Liputan6.com, Jakarta - Pengakuan mengejutkan disampaikan Maria Sharapova awal Maret 2016 lalu. Petenis cantik asal Rusia tersebut mengaku menggunakan doping bernama Meldonium selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut diungkapkan Sharapova setelah menerima surat dari Federasi Tenis Internasional (ITF) pada 2 Maret lalu. Isinya, dia dinyatakan gagal dalam tes doping saat terjun di turnamen Australia Terbuka, Januari lalu.
Baca Juga
- Air Mata Haru Iringi Kepergian Kobe Bryant
- Rombongan Persib Jenguk Bobotoh Cilik Korban Tabrak Lari
- Top Scorer Divisi Dua Liga Australia Bakal Trial di Arema
"Saya membuat kesalahan besar. Saya membiarkan fans dan tenis bersedih. Saya tahu konsekuensi yang harus saya dihadapi. Namun, saya berharap mendapat kesempatan untuk bermain lagi," ujar Sharapova yang dipastikan tak bisa bertanding hingga keputusan final diberikan ITF," seperti dilansir ESPN.
Sharapova memakai meldonium untuk menyembuhkan beberapa masalah kesehatan pada dirinya, seperti flu dan diabetes yang merupakan penyakit keturunan dari keluarganya. Sayang, Badan Antidoping Dunia (WADA) mengategorikan meldonium sebagai zat ilegal mulai awal 2016.
Advertisement
Harapan Sharapova untuk bisa kembali bermain menemui titik terang. Ini setelah WADA baru saja mengeluarkan amnesti soal penggunaan meldonium. Seperti dilansir Reuters, WADA mengklaim bakal menerima tes doping meldonium jika hanya sebesar kurang dari satu mikrogram berada di dalam tubuh atlet. Jumlah ini juga diberi tenggat waktu sebelum 1 Maret.
Jika hasil tes Sharapova sebelum 1 Maret menunjukkan kurang dari satu mikogram, maka dia bisa kembali tampil di lapangan tenis. Produsen obat Latvia mengatakan, jejak meldonium bisa tetap di dalam tubuh selama beberapa bulan, tergantung pada dosis, durasi pengobatan, dan sensitivitasi metode pengujian.
"Sejak meldonium dilarang pada 1 Januari tahun ini, sudah ada 172 sampel positif untuk substansi, untuk atlet di berbagai negara dan olahraga," kata Presiden WADA Craig Reedie.
"Secara bersamaan telah terjadi panggilan oleh para pemangku kepentingan untuk penjelasan lebih lanjut dan bimbingan. WADA mengakui kebutuhan ini - meldonium adalah zat tertentu, yang telah menciptakan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan karena itu dibenarkan panduan tambahan bagi masyarakat antidoping."
Pernyata WADA mendapat kritik dari pengacara Sharapova, John Haggerty. "Fakta bahwa WADA merasa terdorong untuk mengeluarkan pernyataan yang tidak biasa ini sekarang adalah bukti betapa buruk mereka menangani masalah yang berhubungan dengan meldonium pada 2015," kata Haggerty dalam sebuah pernyataan.
Â
Sementara itu, Presiden Federasi Tenis Rusia Shamil Tarpishchev mengatakan larangan bermain Sharapova dapat diatasi dalam pertemuan dengan kepala ITF David Haggerty pada bulan ini. "Situasi dengan Sharapova bisa diselesaikan 21 April ketika kami bertemu dengan kepala federasi internasional. Hal ini terlalu dini untuk berbicara tentang Sharapova bersaing di Olimpiade," ucap Tarpishchev.
Sedangkan Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko menyambut baik keputusan WADA. "Kementerian Olahraga Rusia mendukung dan menyambut baik keputusan yang dibuat oleh WADA karena telah menunjukkan kesediaan untuk memahami situasi, bukan menempel buku aturan," ujar Mutko dalam sebuah pernyataan.
"WADA telah menunjukkan ketidakberpihakan dan menjadi tujuan dalam memerangi doping."
Sejumlah federasi olahraga Rusia, termasuk rugby, skating, dan sepeda - sekarang yakin atlet mereka yang telah dinyatakan positif, bisa bebas untuk kembali ke kompetisi.