Liputan6.com, Rio de Janeiro - Perenang 18 tahun Yusra Mardini baru saja mendapat pengalaman berharga dalam hidupnya. Hebatnya, Mardini sendiri merupakan atlet dari kontingen pengungsi yang baru debut di Olimpiade Rio 2016.
Baca Juga
Untuk pertama kali dalam sejarah, Olimpiade membentuk tim pengungsi yang beranggotakan 10 atlet dari negara-negara krisis. Mardini menyentuh waktu 1 menit 9,21 detik pada babak penyisihan, lebih lambat dari catatan terbaiknya yakni 1 menit 8,51 detik.
"Segalanya menakjubkan. Inilah satu-satunya yang saya inginkan, yakni bersaing di Olimpiade," kata Mardini dilansir dari Metro.co.uk.
Mardini lahir di Suriah, namun harus meninggalkan tanah airnya akibat perang sipil menuju Pulau Lesbos di Yunani dengan sebuah sampan. Perjalanan sang atlet hingga akhirnya menetap di Jerman dengan keluarganya memakan waktu 25 hari.
Mardini harus melewati Lebanon, Turki, Yunani, Macedonia, Serbia, Hongaria dan Austria. Selama itu hidupnya bergantung di tangan penyelundup pencari suaka hingga akhirnya diterima Jerman pada 2015.
"Saya baru saja kembali berenang setelah dua tahun ini (absen), jadi saya baru kembali ke level bermain. Tapi saya senang," kata Mardini.
Sayangnya, pada babak penyisihan nomor 100 meter gaya kupu-kupu, dia finis di peringkat ke-41, posisi yang tak mampu membawa Mardini lolos ke babak selanjutnya.
Advertisement