Liputan6.com, Bandung - Masalah yang menimpa cabang berkuda PON Jawa Barat 2016 tidak kunjung usai. Usai menggelar pertemuan di Trans Luxury Hotel, Bandung, Senin (26/9/2016), sembilan kontingen mengancam akan mundur.
Baca Juga
Advertisement
Permasalahan berawal dari keinginan tuan rumah terkait 10 wild card untuk kontingen Jabar. Jika dilakukan, 10 wakil tuan rumah langsung beraksi di final tanpa melalui proses kualifikasi.
Permintaan tersebut ditolak tegas sembilan kontingen. Mereka adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Riau, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan Yogyakarta.
"Pada 21 Juni 2016, dilakukan sosialisasi Technical Handbook (THB) yang ternyata tetap memasukkan wild card masing-masing dua ekor kuda di lima nomor pacuan," ucap Alex Asmasoebrata, Ketua Umum Pordasi DKI yang menjadi wakil kontingen lain, kepada Liputan6.com.
Menurut Alex, semua kontingen hanya menyetujui dua wild card. Keputusan tersebut diambil pada pertemuan sebelumnya. Namun, ada syarat yang diajukan semua kontingen.
Babak Final Diundi Ulang
Kontingen lain meminta agar panitia pelaksana (panpel) mengundi ulang babak final. Selain itu, semua kontingen juga diizinkan mengganti kudanya di setiap kelas babak final.
"Sepanjang kuda sudah masuk dalam data entry, hal itu diizinkan. Jika keputusan itu tidak kunjung dijalankan panpel, kami akan angkat kaki dari PON ini," tegas Alex.
Di kesempatan berbeda, Ketua Harian PB PON Iwa Karniwa mengatakan pemberian dua wild card untuk tuan rumah adalah hal yang wajar di setiap ajang PON.
"Jika DKI atau daerah lain saat menjadi tuan rumah, mereka juga akan mendapatkan dua wild card. Ini seperti hadiah untuk tuan rumah karena telah menyelenggarakan PON," ucap Iwa.
Advertisement