Tanpa AIBA, Tinju Tetap Tampil di Olimpiade 2020

Kesetaraan gender juga menjadi perhatian IOC dalam penyelenggaraan cabor tinju pada Olimpiade 2020 mendatang.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 24 Mei 2019, 14:30 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2019, 14:30 WIB
Kenalkan Miraitowa dan Someity Maskot Olimpiade Tokyo 2020
Maskot Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020, Miraitowa (kiri) dan Someity (kanan) saat debut mereka di Tokyo, Jepang, Minggu (22/7). Panitia mengatakan 16.769 sekolah di seluruh negeri ambil bagian dalam pemilihan maskot tersebut. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Para petinju amatir yang berniat tampil di Olimpiade 2020 akhirnya bisa bernapas lega. Persiapan mereka selama ini tidak jadi sia-sia karena International Olympic Committee (IOC) batal mencoret cabang olahraga tinju dari ajang multieven empat tahunan tersebut.

Wacana ini sempat berkembang menyusul kacaunya pengelolaan organisasi tinju amatir dunia (AIBA). Namun belakangan IOC memilih tetap menyertakan tinju pada Olimpiade yang akan berlangsung tahun depan tapi melarang AIBA ikut campur.

Keputusan ini diambil oleh dewan eksekutif IOC, Rabu (22/5/2019) waktu setempat. Laporan setebal 30 halaman yang diterbitkan juga mencakup hasil penyelidikan terhadap keuangan dan tata kelola ogranisasi AIBA yang bertahun-tahun mengalami kekacauan. 

IOC sendiri telah membekukan AIBA pada Desember 2017. Ini bermula dari penyelidikan yang dilakukan IOC terhadap etika dan pengelolaan keuangan AIBA pada November lalu. Sementara pada bulan Oktober, IOC telah menjatuhkan larangan seumur hidup bagi mantan presiden AIBA, CK Wu atas kelalaian dan kesalahan manajemen keuangan. 

Tanpa kehadiran AIBA, IOC membentuk satuan tugas untuk mengatur jalannya pertandingan tinju pada Olimpiade di Tokyo, Jepang, 2020 nanti. Lembaga ini akan dipimpin oleh salah seorang anggota IOC dan ketua federasi senam internasional, Morinari Watanabe.  

"Tentu ini penting bagi para atlet yang telah berlatih dan mempersiapkan diri," kata John Coates, pria yang dipercaya IOC mengawasi kelancaran pertandingan usai pertemuan di Tokyo seperti dilansir BBC.

"Tentu ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh anggota dewan, tuan Watanabe tapi kami sama sekali tidak ragu kerjasama OC mampu memenuhi harapan dan mimpi atlet."

Kesetaraan Gender

Logo Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020
Logo Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020

Sementara itu, IOC telah memprioritaskan kesetaraan gender pada Olimpiade 2020 mendatang. Hanya saja, dalam dua Olimpiade terakhir, jumlah medali yang diberebutkan pada cabor tinju belum berimbang, yakni 10 kelas untuk kategori putra dan 3 kelas untuk putri. 

"Yakinlah Anda, siapapun penyelenggara Olimpiade akan menekankan prinsip kesetaraan gender untuk tinju," kata Presiden IOC, Thomas Bach pada awal bulan ini.

Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pihak penyelenggara. Apalagi tanpa kehadiran AIBA. Meski demikian, Watanabe sebagai pimpinan satgas optimistis mampu memenuhinya. 

"Kesetaraan gender adalah hal yang sehat," kata pria berusia 60 tahun itu. 

"Dan olahraga hanyalah salah satu elemen dalam akal sehat tersebut," katanya. 

 

Libatkan Organisasi Tinju Profesional?

Ilustrasi sarung tinju
Ilustrasi sarung tinju

Mengelola tinju tentu menjadi hal baru bagi Watanabe. Namun dia belum bisa memastikan apakah dia akan meminta bantuan organisasi tinju profesional pada Olimpiade 2020 nanti. 

"Maaf, saya belum punya gambaran. Saya tidak tahu organisasi tinju di dunia," katanya. 

"Saya ingin minta opini publik sehingga saya bisa menemukan jalan terbaik bagi para atlet maupun keadilan," kata Watanabe. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya