Liputan6.com, Jakarta - Persija Jakarta kesulitan untuk menggunakan stadion-stadion yang ada di ibu kota dan sekitarnya mulai Mei 2018. Itu lantaran penyelenggaraan Asian Games 2018 semakin dekat.
Mulai Mei 2018, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) bakal dipagari oleh panitia pelaksana, Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) untuk kegiatan di luar kepentingan Asian Games 2018. Pesta olahraga terbesar di Asia ini baru akan dimulai pada 18 Agustus - 2 September 2018.
Advertisement
Baca Juga
SUGBK bukan tempat untuk menggelar pertandingan cabang olahraga (cabor) sepak bola Asian Games. Akan tetapi, venue yang baru selesai dipercantik itu bakal diplot sebagai lokasi upacara pembukaan dan penutupan.
Sementara itu, kans Persija untuk berkandang di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, dan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor juga bakal sirna. Sebab, kedua arena itu tengah dalam renovasi untuk menggelar partai cabor sepakbola Asian Games 2018.
Kebijakan Inasgoc yang melarang SUGBK dipakai kegiatan lain pada Mei 2018 membuat Persija kebingungan. Oleh karena itu, tim berjuluk Macan Kemayoran ini telah mempersiapkan langkah-langkah untuk melobi Inasgoc. Mulai dari berkirim surat ke Wakil Presiden Jusuf Kalla, mengadakan pertemuan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, sampai melapor Wakapolri, Komjen. Pol. Drs. Syafruddin.
"Saya tidak mau mempergunakan kewenangan yang melampaui batas yang saya miliki. Jadi saya akan berjuang dulu semaksimal mungkin, setelah saya tidak mampu baru saya lapor ke Pembina (Syafruddin) saya," ujar Direktur Utama Persija, I Gede Widiade.
Upaya Terakhir
Upaya terakhir yang dapat dilakukan Persija ialah mengadukan persoalan ini kepada Syafruddin. Pria berusia 56 tahun tersebut merupakan pembina, penasihat, sekaligus pelindung bagi Macan Kemayoran.
Selain itu, Syafruddin juga menduduki posisi penting dalam kaitannya dengan Asian Games 2018. Mantan Ajudan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pada 2004 tersebut berperan sebagai Chief de Mission (CdM) atau Ketua Kontingen Indonesia.
“Pembina saya ini sangat welcome dan sangat memperhatikan. Tapi kalau saya masih mampu kenapa harus melibatkan beliau,” ujar Gede.
“Kenapa beliau menjadi pelindung dan pembina kita, karena beliau peduli. Sebab, tidak ada lagi yang peduli dengan Persija,” katanya menambahkan.
Advertisement
Rencana Persija
Untuk saat ini, Gede tidak akan mengadukan peliknya menggunakan stadion di ibu kota dan sekitarnya kepada Syafruddin. Pengusaha asal Surabaya tersebut telah memiliki beberapa rencana untuk melobi Inasgoc. Kalau tidak ampuh, baru Gede akan memberikan laporan kepada pembina Persija itu.
“Saya akan bertemu Direktur Utama PPKGBK (Winarto), untuk ditanyakan ke Menpora (Imam Nahrawi), apakah kita dapat menggunakan salah satu dari tiga stadion di atas. Setelah itu, kita baru menghadap Pak Syafruddin untuk melaporkan. Pak, plan A begini, tapi gagal. Plan B begini. Itu yang belum kita lakukan,” tutup Gede.