"Untung di Bandara Soetta Tak Ada yang Menawarkan Panti Pijat"

Pengamat transportasi menilai kondisi Bandara Soekarno-Hatta saat ini tak ubahnya seperti pasar Tanah Abang.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Jan 2014, 15:08 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2014, 15:08 WIB
bandara-131223b.jpg
Halim Perdanakusuma resmi beroperasi sebagai bandara komersil berjadwal terhitung hari ini. Pengalihan sebagian rute penerbangan diharapkan mampu mengurangi kepadatan lalu lintas pesawat serta penumpang di Bandara Soekarno-Hatta yang selama ini menjadi andalan bagi Jakarta.

Pengamat transportasi Muslich Zainal A mengatakan dibukanya Bandara Halim sebagai Bandara komersial berjadwal akan mengurangi kepadatan Bandara Soekarno-Hatta hingga mencapai 20%.

"Ini sangat bisa mengurangi kepadatan, bahkan bisa menjadi contoh airport yang baik. Pengurangannya bisa 10%-20%, apalagi kalau multiplier effect negatifnya dikurangi juga akan menurunkan," ujarnya di Jakarta Jumat (10/1/2014).

Muslich menilai, pengelola Bandara di negara lain yang memiliki jadwal kedatangan dan keberangkatan yang tinggi, tetap bisa mengatur penumpangnya sehingga tidak terjadi penumpukan. Bahkan kondisi Bandara relatif sepi meski aktivitas jadwal penerbangan terbilang padat.

"Lah kita baru sekian sudah tidak karu-karuan. Perbandingannya dengan Singapura. 200 orang turun dalam hitungan menit semuanya bisa naik taksi semua. Karena semuanya tidak diatur-atur, ini karena semua tak diatur-atur jadi kacau," jelasnya.

Tanpa ragu, Muslich bahkan menilai konsidi Bandara Soekarno-Hatta tidak ubahnya seperti Pasar Tanah Abang dimana banyak terjadi beragam aktifitas manusia ditempat tersebut.

"Masa orang mau keluar dari terminal ada yang menawarkan minyak wangi, menawarkan taksi, untung tidak ada yang menawarkan panti pijat," katanya.

Dengan adanya pungutan kepada para penumpang melalui pajak Bandara (airport tax), pihak pengelola seharusnya bisa mengatur kondisi Bandara agar memberikan kenyamanan bagi penumpangnya.

"Bandara dengan Terminal Kampung Rambutan dengan Stasiun Senen, yah beda. Harus dibedakan dong keamanan dan kenyamanannya. Mereka bayar airport tax mahal, masa sama dengan itu," ungkapnya.

Dibukanya Bandara Halim sebagai bandara komersial berjadwal diharapkan akan memberikan harapan bagi masyarakat mengani kondisi Bandara yang baik. Bahkan Muslich yakin, Jakarta tak perlu lagi membangun Bandara jika seluruh sarana pendukung bisa dibangun.

"Jalan sudah ada tinggal diperbaiki disana sini, lalu kita bisa memecahkan masalah kebuntuan dan kekurangan infrastruktur dukungan karena naiknya permintaan angkutan udara yang ada di Soekarno-Hatta. Ada harapan baru muncul disini," tandasnya.(Dny/Shd)

Baca Juga

Bandara Halim Cuma Beroperasi Komersial Selama 10 Tahun?

Garuda Indonesia Bangun Fasilitas Pelayanan di Bandara Halim

Pengamanan Bandara Halim Perdanakusuma Paling Ketat di RI

Jokowi Datangi Bandara Halim, Siapkan Manajemen Lalu Lintas

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya