Para pengusaha restoran di kota Macau, China memilih untuk menutup bisnisnya selama hari libur tahun baru China (imlek) karena enggan memberikan bayaran lebih pada para pegawainya. Akibatnya, hanya setengah dari total sekitar 440 restoran di Macau yang beroperasi di hari imlek.
"Bayaran lembur untuk para pegawai yang bekerja di hari libur adalah alasan utama kenapa banyak restoran menutup bisnisnya selama perayaan imlek," ungkap ketua asosiasi makanan dan minuman Macau, Lei Uweng seperti dikutip dari Macau Business Daily, Jumat (31/1/2014).
Menurut peraturan yang berlaku, para pekerja yang bekerja di hari raya akan menerima upah hingga dua atau tiga kali lipat lebih besar. Selain itu, para pekerja juga mendapat lembur hari raya. Tiga hari pertama di hari perayaan imlek dianggap sebagai libur panjang seperti yang tertera dalam peraturan tersebut.
Advertisement
Direktur Biro Urusan Ketenagakerjaan Wong Chi Hong mengatakan, pemerintah akan membahas perubahaan undang-undang ketenagakerjaan termasuk pola kerja di hari libur. Hal ini karena menyadari peran Macau sebagai tempat para turis.
Data yang diperoleh dari Macau Government Tourist Office dan United Association of Food serta Beverage Merchants Macau menyebutkan hanya ada sekitar 220 restoran yang akan beroperasi di hari imlek.
"Restoran-restoran akan lebih mudah ditemukan di kawasan pariwisata seperti di pusat kota dan di Perninsula. Sementara di kawasan hunian penduduk, jumlah restoran yang beroperasi jauh lebih sedikit," jelasnya.
Tahun ini, jumlah restoran yang dibuka para pengusaha memang lebih tinggi di banding tahun lalu. Akan tetapi di hari imlek seperti ini, para pengusaha memilih untuk menutup restorannya. Tentu saja, karena hanya setengah total restoran yang beroperasi harga-harga makanan akan melambung tinggi. (Sis/Ndw)