Liga Champions: Ketika Pamor Arsenal Dipertaruhkan

Arsenal akan menghadapi laga hidup mati melawan Olympiakos, Kamis dini hari WIB.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 09 Des 2015, 13:45 WIB
Diterbitkan 09 Des 2015, 13:45 WIB
Olympiakos Piraeus vs Arsenal FC
Olympiakos Piraeus vs Arsenal FC (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Di Tanah Inggris, Arsenal memang bukan klub yang paling banyak memenangkan Liga Primer Inggris. Torehan gelar liga mereka, 13, masih jauh jika dibanding Manchester United, yang telah mengumpulkan 20 gelar.

Namun, jika bicara Liga Champions, ajang antarklub tertinggi di Eropa, pantaslah Arsenal menepuk dada. Saat ini mereka tercatat sebagai satu-satunya klub Inggris yang mampu 15 musim berturut-turut lolos ke fase knock out.

 

Baca Juga

  • Benda Mencurigakan Warnai Laga Wolfsburg Vs MU
  • Cuplikan 8 Gol Madrid ke Gawang Malmo
  • Soal Kabar ke PSG, Begini Jawaban Ronaldo



Betul, “The Gunners” memang belum pernah mampu jadi kampiun di ajang ini. Prestasi terbaik Arsenal adalah saat menembus final 2005/06 saat digelar Saint-Dennis, Prancis. Ketika itu mereka kalah 1-2 dari Barcelona.

Betul juga, ada fakta bahwa dalam lima musim terakhir, fase knock out atau 16 besar menjadi prestasi terbaik mereka. Namun, sukses lolos ke fase ini dalam 15 musim terakhir, secara berturut-turut tetap saja merupakan prestasi tersendiri.



Apalagi jika parameternya “sekadar” tampil di fase grup. Arsenal memiliki rekor lebih panjang lagi, 18 musim berturut-turut. Artinya, sudah sejak musim 1998/99 Arsenal setiap musimnya tampil di Liga Champions.

MU memang memiliki rekor lebih banyak, 20 kali tampil di fase grup Liga Champions, sama seperti dua raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, dan FC Porto (Portugal). Namun, mereka membukukannya tidak secara berturut-turut.

Wajar jika banyak yang menyebut Arsenal adalah salah satu tim Inggris yang punya “mental Eropa”. Dalam hal ini, Arsene Wenger, sang pelatih, tentulah menjadi sosok yang paling berjasa menumbuhkan “mental Eropa” itu kepada pasukan klub asal London ini.

Sejak pria asal Prancis ini datang pada Agustus 1996 menggantikan Bruce Rioch. Wenger memang telah mampu mengubah wajah Arsenal.

Rekor Terancam Terhenti

Namun, kini rekor gemilang itu terancam terhenti. Ya, Arsenal terancam gagal lolos ke fase knock out untuk pertama kalinya dalam 16 musim terakhir. Wenger dan pasukannya harus berjuang ekstrakeras untuk bisa melanjutkan rekor gemilang itu saat jadi tamu klub Yunani, Olympiakos, Kamis (10/12/2015) dini hari WIB.

Di Stadion Georgios Karaiskakis, Piraeus, kandang Olympiakos, pamor Arsenal dipertaruhkan. Di laga terakhir Grup F nanti, mereka harus bisa menang dengan skor 2-0 atau mencetak kemenangan dengan lebih dari tiga gol . Jika gagal, Olympiakos-lah yang akan menemani Bayern Muenchen, sang juara Grup F, ke 16 besar.



Situasi ini terjadi lantaran saat ini, Arsenal masih tertahan di posisi ketiga di Grup F, dengan enam poin, di bawah Muenchen (12 poin), dan Olympiakos (9). Secara head to head, Olympiakos juga lebih unggul karena menang 3-2 atas Arsenal di duel pertama di Emirates, September lalu.

Dalam aturan UEFA, untuk menentukan dua atau lebih tim yang memiliki nilai sama, parameter pertama yang digunakan adalah head to head, baru kemudian selisih gol. Nah, satu-satunya keunggulan Arsenal atas Olympiakos adalah selisih gol mereka yang lebih baik.

Dari lima laga di Grup F, Arsenal mencetak sembilan gol dan kebobolan 10 gol dengan saldo minus satu. Sedangkan Olympiakos, mencetak enam gol dan kemasukkan 10, dengan saldo minus empat.

Manfaatkan Fear Factor


Namun  begitu, Wenger toh tampak tetap opmitistis datang ke Piraeus. Performa gemilang Arsenal belakangan ini menjadi salah satu pemicu kepercayaan diri “The Gunners”. Terakhir di ajang domestik, akhir pekan lalu, mereka menang 3-1 atas Sunderland.

Absennya sejumlah pilar, seperti Francis Coquelin, Alexis Sanchez, dan Santi Cazorla juga tak mengganggu keyakinan Wenger. Sebab, kawa Wenger, mereka memiliki “faktor kunci” lainnya untuk bisa pulang membawa kemenangan dari Piraues.


Arsenal, kata Wenger, akan memanfaatkan “fear factor” yang saat ini mendera Olympiakos. Sebab, tim asuhan Marcos Silva itu, kata Wenger, pasti akan memperhitungkan kekuatan Arsenal.

Wenger juga menduga, Olympiakos merasakan jittery, atau nervous, menjelang laga ini. Sebab, di satu sisi, mereka sudah membayangkan bakal lolos ke 16 besar. Namun, di sisi lain, bayangan itu bisa tiba-tiba saja lenyap jika mereka kalah dari Arsenal.

“Betul, kami akan menghadapi lawan yang akan sangat termotivasi untuk lolos. Tapi, kami sudah terbisa menghadapi situasi ini di setiap pekan,” ujar Wenger, tersenyum. “Kami akan memanfaatkan kegugupan mereka itu. Tapi, yang paling penting, tentu saja kami harus tampil sebaik mungkin untuk mempertahankan rekor bagus kami.”

Sebuah pernyataan dari seorang pelatih yang begitu kenyang pengalaman tampil di ajang Eropa. Mungkin, “mental Eropa” ini yang akan menyelamatkan Arsenal di Piraeus.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya