Liputan6.com, Las Vegas - Dugaan pelecehan seksual Cristiano Ronaldo memasuki babak baru. Polisi akan memeriksa bukti kunci berupa rape kit milik korban Kathryn Mayorga.
Mayorga melakukan pemeriksaan medis beberapa jam setelah diperkosa Ronaldo pada 2009. Namun, karena saat itu Mayorga tidak menyebut identitas penyerangnya, bukti ini tidak diproses dan hanya disimpan.
Advertisement
Baca Juga
Baru sekarang rape kit itu dianalisa karena Mayorga meminta aparat membuka kembali kasus ini. Dia sebelumnya hanya diam karena takut intimidasi Ronaldo.
Dia juga menandatangani perjanjian berupa uang tutup mulut senilai 375 ribu dolar AS agar tidak melapor ke polisi. Mayorga berubah pikiran baru-baru ini karena tergerak lewat kampanye #MeToo di media sosial.
"Gerakan #MeToo dan para perempuan yang mengungkapkan serangan seksual terhadap mereka telah memberinya banyak keberanian," kata penasihat hukum Mayorga, Leslie Stovall, dilansir The Sun.
Gerakan #MeToo
Hastag #MeToo muncul sejak Oktober 2017. Gerakan ini dipicu tuduhan pelecehan seksual oleh produser film Harvey Weinstein.
Sejumlah aktris Hollywood terkenal, di antaranya Alyssa Milano, Gwyneth Paltrow, Ashley Judd, Jennifer Lawrence, dan Uma Thurman sudah buka suara dan mengaku telah menjadi korban perilaku yang tidak pantas.
Advertisement
Depresi dan Ingin Bunuh Diri
Rape kit ini menjadi bukti Mayorga untuk menyeret Ronaldo ke pengadilan. Mayorga juga menyerahkan salinan perjanjian rahasia dengan Ronaldo dan evaluasi psikiatri kepada pengacaranya.
"Sejak mengalami kekerasan seksual tahun 2009, dia mengalami depresi, gangguan pikiran, keinginan bunuh diri, kecanduan alkohol, serta kesulitan bersosialisasi," ujar pengacara Mayorga lainnya, Larissa Drohobyczer.
Bantahan Ronaldo
Cristiano Ronaldo sudah membantah tuduhan Mayorga. Dia menegaskan ada pihak yang ingin memanfaatkan ketenarannya.
Advertisement