Hardy Pramono telah resmi menjadi President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI) menggantikan Elisabeth Proust yang telah menjabat dari 2008 hingga 2013. Sebagai bos baru asal Indonesia, prioritas utama Hardy adalah tetap bekerja keras untuk menahan laju penurunan produksi di Blok Mahakam.
Seperti diketahui, di samping secara aktif mengadakan kegiatan eksplorasi di beberapa blok migas baru, saat ini TEPI mengelola operasi di Blok Mahakam dengan produksi yang sebagian besar berasal dari lapangan-lapangan tua (mature fields).
"Meski demikian, dengan berbagai upaya yang dilakukan, produksi gas pada tahun 2013 mencapai rata-rata 1,7 BCF per hari atau 11% di atas target, dan produksi liquid (minyak dan kondensat) mencapai 67,6 ribu barel per hari, yang kurang lebih sama dengan target pada WP&B," kata Hady dalam laporan tertulisnya, di Jakarta, Senin (27/1/2013).
Sebagai bos Total, Hardy berjanji akan mengawal dan meningkatkan penerapan ketat prinsip-prinsip Health, Safety, and Environment (HSE). Upaya ini diharapkan bisa menekan angka kecelakaan kerja serendah mungkin. Pada saat bersamaan, perusahaan juga akan menerapkan secara ketat prinsip-prinsip good corporate governance and compliance.
Hardy Pramono, mulai menjalankan tugas baru sebagai bos baru Total pada 14 Januari 2014. Sebelumnya, Hardy menjabat Executive Vice President of Operations & East Kalimantan District Manager TEPI di Balikpapan. Saat itu, ia merupakan orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tertinggi di East Kalimantan District TEPI.
Terpilihnya Hardy menempatkannya sebagai orang Indonesia pertama yang memimpin salah satu afiliasi Total SA. Hal ini sejalan dengan kebijakan Group Total dalam mempromosikan kader-kader manajemen internasionalnya.
Penunjukkan Hardy Pramono sebagai orang nomor satu di afiliasi TEPI menyempurnakan fakta bahwa di perusahaan multinasional ini 97% karyawannya adalah putra dan putri Indonesia.
Alumni ITB 1981 (jurusan Teknik Fisika) ini bergabung di TEPI pada 1983 sebagai Junior Rotating Machinery. Dari tahun ke tahun karirnya terus menanjak hingga ia dipercaya menjabat sebagai Site Manager BSP Processing Terminal di Senipah, sebelum dipercaya oleh Group Total untuk memimpin salah satu lapangan produksi di Tierra Del Fuego District (Argentina).
Pulang ke Indonesia, dia dipromosikan menjadi VP Operations (2006), Deputy EVP Operations & East Kalimantan District Manager (2009), dan kemudian menjadi EVP Operations & East Kalimantan District Manager (2010), sebelum menjadi orang nomor satu di TEPI pada 2014.
Pada kesempatan yang sama, TEPI juga menempatkan dua orang baru pada jajaran pimpinannya, yaitu Phillippe Groueix sebagai EVP Operations & District Manager for East Kalimantan, serta Agus Suprijanto sebagai Deputy EVP TEPI di Balikpapan.
Untuk President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI) sebelumnya, Elisabeth Proust pindah tugas dan akan memimpin Total E&P Nigeria.(Pew/Shd)
Baca juga
Seperti diketahui, di samping secara aktif mengadakan kegiatan eksplorasi di beberapa blok migas baru, saat ini TEPI mengelola operasi di Blok Mahakam dengan produksi yang sebagian besar berasal dari lapangan-lapangan tua (mature fields).
"Meski demikian, dengan berbagai upaya yang dilakukan, produksi gas pada tahun 2013 mencapai rata-rata 1,7 BCF per hari atau 11% di atas target, dan produksi liquid (minyak dan kondensat) mencapai 67,6 ribu barel per hari, yang kurang lebih sama dengan target pada WP&B," kata Hady dalam laporan tertulisnya, di Jakarta, Senin (27/1/2013).
Sebagai bos Total, Hardy berjanji akan mengawal dan meningkatkan penerapan ketat prinsip-prinsip Health, Safety, and Environment (HSE). Upaya ini diharapkan bisa menekan angka kecelakaan kerja serendah mungkin. Pada saat bersamaan, perusahaan juga akan menerapkan secara ketat prinsip-prinsip good corporate governance and compliance.
Hardy Pramono, mulai menjalankan tugas baru sebagai bos baru Total pada 14 Januari 2014. Sebelumnya, Hardy menjabat Executive Vice President of Operations & East Kalimantan District Manager TEPI di Balikpapan. Saat itu, ia merupakan orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tertinggi di East Kalimantan District TEPI.
Terpilihnya Hardy menempatkannya sebagai orang Indonesia pertama yang memimpin salah satu afiliasi Total SA. Hal ini sejalan dengan kebijakan Group Total dalam mempromosikan kader-kader manajemen internasionalnya.
Penunjukkan Hardy Pramono sebagai orang nomor satu di afiliasi TEPI menyempurnakan fakta bahwa di perusahaan multinasional ini 97% karyawannya adalah putra dan putri Indonesia.
Alumni ITB 1981 (jurusan Teknik Fisika) ini bergabung di TEPI pada 1983 sebagai Junior Rotating Machinery. Dari tahun ke tahun karirnya terus menanjak hingga ia dipercaya menjabat sebagai Site Manager BSP Processing Terminal di Senipah, sebelum dipercaya oleh Group Total untuk memimpin salah satu lapangan produksi di Tierra Del Fuego District (Argentina).
Pulang ke Indonesia, dia dipromosikan menjadi VP Operations (2006), Deputy EVP Operations & East Kalimantan District Manager (2009), dan kemudian menjadi EVP Operations & East Kalimantan District Manager (2010), sebelum menjadi orang nomor satu di TEPI pada 2014.
Pada kesempatan yang sama, TEPI juga menempatkan dua orang baru pada jajaran pimpinannya, yaitu Phillippe Groueix sebagai EVP Operations & District Manager for East Kalimantan, serta Agus Suprijanto sebagai Deputy EVP TEPI di Balikpapan.
Untuk President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI) sebelumnya, Elisabeth Proust pindah tugas dan akan memimpin Total E&P Nigeria.(Pew/Shd)
Baca juga
3 Orang RI yang Pimpin Perusahaan Migas Asing
Hardy Pramono, Orang RI Pertama yang Jadi Bos Total
Bos Pertamina: Akuisisi Blok Migas Itu Seperti Berjudi
Advertisement