaikan pengguna jasa penerbangan tersebut, berdampak pada penambahan jam dan rute penerbangan. Hal ini mempengaruhi kebutuhan avtur yang meningkat 18% pada tahun ini.

"Buntutnya tanggung jawab Menteri ESDM dan Perhubungan menyediakannya. Avtur tahun ini naik 18% kebutuhan avtur. Begitu dia menambah penerbangan konsekuesinya nambah avtur, semua nambah," papar dia.

Selain itu, berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran juga berdampak pada peningkatan jumlah kendaraan. Dalam kurun waktu satu tahun ada penambahan 9 juta sepeda motor dan 1,2 juta mobil.

Peningkatan jumlah kendaraan tersebut, mendorong instansinya melakukan impor minyak. Pasalnya produksi minyak dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Jero mengungkapkan, dengan begitu pemerintah telah mengeluarkan uang Rp 1,5 triliun per hari untuk membeli minyak dan BBM yang berasal dari impor.

Jika tidak ada penghematan konsumsi BBM diperkirakan uang yang dikeluarkan negara akan terus meningkat hingga Rp 1,8 triliun per hari pada 2019.

"Berita berikutnya Indonesia mengimpor minyak baik crude maupun BBM hampir Rp 1,5 triliun per hari habis untuk impor minyak, termasuk solar, termasuk avtur semua. Kalau didiamkan 2019 kita akan impor Rp 1,8 triliun per hari habis uang buat impor, kita harus pindah, walau pun pelan kalau bisa cepat," pungkasnya. (Pew/Nrm)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya