Liputan6.com, Barcelona - Hasil 1-1 melawan Real Madrid dalam laga bertajuk El Clasico pada pekan ke-14 Liga Spanyol sangat merugikan Barcelona. Sebab, klub Catalan itu gagal memangkas selisih poin dengan rival abadinya itu.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, Barcelona masih tertinggal enam angka dari Madrid di daftar klasemen. La Braugana masih di peringkat dua klasemen sementara dengan poin 28 dari 14 laga. Sementara Madrid di puncak klasemen dengan poin 34.
Meski musim kompetisi 2016-17 masih panjang, mengacu kepada fakta sejarah, Barcelona belum pernah bisa mengejar defisit enam angka. Seperti dilansir Marca, Senin (5/12/2016), hal itu terjadi sejak format tiga angka diberlakukan pada musim 1995-96.
Barcelona harus meniru prestasi Real Madrid di musim 2006-07. Los Blancos yang ketika itu dilatih Fabio Capello bisa bangkit di 10 laga sisa. Madrid finis dengan poin 76, sama seperti Barcelona. Namun, Madrid lebih berhak atas gelar juara karena unggul head to head dari Barcelona.
Selain catatan sejarah, sulitnya Barcelona mempertahankan gelar juara juga karena performa bagus Madrid di bawah besutan Zinedine Zidane. Sejak ditunjuk pada Januari 2016, Madrid di bawah Zidane belum pernah kalah dalam 26 laga terakhir Liga Spanyol.
Barcelona Pernah Bangkit
Namun, sejarah dan performa gemilang Madrid tak boleh membuat pasukan Luis Enrique patah semangat. Sebab, Barcelona pernah bangkit dari posisi tertinggal untuk jadi juara Liga Spanyol.
Di musim 2014-15, misalnya. Barcelona yang sempat tertinggal empat angka akhirnya mengakhiri musim sebagai juara.
Selanjutnya di musim 1991-92, Barcelona sukses menyalip Madrid di klasemen akhir setelah sebelumnya tertinggal delapan angka. Mundur lagi ke belakang, yakni musim 1959-60, Madrid yang saat itu diperkuat oleh Puskas dan Di Stefano gagal menjaga keunggulan empat poin dari Barcelona. Diperkuat oleh Helenio Herrera, Kubala, Suarez, dan Martinez, Barcelona akhirnya keluar sebagai juara.
Advertisement