Cinta Mourinho untuk Piala Liga

Mourinho merebut tiga gelar dari lima partisipasi bersama Chelsea.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 10 Jan 2017, 17:15 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2017, 17:15 WIB
Mourinho
Pelatih Manchester United Jose Mourinho (kiri) memenangkan adu strategi melawan arsitek Manchester City Pep Guardiolapada laga Piala Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Rabu (26/10/2016). MU menang 1-0 atas City. (Reuters/Jason Cairnduff)

Liputan6.com, Manchester - Ada sesuatu antara Jose Mourinho dan Piala Liga Inggris. Meski prestise kompetisi di bawah Piala FA, Liga Inggris, atau kompetisi Eropa, nakhoda Manchester United (MU) itu selalu berusaha keras memenangkannya.

Cinta Mourinho terhadap Piala Liga Inggris turut terlihat pada musim ini. Nakhoda asal Portugal tersebut cenderung menurunkan kekuatan penuh demi menyisihkan rival yang menghadang. Termasuk saat menghadapi Hull City pada laga pertama semifinal di Old Trafford, Selasa (10/1/2017), atau Rabu (11/1/2017) dinihari WIB.

Mourinho berencana menurunkan pemain terbaik, termasuk Zlatan Ibrahimovic dan Paul Pogba. Kedua bintang diistirahatkan pada duel Piala FA versus Reading, Sabtu (7/1/2017). Mourinho juga tidak mengindahkan bayang-bayang pertandingan besar kontra Liverpool, Minggu (15/1/2017).

Padahal laga akhir pekan itu bisa digunakan MU untuk memperbaiki posisi di Liga Inggris. "Partai melawan Liverpool sangat signifikan. Tapi kami ingin lolos final Piala Liga. Maka kami akan mengerahkan segalanya demi mencapainya," ungkap Mourinho, dikutip RTE.

"Semifinal berlangsung dua kali. Tapi laga kedua berlangsung di markas lawan. Itulah alasan mengapa kami harus memaksimalkan pertandingan pertama," sambung sosok berusia 53 tahun tersebut.

Ini bukan pertama kali Mourinho menurunkan full team. Dia sudah melakukannya ketika MU dipasangkan dengan Hull, West Ham United (babak kelima), Manchester City (babak keempat), termasuk saat melawan Northampton Town di babak ketiga.

Mourinho mengandalkan Wayne Rooney, Michael Carrick, plus Ibrahimovic selepas jeda. Keputusan itu patut dipertanyakan karena lawan berstatus wakil kasta ketiga Liga Inggris. Namun, kebijakan Mourinho berbuah manis dan MU berjaya 3-1.

Cinta Pandangan Pertama

Jose Mourinho memenangkan Piala Liga Inggris 2005, 2007, dan 2015 bersama Chelsea. (Daily Mail)
Bersama Chelsea, Piala Liga adalah kompetisi pertama yang dimenangkan Mourinho di Inggris. Kesuksesan tersebut sekaligus mengawali dominasi keduanya. Sejak prestasi itu, mereka menguasai Liga Inggris 2004-2005, 2005-2006; Piala FA 2006-2007, plus Piala Liga Inggris 2006-2007.

Pola sama terulang ketika Mourinho kembali ke Stamford Bridge musim panas 2013. Pada kampanye pertamanya, dia langsung berusaha merebut gelar. Mourinho memprakarsai kemenangan atas Swindon Town dan Arsenal. Sayang langkahnya kemudian dihentikan Sunderland.

Namun, Mourinho membayar luka pada musim berikutnya. Dia mempersembahkan gelar Piala Liga Inggris yang diikuti mahkota Liga Inggris. Torehan tiga gelar tersebut menyandingkan Mourinho dengan George Graham dan Bob Paisley pada daftar pengoleksi trofi terbanyak. Mereka hanya tertinggal di belakang Sir Alex Ferguson dan Brian Clough yang sama-sama empat kali jadi juara.

Suntikan Moril untuk Sisa Kompetisi

Jose Mourinho memenangkan dua gelar Liga Inggris setelah menjuarai Piala Liga Inggris pada musim yang sama. (Daily Mail)
Selain masalah sentimentil, efek yang ditimbulkan selepas mengangkat trofi juga menjadi alasan mengapa Mourinho serius di Piala Liga. Piala Liga Inggris adalah kompetisi yang paling cepat berakhir. Pemenang sudah diketahui pada Februari atau Maret.

Kesuksesan itu bisa menambah semangat pemain di sisa kompetisi. Jika mereka memiliki peluang merebut gelar, suntikan moril tersebut sangat penting membantu perjuangan.  

Mourinho tahu itu. Dia berharap keberhasilan menguasai Piala Liga dapat memulihkan mental juara anak asuhnya yang memudar selepas ditinggal Ferguson. Hal ini penting jika Mourinho mau membantu MU kembali ke masa kejayaan.

Tidak hanya itu, Mourinho menyebut kesempatan tampil di stadion legendaris Wembley sebagai insentif ekstra. "Saya memenangkan Piala Liga Inggris dua kali di Cardiff. Sekarang final ajang itu berlangsung di Wembley. Maknanya pun bertambah. Maka, mengapa kami tidak coba merebutnya?" ungkap Mourinho. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya