Liputan6.com, Getafe - Tak terasa Zinedine Zidane akan menjalani laga ke-100 sebagai pelatih Real Madrid. Momen itu bakal dikecap saat Madrid melawat ke markas Getafe pada pekan kedelapan Liga Spanyol 2017/2018 di Coliseum Alfonso Perez, Sabtu (14/10/2017).
Tak salah Real Madrid memberikan kepercayaan Zidane untuk menukangi tim utama pada Januari 2016. Saat itu, ia ditunjuk sebagai pengganti Rafael Benitez yang dipecat. Sebelumnya, ia bertugas sebagai pelatih tim Castilla pada Juni 2014-Januari 2016.
Advertisement
Baca Juga
Bersama Madrid, ia meraih banyak kesuksesan meski belum genap dua tahun. Dari 99 laga bersama Zidane, Los Blancos merangkai 74 kemenangan, 17 hasil imbang, dan hanya delapan kali kalah.
Statistik itu membawa Madrid meraih satu gelar Liga Spanyol, satu Piala Super Spanyol, dua Piala Super Eropa, satu Piala Dunia Antarklub, dan dua gelar Liga Champions. Dan masih banyak kesempatan bagi Zidane untuk terus menambah koleksi gelar Madrid.
Karenanya, jelang laga ke-100 sebagai pelatih tim utama, Presiden Madrid, Florentino Perez pun memberikan penghormatan kepada Zidane. Ia menuliskan kata-kata yang mendeskripsikan pelatih Prancis itu sebagai sosok luar biasa.
"Zidane akan mencapai 100 pertandingan sebagai pelatih tim. Ia termasuk dalam golongan orang luar biasa yang dipilih menjadi salah satu simbol kami. Madristas memilih legenda mereka berdasarkan apa yang mereka wakili dan apa arti mereka untuk Real Madrid," kata Perez, dilansir Football Espana.
Zidane memang sosok yang begitu istimewa bagi Real Madrid. Saat masih aktif bermain, ia sempat menjadi pemain yang dielu-elukan. Saat itu ia datang dari Juventus pada musim panas 2001.
Â
Bakat Alami
Bersama Madrid, ia melakoni 227 pertandingan, mencetak 49 gol, dan menciptakan 56 assist. Kehadirannya membawa Los Merengues memenangkan satu gelar Liga Spanyol, dua Piala Super Spanyol, satu Liga Champions, satu Piala Super Eropa, dan satu Piala Interkontinental.
"Zidane adalah orang yang memiliki bakat alami, bekerja keras, dan berkorban. ia terus mencari kesempurnaan. Ia tak pernah puas dengan rasa lapar akan kemenangan dan gelar juara. Dan ia selalu menunjukkan rasa hormat serta kerendahan hati," ujar Perez.
"Ia adalah panutan bagi pemain kami, terus mendapatkan kasih sayang dari kelompok suporter yang memujanya. Sebagai pelatih, ia telah memenangkan segalanya, seperti yang ia lakukan sebagai pemain," ia menambahkan.
Advertisement