Produsen kereta api dan bus, PT INKA (Persero) mengungkapkan kalah tender pengadaan bus gandeng (airticulated bus/ATC) dengan China oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta pada tahun ini. Penyebabnya karena harga bus buatan lokal yang tak mampu bersaing dengan produksi China.
"Tahun ini, kami tak dapat pekerjaan bus gandeng karena kalah harga dengan bus buatan China," ujar Direktur Produksi INKA, Hendy Indratno Adji saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (29/12/2013).
Dalam memproduksi bus gandeng, lebih jauh dia menjelaskan, masih menggunakan mesin dari luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS) dan perangkat transmisi asal Jerman.
"Jadi ibaratnya sama saja mengadu antara merek Ford atau BMW (Jerman) dengan Geely (China)," tuturnya.
Hendy mengatakan, harga bus gandeng buatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sekitar Rp 3,8 miliar per unit. Sedangkan China membanderol harga jual bus gandeng lebih murah sekitar Rp 3,75 miliar per unit.
Meski tidak menyebut secara spesifik jumlah bus gandeng yang diikutkan dalam tender, dia memperkirakan bahwa Pemda DKI dalam kondisi dilematis dalam memutuskan pengadaan bus gandeng.
"Memang dilematis, kalau semua harus di impor dan bebas pajak pasti harga semuanya akan murah, seperti daging sapi. Tapi ujung-ujungnya kalau rakyat tidak ada pekerjaan, walaupun semuanya murah, daya beli akan turun juga," jelas Hendy.
Pemerintah China, katanya, sangat mendukung industri manufaktur untuk kepentingan ekspor dengan berbagai kebijakan dan kemudahan. Sementara Indonesia masih senang menjadi pasar dari produk-produk luar negeri ketimbang sebagai produsen.
"China sangat jago mem-back up industrinya. Mereka berkepentingan memberi pekerjaan bagi rakyatnya yang banyak. Sedangkan kita lebih senang jadi pasar negara lain atau kita kuasai pasar dalam negeri dulu baru ekspansi ke regional," terang dia.
Hendy menuturkan, tak ada negara sebebas Indonesia dalam menentukan arah kebijakan pasar dalam negeri. (Fik/Igw)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga
Jokowi Minta Bea Masuk Bus Impor 0%, Pemerintah Pikir-pikir Dulu
Jokowi: Mobil Murah Bebas Pajak, Kenapa Bus TransJakarta Tidak?
Minta PPnBM Angkutan 0%, Dephub: Jokowi Pikirkan Produsen Lokal
Jokowi Minta Bea Masuk Bus 0%, Menkeu Tanya Nasib Industri Lokal
"Tahun ini, kami tak dapat pekerjaan bus gandeng karena kalah harga dengan bus buatan China," ujar Direktur Produksi INKA, Hendy Indratno Adji saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (29/12/2013).
Dalam memproduksi bus gandeng, lebih jauh dia menjelaskan, masih menggunakan mesin dari luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS) dan perangkat transmisi asal Jerman.
"Jadi ibaratnya sama saja mengadu antara merek Ford atau BMW (Jerman) dengan Geely (China)," tuturnya.
Hendy mengatakan, harga bus gandeng buatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sekitar Rp 3,8 miliar per unit. Sedangkan China membanderol harga jual bus gandeng lebih murah sekitar Rp 3,75 miliar per unit.
Meski tidak menyebut secara spesifik jumlah bus gandeng yang diikutkan dalam tender, dia memperkirakan bahwa Pemda DKI dalam kondisi dilematis dalam memutuskan pengadaan bus gandeng.
"Memang dilematis, kalau semua harus di impor dan bebas pajak pasti harga semuanya akan murah, seperti daging sapi. Tapi ujung-ujungnya kalau rakyat tidak ada pekerjaan, walaupun semuanya murah, daya beli akan turun juga," jelas Hendy.
Pemerintah China, katanya, sangat mendukung industri manufaktur untuk kepentingan ekspor dengan berbagai kebijakan dan kemudahan. Sementara Indonesia masih senang menjadi pasar dari produk-produk luar negeri ketimbang sebagai produsen.
"China sangat jago mem-back up industrinya. Mereka berkepentingan memberi pekerjaan bagi rakyatnya yang banyak. Sedangkan kita lebih senang jadi pasar negara lain atau kita kuasai pasar dalam negeri dulu baru ekspansi ke regional," terang dia.
Hendy menuturkan, tak ada negara sebebas Indonesia dalam menentukan arah kebijakan pasar dalam negeri. (Fik/Igw)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga
Jokowi Minta Bea Masuk Bus Impor 0%, Pemerintah Pikir-pikir Dulu
Jokowi: Mobil Murah Bebas Pajak, Kenapa Bus TransJakarta Tidak?
Minta PPnBM Angkutan 0%, Dephub: Jokowi Pikirkan Produsen Lokal
Jokowi Minta Bea Masuk Bus 0%, Menkeu Tanya Nasib Industri Lokal