Liputan6.com, Rio de Janeiro- Indonesia gagal menambah medali di Olimpiade 2016. Lifter andalan Indonesia Triyatno yang turun di cabang olahraga angkat besi kelas 69 kilogram terpuruk di posisi 10 dari 21 atlet.
Pria 28 tahun itu sempat gagal pada percobaan pertama di snatch dengan total angkatan 142 kilogram. Dia baru berhasil mengangkatnya pada percobaan kedua. Ketika bebannya ditambah tiga kilogram, Triyatno tak bisa mengangkatnya.
Baca Juga
Triyatno berhasil mengangkat beban sebesar 175 kilogram pada clean and jerk. Tapi Triyatno gagal mengangkat beban 182 kg pada kesempatan kedua. Pria Lampung itu juga gagal mengangkat beban yang sama pada percobaan terakhir.
Kegagalan ini menjadi penurunan prestasi bagi Triyatno. Empat tahun lalu, Triyatno yang juga berlaga di kelas 69 kg sukses mempersembahkan medali perak. Sedangkan pada Olimpiade 2008, Triyatno meraih perunggu di kelas 62 kg.
Pada Olimpiade 2012, Triyatno berhasil mencatat total angkatan 333 kg (snatch 145, clean and jerk 188 kg).
Indonesia menurunkan dua lifter di nomor 69 kg putra. Sayangnya debutan I Ketut Ariana juga mengalami kegagalan. Pemuda asal Bali ini bahkan sudah gagal pada kategori snatch. Tiga kali percobaan dengan berat 145 kg gagal diangkat Ariana. Akibatnya dia tak bisa mengikuti clean and jerk.
Medali emas di kelas 69 kg putra menjadi milik lifter Tiongkok Shi Zhiyong dengan total angkatan 352 kilogram. Medali perak diraih atle Turki, Daniyar Ismayilor (351 kilogram) dan perunggu menjadi milik lifter Kyrgyzstan, Arykov Izzat (339 kilogram).
Sejauh ini angkat besi mampu memberikan dua medali perak bagi kontingen Indonesia. Kemarin, Eko Yuli Irawan meraih perak di kelas 62 kg putra. Pekan lalu, lifter wanita Sri Wahyuni juga merebut medali perak setelah menempati posisi kedua pada kelas 48 kilogram.