Liputan6.com, Jakarta - Sejak akhir November 2017, Indra Sjafri tak lagi menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19. Namun, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha menyebut tenaga dan pikiran Indra Sjafri tetap dibutuhkan PSSI.
Indra Sjafri memang gagal mempersembahkan prestasi tertinggi di dua ajang terkini bersama timnas Indonesia U-19. Target juara yang dipasang di Piala AFF U-18 2017 tak terwujud. Begitu juga dengan penampilan Garuda Nusantara di Pra Piala Asia U-19 2018 yang berakhir mengecewakan.
Advertisement
Baca Juga
Meski begitu, PSSI memastikan pelatih asal Sumatera Barat itu memiliki peran vital dalam pembinaan sepak bola Indonesia ke depannya. Maklum, PSSI akan menggalakkan program talent scouting di seluruh kompetisi usia muda, termasuk timnas Indonesia U-19.
"Dengan statuta baru, nantinya salah satu terobosan PSSI adalah untuk menjangkau lembaga terafiliasi PSSI, salah satunya adalah SSB. Kami berharap bisa memiliki satu panel yang akan melakukan riset penuh selama satu tahun untuk pengembangan filanesia (filosofi sepak bola Indonesia)," kata Tisha di Kantor PSSI, Kamis (4/1/2018).
Tisha menambahkan, "Perlu diketahui filanesia yang kita punya saat ini baru langkah awal untuk fisik kurikulum saja, belum berupa hasil telaah filosofi sepak bola Indonesia. Jadi bagaimana nanti posisi Indra Sjafri di dalam panel tersebut karena kita sebenarnya butuh 100 Indra Sjafri lainnya."
Mulai 2018
Tisha melanjutkan, program pembentukan panel tersebut akan terealiasasi dan mulai berjalan mulai awal 2018. Di sana lah Indra Sjafri akan memiliki peran vital. Secara jangka panjang ia akan dilibatkan dalam flanel-flanel filanesia
"Untuk jangka pendek, dalam satu tahun ini ia akan membantu dalam area reset tersebut karena kita memiliki target untuk menjaring pemain kelahiran 2005, 2006, 2007," Tisha menjelaskan. "Kita harus punya database yang kuat untuk memonitor pemain dari tahun ke tahun."
Advertisement
Mengacu Olimpiade
Tujuan dari program PSSI tersebut adalah mengacu pada Olimpiade 2004. Siapa pun pelatihnya nanti, program tersebut akan membantu sang pelatih saat ingin membentuk tim Olimpiade.
Artinya, pelatih tersebut akan memiliki data secara jelas soal para pemain, mulai dari penampilan, tingkah laku, sejarah cedera, hingga soal kartu kuning maupun kartu merah.