Polisi Malaysia Selidiki Insiden Usai Timnas Indonesia Kalah

Timnas Indonesia U-22 masih berpeluang meraih perunggu jika menang atas Myanmar.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 28 Agu 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 05:00 WIB
Timnas Indonesia U-22
Ekspresi kesedihan suporter usai Timnas Indonesia U-22 Indonesia dikalahkan Malaysia dalam laga semifinal Sea Games 2017 di Stadion Shah Alam, Sabtu (26/8). Indonesia kalah dengan Malaysia dengan skor 1-0. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Shah Alam - Dalam duel antara timnas Indonesia U-22 dan Malaysia pada semifinal sepak bola SEA Games 2017 meninggalkan kepahitan. Itu karena timnas Indonesia gagal melaju ke final usai kalah 0-1 dari tuan rumah.

Pada duel yang berlangsung di Shah Alam Stadium, Sabtu (26/8/2017) itu, timnas Indonesia U-22 takluk 0-1 akibat gol Thanabalan Nadarahah di menit ke-87. Padahal, tim Merah Putih nyaris mendominasi sepanjang jalan pertandingan.

Kekalahan itu tentu membuat masyarakat Indonesia kecewa. Itu karena mereka harus kembali menunggu datangnya medali emas sepak bola SEA Games yang terakhir kali diraih pada edisi 1991. Kekecewaan pun semakin bertambah seiring dua insiden yang terjadi.

Insiden pertama adalah soal serangan petasan yang menimpa beberapa pemain cadangan timnas Indonesia. Insiden itu terjadi saat suporter tuan rumah merayakan gol Thanabalan. Kebetulan, Ryuji Utomo, Gavin Kwan Adsit, dan Kartika Ajie sedang melakukan pemanasan di belakang gawang timnas Indonesia.

Secara tiba-tiba, ada petasan yang menghampiri ketiga pemain tersebut. Bahkan, salah satu kaki pemain timnas Indonesia sampai berdarah. Pelatih Luis Milla pun sempat angkat bicara soal insiden tersebut pada sesi konferensi pers.



Insiden lain yang tak kalah mengecewakan adalah serangan yang dialami suporter timnas Indonesia U-22. Seperti dikutip Channel New Asia, pihak kepolisian Malaysia menerima laporan soal serangan yang dialami seorang suporter timnas Indonesia berusia 30 tahun saat sedang menunggu bus.

"Korban menderita luka ringan di tangannya setelah diserang para pelaku. Ia adalah bagian dari kelompok suporter yang sedang menunggu bus saat sekelompok suporter Malaysia membuat masalah. Dan saat ia mencoba melarikan diri, ia diserang suporter Malaysia," kata Shafien Mamat, seorang petugas Kepolisian Shah Alam.

Ia pun menyatakan akan melacak keberadaan para pelaku. Penyelidikan pun akan dilakukan karena serangan tersebut melanggar pasal 147 terkait kerusuhan. Ia juga meminta masyarakat untuk segera menghubungi mereka jika mendapat informasi lebih lanjut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya