Bulu Tangkis: Indonesia Akan Pertahankan Skor 21

Selain Indonesia, asosiasi bulu tangkis Tiongkok, Denmark, India, Korea Selatan, dan Malaysia juga sempat mempertanyakan aturan-aturan baru BWF.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 09 Mar 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2018, 07:00 WIB
Kejurnas PBSI 2017 Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Siap Digelar
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia akan mempertahankan skor 21 pada pertandingan bulu tangkis internasional dalam rapat dengan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) saat turnamen All England 2018 di Birmingham, Inggris, pada 14-18 Maret.

"Kami bersama negara-negara lain di Asia akan kompak untuk mempertahankan skor 21 karena ada wacana perubahan skor dari pihak Eropa menjadi 5 x 11 poin," kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Achmad Budiharto di Jakarta, Kamis (8/3/2018), seperti dinukil dari Antara.

Budiharto mengatakan, sejumlah atlet pemusatan pelatnas bulu tangkis bahkan telah menandatangani pernyataan dukungan terhadap skor 21. Selain meminta skor 21 tetap dipertahankan, tim Indonesia juga mengantisipasi aturan servis setinggi 115 cm yang dapat memengaruhi pertandingan.

"Atlet-atlet kami sudah mempersiapkan aturan baru itu dan mengantisipasi jika lawan memanfaatkan celah ketinggian servis itu. Kami harap tidak ada masalah penyesuaian bagi atlet-atlet kami," ucap Budiharto.

Tidak Hanya Indonesia

Susy Susanti
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti. (Humas PP PBSI)

Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan Indonesia belum mendapat penjelasan detail dari BWF terkait aturan baru ketinggian pukulan servis 115 cm dan rencana penerapan 11 poin pada setiap gim.

"Kami mungkin akan mengirim surat kepada BWF terkait aturan-aturan baru dalam pertandingan internasional, termasuk keharusan atlet untuk mengikuti 12 kejuaraan internasional. Padahal, itu akan memengaruhi kondisi atlet," paparya.

Selain Indonesia, Susy menyebut asosiasi bulu tangkis Tiongkok, Denmark, India, Korea Selatan, dan Malaysia juga sempat mempertanyakan aturan-aturan baru BWF. "Risiko aturan baru 11 poin dengan lima gim misalnya, pola dan strategi permainan atlet akan berubah, latihan juga berubah. Jangan sampai aturan itu hanya menguntungkan sponsor, tapi justru merugikan atlet-atlet," tandas Susy.

Satu Gelar

20170312-Ganda Putra Kevin-Marcus Juarai All England 2017-AP
Ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon meluapkan kegembiraan setelah berhasil mengalahkan ganda putra Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen pada ajang All England Open 2017 di Inggris, Minggu (12/3). (AP Photo/Rui Vieira)

Terkait All England, Budiharto menyebutkan Indonesia menargetkan gelar nomor ganda putra di turnamen premier of premier BWF tersebut. "Peluang utama kami tentu pada ganda putra karena kami punya pasangan unggulan pertama. Tapi, kami juga berharap pada ganda campuran ataupun ganda putri. Selain itu, kami juga ingin tunggal putra menciptakan kejutan dalam All England," ujar Budiharto.

Tahun lalu, Indonesia membawa pulang satu gelar melalui pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon / Kevin Sanjaya Sukamuljo. Marcus / Kevin mengalahkan Li Junhui / Liu Yuchen dari Tiongkok dengan skor 21-19 dan 21-14.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya