Krisis Inter Milan Berlanjut, Salah Siapa?

Posisi pelatih Ronald De Boer pun terancam.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Okt 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2016, 12:30 WIB
kolom henny
Kolom Henny (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Milan - Sungguh sulit dipercaya dan di luar nalar tim sebesar Inter Milan terus terpuruk pada kompetisi Liga Italia Serie A. Terakhir, mereka kalah 1-2 pada pertandingan tandang melawan Atalanta di Bergamo, Minggu (23/10/2016).

Aneh tapi nyata melihat Inter hanya berhasil meraih satu poin pada empat pertandingan terkahir. Mereka mengalami tiga kali kekalahan. Kini, Inter hanya terpuruk di papan bawah klasemen Liga Italia, pada posisi ke-14, dengan hanya mengantongi 11 poin dari sembilan laga.

Inter belum mampu bangkit, krisis terus berlanjut. Akibatnya, posisi pelatih Ronald De Boer yang belum lama menginjakkan kaki di tanah Italia pun terancam. Pemilik saham mayoritas Inter, Suning, mulai menjajaki nama-nama yang berpotensi menggantikan De Boer.

Ada nama Francisco Guidolin, Stefano Pioli, Andrea Mandorlini sebagai calon-calon pengganti De Boer. Selain itu ada juga nama eks pelatih Inter, Leonardo dan Marcelo Bielsa.

Apa Penyebabnya?
Beberapa tahun belakangan, Inter memang kesulitan berprestasi. Namun kali ini masalah menjadi semakin serius. Krisis terus berlanjut dan kian memburuk.

Zona degradasi kini hanya berjarak 5 poin dari posisi Inter. Semua berjalan jauh dari yang diperkirakan dan direncanakan sejak awal. Inter bukan tidak membelanjakan uang untuk pembelian, bahkan Suning menghabiskan dana amat besar, hampir 100 juta euro bagi pembelian pemain pada jendela transfer 2016 lalu.
 Pemain Inter Milan tertunduk lesu usai dikalahkan Atalanta, akhir pekan lalu. (AP Photo/ Paolo Magni)
Proyek besar, ambisi yang tampak besar, pembelian pemain yang menghabiskan dana amat besar. Namun, sayang, secara prestasi semua berjalan terlalu jauh dari harapan. Di mana Inter yang dulu menjuarai Liga Champion 2010? Di mana Inter yang ketika turun ke lapangan, setiap pemainnya menunjukkan semangat juang yang tinggi?

Serie A 2016/2017 ini berawal dengan tidak mudah bagi Inter. Tifosi yang nampak 'menjauh'.Persiapan tim juga tidak maksimal sebelum dimulainya kompetisi Serie A.

Pelatih sebelum De Boer, Roberto Mancini berada dalam ketidakpastian hingga awal Agustus, hingga akhirnya dilengserkan.  Pergantian pelatih pada menit-menit akhir bisa jadi sebuah kesalahan.

Sebab, tidak ada cukup waktu bagi pelatih baru dan para pemain, serta seluruh komponen klub untuk saling mengenal dan beradaptasi dengan baik. Mereka juga tidak punya cukup waktu untuk melakukan persiapan yang matang bagi pembentukan tim.
Lantaran buruk performa Inter, posisi Ronald De Boer terancam. (AP Photo/Luca Bruno)
De Boer Kesulitan
Tak heran, De Boer seperti kesulitan mengendalikan Inter. Pada pertandingan lawan Atalanta, Ansaldi, Candreva, Banega, Gabriel Barbosa berada di bangku cadangan. Ini agak membingungkan. Begitu juga dengan Gabigol, pembelian mahal Inter, yang hanya dimainkan selama beberapa menit dan begitu juga Ever Banega. Banega nampaknya bukan pemain pilihan  bagi De Boer.

Setelah ilusi kemenangan indah 2-1 atas Juventus, De Boer tidak menemukan bentuk permainan yang tepat. Sejak saat itu sering melakukan kesalahan dalam pilihan-pilihannya, termasuk pemain-pemain yang dipilihnya.

Pada level psikologis, para pemain Inter, tidak nampak termotivasi. Para pemain juga sering melakukan kesalahan-kesalahan di lapangan. Selain itu sikap beberapa pemain di luar lapangan juga semakin memperburuk situasi. Masalah Mauro Icardi dengan Curva Nord terkait buku biografinya juga semakin membuat suasana semakin sulit.
 Mauro Icardi terlibat masalah dengan tifosi. (AP Photo/Paolo Magni)
Jika boleh menambahkan, ketidakhadiran rutin secara fisik baik dari Presiden Inter, Erick Thohir ataupun pemilik mayoritas klub, Suning, terutama dalam periode yang sulit merupakan blunder.

Dalam kondisi seperti ini, Inter membutuhkan sosok leader yang sering hadir di tengah-tengah para pemain, pelatih dan seluruh komponen tim, yang memantau dan mengikuti perkembangan tim dari dekat. Sehingga dapat memberikan motivasi secara langsung kepada tim dan jadi suntikan psikologis bagi squadra.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya