Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PB Persani (Pengurus Besar Persatuan Senam Seluruh Indonesia) Ilya Avianti mengaku banyak mendapat tantangan untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga senam sejak dilantik sebagai pengurus baru pada 6 Desember 2016 akhir tahun lalu. Salah satunya adalah kebutuhan sponsor atau 'bapak angkat' untuk membiayai atlet.
Ilya Avianti beserta jajaran Persani baru saja melakukan kunjungan ke kantor Liputan6.com, Jumat (3/2/2017). Profesor dari Universitas Padjadjaran tersebut membeberkan kondisi memprihatinkan federasi yang dipimpinnya.
Advertisement
Baca Juga
"Kami sejujurnya tidak punya apa-apa, hanya bermodal semangat dan niat. Sejak GBK dibongkar kami keteteran karena kehilangan tempat latihan atlet dan kantor," tutur Ilya.
Dua hari setelah dilantik oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), Persani langsung menghadiri pertemuan Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Senam Asia (AGU) di Korea Selatan dan dilanjutkan datang ke Tokyo, Jepang untuk melihat kemajuan olahraga senam di negara tersebut.
Pada pertemuan Exco di Korsel, Persani mencoba mendapat restu sebagai tuan rumah Executive and Technical Committees Meetings AGU mulai tanggal 2-5 Februari 2017. Acara rutin tiap awal tahun ini bertujuan membahas perkembangan olahraga senam tingkat Asia, mulai dari program pelatihan, pengembangan, hingga rencana penyelenggaraan kejuaraan.
"Dibanding anggaran negara, sponsor swasta memegang peranan lebih besar untuk mendanai dan mengurus keperluan atlet. Kami berharap ada 'bapak angkat' untuk memberikan mereka beasiswa," tutur Ilya.
Istilah bapak angkat untuk menyebut pihak swasta bukan sesuatu yang asing dalam setiap cabang olahraga di Indonesia. Dengan adanya bapak angkat, atlet yang potensial diharapkan tak bergantung pada anggaran pemerintah untuk ikut program latihan sampai berangkat ke berbagai kejuaran.
"Senam ini kendalanya ada di biaya. Kami ingin regenerasi tidak putus dan atlet potensial bisa punya bapak angkat yang memberikan mereka beasiswa," ucap Ilya.