Liputan6.com, Jakarta - Nama Choirul Huda lekat dengan Persela Lamongan. Meninggalnya Choirul Huda merupakan kehilangan besar bagi klub berjulukan Laskar Joko Tingkir tersebut.
18 tahun pengabdian Choirul Huda untuk Persela. Ia mengajarkan kita kesetiaan. Dalam masa keemasannya, Choirul Huda bukan sepi peminat, sejumlah klub menawarinya kontrak lebih bagus, tapi Persela nomor satu di hatinya.
Advertisement
Baca Juga
"Membela Persela tetap nomor satu di hati saya," kata Choirul Huda kepada Liputan6.com di Lamongan, Desember 2016.
Kesetiaan Choirul Huda disejajarkan dengan legenda AS Roma, Francesco Totti. Kiper berusia 38 tahun itu masuk dalam daftar 51 pemain paling setia di dunia versi media ternama Inggris, The Sun.
Mulai dari bermain untuk Persela di Divisi II, Huda perlahan membawa kesuksesan bagi klub kebanggaan masyarakat Lamongan itu. Perlahan tapi pasti, Persela dibawanya naik kasta, mulai Divisi I, Divisi Utama, hingga promosi ke Indonesia Super League pada 2007.
"Dia (Choirul Huda) bermain untuk tim lokalnya, dia menjalani mimpinya," kata penulis sepak bola Indonesia asal Inggris, Antony Sutton, seperti dilansir BBC Sports.
"Dia hanya senang dengan kehidupannya dan bahagia di kotanya," tambahnya.
Sutton yang telah bertahun-tahun mengikuti sepak bola Indonesia menganggap Choirul Huda sebagai legenda. Menurut Sutton, cita-cita Choirul Huda tak muluk, yakni ingin menjadi pelatih kiper seusai gantung sepatu.
"Dia pria dengan satu klub. Dia tidak pernah membuat keributan tentang apa pun. Dia menyukai apa yang dia lakukan, tapi melakukannya dengan cara yang sangat sederhana," katanya.
Tidak sedikit bintang sepak bola dunia yang turut berduka atas kepergiannya seperti Petr Cech, Paul Pogba, dan Marc Andre Ter Stegen. Kesetiannya untuk satu klub membuat Choirul Huda mendapat respek besar.
Bahkan, Organisasi sepak bola dunia, FIFA, turut berduka atas meninggalnya Choirul Huda. Lembaga yang bermakas di Zurich, Swiss, itu menyatakan ikut merasakan kehilangan.
"Our sincere condolences to the family, friends and team-mates of Choirul Huda," demikian bunyi pernyataan FIFA.
Dia nyaris mengenakan seragam Timnas Indonesia pada 2014 saat dipanggil Alfred Riedl untuk menghadapi Arab Saudi di kualifikasi Piala Asia 2015. Sayang, Choirul Huda tak diberikan kesempatan tampil dan duduk di bangku cadangan.
Choirul Huda adalah panutan baik untuk kawan maupun lawan. Ribuan orang mengiringi pemakaman pria bertubuh 181 cm itu. Ia dikenang karena kesetiaannya.
Pemerintah Kabupaten Lamongan berencana mengabadikan nama Choirul Huda. Bupati Lamongan Fadeli mengaku masih menimbang beberapa masukan terkait rencana mengabadikan nama Choirul Huda. "Ada yang memberikan masukan bikin patung, nama jalan, nama stadion, dan tribun Choirul Huda, kami masih memikirkan itu karena prestasi Choirul Huda," kata Fadeli di Lamongan, Selasa (17/10/2017), seperti dinukil dari Antara.
Kita tentu tidak berharap terjadi lagi insiden serupa dengan Choirul Huda. Penanganan pertama terhadap cedera pemain di lapangan jelas perlu dievaluasi demi kejadian tak berulang.
Semoga beristirahat dengan tenang, Cak Huda.