3 Pemain yang Paling Mengecewakan Maurizio Sarri di Chelsea

Maurizio Sarri meneken kontrak dengan durasi tiga tahun di Juventus usai tak melanjutkan kariernya di Chelsea.

oleh Ario Yosia diperbarui 06 Jul 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2019, 05:00 WIB
Maurizio Sarri
Mantan pelatih Chelsea yang kini menangani Maurizio Sarri. (AFP/Tiziani Fabi)

Jakarta - Maurizio Sarri sudah resmi ditunjuk sebagai pelatih baru Juventus. Eks pelatih Napoli itu meneken kontrak dengan durasi tiga tahun dengan juara Serie A tersebut usai tak melanjutkan kariernya di Chelsea.

Pria berusia 60 tahun itu sekarang punya kesempatan untuk melatih skuat yang sangat berbakat yang dipimpin oleh Cristiano Ronaldo. Sarri akhirnya mendapatkan pekerjaan impiannya setelah periode yang sulit di Chelsea.

Sebelum tiba di Stamford Bridge, Sarri belum pernah memenangkan trofi di pentas domestik maupun Eropa. Namun, ia berhasil mengakhiri rekor buruk tersebut dengan meraih trofi Liga Europa bersama The Blues.

Namun, pengalaman Sarri di Inggris bisa dibilang tidak terlalu menyenangkan. Ia kerap mendapatkan banyak kritik dari fans dan juga pengamat sepak bola terkait dengan gaya permainannya.

Alhasil, Sarri akhirnya memutuskan berpisah dengan Chelsea pada musim panas ini. Kegagalan Sarri di London sebagian disebabkan oleh taktiknya tetapi para pemain juga memainkan peran.

Berikut ini tiga pemain Chelsea yang paling mengecewakan Maurizio Sarri seperti dilansir Sportskeeda.

Jorginho

Euforia Pemain Chelsea Lolos ke Final Liga Europa
Gelandang Chelsea, Jorginho dan asisten pelatih Zola berselebrasi setelah pertandingan melawan Eintracht Frankfurt pada semifinal Liga Europa di stadion Stamford Bridge, London (10/5/2019). Chelsea menang adu penalti atas Eintracht Frankfurt setelah laga berakhir imbang 1-1. (AP Photo/Alastair Grant

Direkrut dengan biaya 50 juta pounds, pemain kelahiran Brasil itu akan menjadi dasar dari permainan Sarri-Ball di Chelsea.

Statistik passing Jorginho yang luar biasa disorot sebagai kekuatan utamanya dan ia bisa membawa kualitas ke Stamford Bridge. Musim lalu, pemain berusia 27 tahun itu mempunyai akurasi operan 89,3%, membuat 3,118 operan sepanjang musim Premier League.

Di atas kertas itu menyenangkan, pada kenyataannya, performa Jorginho tidak yang sama seperti di Serie A, terutama mengingat ia tidak bisa membuat satu assist.

Sepak bola Inggris dimainkan pada level yang jauh lebih cepat dan ganas dibandingkan dengan Italia dan pada akhir musim, Jorginho masih tidak belum bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan fisik di Premier League.

Marcos Alonso

Barcelona, Bursa Transsfer 2017, Marcos Alonso
Bek Chelsea, Marcos Alonso dikabarkan sedang diincar Barcelona berkat penampilan gemilangnya bersama The Blues di Premier League. menanggapi hal tersebut Alonso pun merasa tersanjung. (AFP/Ben Stansall)

Salah satu pemain penting di era Antonio Conte, Marcos Alonso didatangkan karena kualitas menyerang yang lebih baik daripada atribut defensifnya. Dalam serangan, Alonso dikenal sangat produktif dengan berkontribusi 26 gol dalam 120 penampilan di Premier League.

Namun, seiring berjalannya waktu, Alonso menjadi titik lemah Chelsea di belakang dan sering meninggalkan ruang kosong di pertahanan. Ruang itu bisa dieksploitasi beberapa tim lawan pada musim lalu.

Pada pertengahan musim, para penggemar sering meminta agar Emerson dimainkan ketimbang Alonso. Sarri akhirnya mengakui kesalahannya dan memberi kesempatan Emerson dalam 10 penampilan di Premier League.

Alonso mengecewakan manajernya dengan semua penampilan buruknya. Pemain Spanyol itu tidak mampu meningkatkan performa buruknya dan akhirnya kehilangan tempatnya di tim nasional Spanyol.

David Luiz

Chelsea vs Arsenal
Bek Chelsea, David Luiz, berebut bola dengan striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, pada laga final Liga Eropa di Baku Olympic Stadium, Kamis (30/5) dini hari WIB. Chelsea menang 4-1 atas Arsenal. (AP Photo/Luca Bruno)

David Luiz merupakan salah satu sosok yang sangat identik dengan Chelsea selama sepuluh tahun terakhir. Meski sempat hengkang ke Perancis, penggemar Chelsea masih menganggap Luiz sebagai legenda The Blues dan sosok penting di klub.

Sarri mempercayai David Luiz dengan sepenuh hati untuk menjadi kapten dan pemimpin di pertahanannya. Dia dan Antonio Rudiger menjadi pilihan utama Sarri. Sementara itu, Andreas Christensen dan Gary Cahill tidak mendapat kesempatan. Namun, meski sudah mendapat kepercayaan penuh dari Sarri, pemain Brasil itu tidak bisa membalasnya.

Pemain berusia 33 tahun itu tidak bisa tampil sesuai yang diharapkan. Alih-alih menjadi pemimpin, Luiz malah harus berada di bawah bayang-bayang Rudiger sepanjang musim.

Jika bukan karena hukuman larangan transfer selama satu musim, The Blues pasti sudah berada di bursa transfer untuk mencari bek tengah baru sebagai rekan duet Rudiger.

Sumber: Bola.net

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya