Liputan6.com, Jakarta- Pembalap kebanggaan Indonesia Rio Haryanto gagal tampil semusim penuh pada musim debutnya di Formula 1. Kiprah pemuda asal Surakarta itu di F1 bersama Manor Racing harus terhenti setelah 12 seri.
Baca Juga
Manor Racing, Rabu (10/8/2016), resmi mendepak Rio sebagai pendamping Pascal Wehrlein. Posisi Rio digantikan oleh pembalap asal Prancis Esteban Ocon. Sebagai gantinya, Manor menawarkan Rio untuk menjadi pembalap cadangan pada sisa musim 2016.
Rio harus kehilangan kursi di Manor karena masalah finansial. Rio harus membayar 15 juta euro untuk membalap di F1 bersama Manor. Hingga paruh musim, Rio masih menunggak 7 juta euro.
"Jadi saya tidak lagi jadi pembalap pada tahun 2016 karena kekurangan dana. Terima kasih untuk semua pesan baik kalian. Menantikan tantangan berikutnya," kicau Rio di Twitter pada Kamis (11/8/2016) pagi.
Nasib tragis yang dialami Rio dengan harus terhenti di tengah musim pernah dialami beberapa pembalap pay drivers lainnya. Siapa saja mereka? Simak ulasannya di halaman berikutnya:
1. Jean-Denis Deletraz
1. Jean-Denis Deletraz
Jean-Denis Deletraz paling mirip nasibnya dengan Rio. Kiprah pria asal Swiss itu di F1 terhenti di tengah jalan karena tidak mampu melunasi pembayaran kepada timnya.
Deletraz membalap memulai debut di F1 di seri terakhir musim 1994 bersama. Deletraz bisa membalap di F1 karena Larrousse butuh dana lebih banyak dari sponsor.
Di musim 1995, Deletraz kembali membalap di F1. Kali ini dia memperkuat Pacific Grand Prix Ltd sebagai pay driver. Deletraz mulai membela Pacific di seri 13.
Deletraz gagal finis pada debut bersama Pacific. Seri berikutnya, dia memperbaiki pencapaiannya dengan mampu menyelesaikan balapan di urutan 15 walau tertinggal tujuh lap dari pemenang balapan.
Di balapan selanjutnya, Pacific mendepak Deletraz dan digantikan Bertrand Gachot. Deletraz awalnya diperkirakan akan membalap sampai musim habis. Namun Deletraz didepak karena gagal dalam pembayaran.
Advertisement
2. Marcus Ericsson
2. Marcus Ericsson
Marcus Ericsson masuk F1 pada musim 2014. Dia memperkuat tim Caterham. Ericsson bisa membalap di F1 sebagai pay driver. Pria Swedia ini juga gagal menyelesaikan musim. Namun bedanya, Ericsson gagal bukan karena tak mampu membayar kepada Caterham.
Ericsson harus gigit jari karena masalah krisis finansial yang melanda timnya. Caterham harus memasuki tahap administrasi menyusul perselisihan antara sang pemilik, Tony Fernandez dan Engavest. Kasus ini membuat Caterham akhirnya melewatkan dua seri balapan di musim 2014.
Caterham memang bisa kembali membalap di seri terakhir di Abu Dhabi, tapi Ericsson tidak bisa tampil di seri tersebut. Ericsson terlanjur kecewa dengan Caterham dan sudah memutus kontraknya 12 November 2014.
Ericsson kemudian direkrut oleh Sauber. Selain faktor dukungan keuangan yang cukup besar, performa apik Ericsson juga membuat Sauber tertarik memakai jasanya.