Empat Alasan Lorenzo Wajib Kompetitif di MotoGP 2018

Lorenzo tak bisa berkilah lagi jika gagal di MotoGP 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 30 Des 2017, 11:30 WIB
Jorge Lorenzo
Jorge Lorenzo sampai saat ini masih menjadi pebalap tersukses di MotoGP Valencia. (dok. MotoGP Valencia)

Liputan6.com, Bologna - Jorge Lorenzo setidaknya harus mengubah kebiasaannya untuk melontarkan kritikan pedas terhadap kekurangan motor Desmosedici yang dikendarainya di MotoGP 2018 ini. Itu karena masa baktinya bersama tim Ducati Corse akan berakhir musim depan.

Pabrikan Italia tentunya tidak ingin mengeluarkan banyak biaya jika X-Fuera kembali meraih hasil minor di MotoGP 2018. Mengubah kebiasaan mengendarai motor Yamaha dan Ducati memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi waktu Lorenzo untuk beradaptasi dengan motor Desmosedici GP17 sudah terlalu lama.

Karena itu, jika Andrea Dovizioso kembali menampilkan performa yang kompetitif di musim depan, maka Lorenzo harus mencari cara untuk mengatasi tekanan. Ada empat hal yang harus dilakukan X-Fuera di musim depan.

Ini sebagaimana disampaikan pengamat MotoGP, Carlo Pernat. Dia mengatakan setidaknya ada empat alasan mengapa Lorenzo harus bangkit.

"Lorenzo harus menang karena berbagai alasan. Pertama, karena dia adalah juara dunia lima kali dan dia adalah pembalap yang sangat berbakat. Kedua, Jorge dibayar tinggi. Ketiga, karena sekarang Ducati adalah motor yang bagus dan terakhir karena dia berada di tahun keduanya," ungkap Pernat seperti dikutip dari GPOne, Sabtu (30/12/2017).

 

 

Kesalahan Lorenzo

Pebalap Ducati, Jorge Lorenzo, percaya diri bisa meraih kesuksesan di MotoGP 2018 karena sudah mulai memahami karakteristik motor Ducati Desmosedici GP18. (dok. MotoGP)

Lorenzo, disebutnya, tak berkilah dan menyalahkan motor Ducati jika gagal lagi musim ini. Soalnya, jika melihat prestasi Dovizioso, maka sulit bagi Lorenzo untuk mencari alasan mengapa tidak mendapatkan hasil bagus.

"Inilah empat alasan mengapa Lorenzo harus melakukannya dengan baik. Jika dia tidak berhasil, saya pikir ini murni kesalahannya bukan Ducati. Untuk saat ini, kami tidak lagi membicarakan Ducati yang hanya berhasil dengan Stoner.Saya pikir Lorenzo melakukan beberapa hal baik menjelang akhir musim, tapi dia harus diharapkan menjadi pesaing gelar juara," katanya.

Lalu bagaimana jika Lorenzo tidak berhasil melakukan capaian di musim depan? Pernat mengaku ragu Ducati bakal mempertahankannya di tahun 2019. "Jika Jorge tidak sukses, itu akan menjadi musim yang terbuang. Bagaimanapun, saya ragu dia bakal membarui kontraknya dengan tim yang sama pada tahun 2019," pungkas Pernat.

Dirindukan Yamaha

Max Biaggi menilai Jorge Lorenzo sudah mulai memahami karakteristik motor Ducati dan siap bersaing gelar dengan Marc Marquez di MotoGP 2018. (dok. MotoGP)

Sementara itu, bos Yamaha, Lin Jarvis, tampaknya tak bisa melupakan sosok Jorge Lorenzo. Terbukti, Jarvis mengaku merindukan sosok pebalap asal Spanyol itu.

Bersama Yamaha, Lorenzo mencapai puncak kejayaan di kancah MotoGP. Tiga gelar juara dunia MotoGP berhasil digenggamnya. Namun, pada akhir musim 2016 pebalap asal Spanyol tersebut memutuskan untuk hengkang ke Ducati.

"Tentu saja kami memiliki hubungan yang panjang dengan Lorenzo, dia memenangi tiga gelar juara dunia bersama Yamaha. Jadi, banyak kenangan manis yang diberikan Lorenzo dan kami masih sering melihatnya berada di paddock," ujar Jarvis dikutip dari Fox Sports, Jumat (29/12/2017). (David Permana)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya