Pengamat pertanian Indonesia, Khudori membeberkan adanya keterkaitan volume produksi beras dengan masuknya Indonesia ke tahun politik.
Menurut penelusuran dia, ada yang tidak beres dengan pergerakan data produksi beras Indonesia setiap kali memasuki tahun politik.
"Memang tidak mudah untuk menjustifikasi ada yang main-main dengan produksi beras Indonesia. Tetapi sebetulnya, kalau klita lihat dari data produksi beras di tahun-tahun politik, memang ada yang mencurigakan," ungkap dia saat menjadi pembicara dalam diskusi terbuka bertema `Main Kotor Beras Impor` di Jakarta, Sabtu (1/2/2014).
Dia melihat adanya peningkatan-peningkatan produksi beras yang signifikan setiap kali Indonesia memasuki tahun politik. Sementara, peningkatan produksi setinggi itu, terhitung sangat sulit dicapai di tahun-tahun biasa.
"Pada 2004, kenaikan produksi beras mencapai 3,74% dari tahun sebelumya. Tahun 2009, kenaikannya bahkan mencapai 6,75%. Ini tergolong kenaikan yang cukup tinggi. Ketika tahun-tahun Pemilu ternyata tinggi memang," paparnya.
Dia menjelaskan, jika perhitungan dipakai dengan kurun waktu lebih panjang sejak 1980-an atau 1990-an, hanya di beberapa tahun tertentu saja, Indonesia mampu mencapai prestasi tersebut. Itu karena meningkatkan produksi beras di Indonesia merupakan tugas yang cukup berat mengingat banyaknya rintangan yang menghadang.
"Punya prestasi menigkatkan produksi beras Indonesia sebesar 4%-5% itu tidak mudah. Karena memang sulit sekali, banyak faktornya seperti terus menyusutnya lahan pertanian, produktivitas yang stagnan, dan tingginya jumlah petani miskin," terang Khudori.
Kembali ditegaskannya, meski terdapat data yang mendukung adanya kenaikan produksi beras di tahun Pemilu, tetap tidak mudah untuk mengatakan ada permainan politik di dalamnya. Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut juga masih perlu diverifikasi kembali guna menjamin validitas. (Sis/Nrm)
Baca juga:
Pemerintah Diminta Tak Saling Tuding Soal Impor Beras Vietnam
Kemendag Curigai 3 Importir Terkait Beras Impor Asal Vietnam
Musim Hujan, Pasokan Beras ke Bulog Turun
Musim Hujan, Pasokan Beras ke Bulog Turun
Menurut penelusuran dia, ada yang tidak beres dengan pergerakan data produksi beras Indonesia setiap kali memasuki tahun politik.
"Memang tidak mudah untuk menjustifikasi ada yang main-main dengan produksi beras Indonesia. Tetapi sebetulnya, kalau klita lihat dari data produksi beras di tahun-tahun politik, memang ada yang mencurigakan," ungkap dia saat menjadi pembicara dalam diskusi terbuka bertema `Main Kotor Beras Impor` di Jakarta, Sabtu (1/2/2014).
Dia melihat adanya peningkatan-peningkatan produksi beras yang signifikan setiap kali Indonesia memasuki tahun politik. Sementara, peningkatan produksi setinggi itu, terhitung sangat sulit dicapai di tahun-tahun biasa.
"Pada 2004, kenaikan produksi beras mencapai 3,74% dari tahun sebelumya. Tahun 2009, kenaikannya bahkan mencapai 6,75%. Ini tergolong kenaikan yang cukup tinggi. Ketika tahun-tahun Pemilu ternyata tinggi memang," paparnya.
Dia menjelaskan, jika perhitungan dipakai dengan kurun waktu lebih panjang sejak 1980-an atau 1990-an, hanya di beberapa tahun tertentu saja, Indonesia mampu mencapai prestasi tersebut. Itu karena meningkatkan produksi beras di Indonesia merupakan tugas yang cukup berat mengingat banyaknya rintangan yang menghadang.
"Punya prestasi menigkatkan produksi beras Indonesia sebesar 4%-5% itu tidak mudah. Karena memang sulit sekali, banyak faktornya seperti terus menyusutnya lahan pertanian, produktivitas yang stagnan, dan tingginya jumlah petani miskin," terang Khudori.
Kembali ditegaskannya, meski terdapat data yang mendukung adanya kenaikan produksi beras di tahun Pemilu, tetap tidak mudah untuk mengatakan ada permainan politik di dalamnya. Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut juga masih perlu diverifikasi kembali guna menjamin validitas. (Sis/Nrm)
Baca juga:
Pemerintah Diminta Tak Saling Tuding Soal Impor Beras Vietnam
Kemendag Curigai 3 Importir Terkait Beras Impor Asal Vietnam
Musim Hujan, Pasokan Beras ke Bulog Turun
Musim Hujan, Pasokan Beras ke Bulog Turun