Pasar Tradisional Kian Terhimpit Pasar Ritel Modern

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia menyatakan, jumlah pasar tradisional di Indonesia semakin berkurang, tergerus keberadaan pasar modern.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Feb 2014, 17:06 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2014, 17:06 WIB
4-pasar-kramatjati-140119c.jpg
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan, jumlah pasar tradisional di Indonesia semakin berkurang, tergerus keberadaan pasar modern.

Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri menuturkan, kondisi ini bisa terlihat dari jumlah pasar tradisional setiap tahunnya menyusut.

Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat jumlah pasar tradisional pada 2007 mencapai 13.450 pasar jumlah ini. Namun kurun waktu empat tahun turun menjadi 9.950 pasar.

"Pasar tradisional mengalami penurunan cukup drastis 2007 saat itu ada 13.450 pasar seluruh Indonesia, tapi 2011 melalui Kementerian Perdagangan tinggal 9.950, turun sekitar 3.000 lebih pasar tradisonal," kata Abdullah, saat melakukan diskusi di kawasan Tebet Jakarta, Selasa (4/2/2014).

Di sisi lain, kurun waktu yang sama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) merilis terjadinya penambahan pasar modern sebanyak 8.000 unit. Dipastikan penambahan pasar modern menggerus keberadaan pasar tradisional.

Sekretaris Jenderal IKAPPI Tino Rahardian menambahkan, kondisi pasar tradisional semakin memprihatinkan. Ini antara lain terkait relokasi pasar yang jauh dari pemukiman penduduk dan sulit untuk diakses karena minimnya sarana transportasi.

Hal ini pun menyurutkan minat masyarakat untuk berbelanja ke pasar tradisional. Sehingga mengakibatkan para pedagang di pasar tradisional lebih memilih gulung tikar.

"Sebagian besar yang kami tangani berdalih revitalisasi sengaja relokasi jauh dari konsumen, jauh dari trayek jauh dari pemukiman penduduk," pungkas dia. (Pew/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya