ONE Championship: Eko Roni Saputra Sudah Tidak Sabar Bertarung di Jakarta

Eko Roni Saputra akan menghadapi atlet Filipina Kaji 'Alpha' Ebin dalam perhelatan ONE Championship bertajuk Dawn of Valor di Jakarta, 25 Oktober 2019.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 26 Sep 2019, 20:10 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 20:10 WIB
Eko Roni Saputra - One Championship
Atlet One Championship Eko Roni Saputra. (foto: istimewa)

 

Liputan6.com, Jakarta - Bintang ONE Championship Eko Roni Saputra sudah tidak sabar tampil di hadapan para pendukungnya di Jakarta. Ia sudah tinggal setahun di Singapura untuk berlatih bersama Evolve MMA.

Eko dijadwalkan berlaga dalam perhelatan ONE Championship bertajuk Dawn of Valor di Istora Senayan, Jakarta, 25 Oktober 2019. Ia akan menghadapi atlet Filipina Kaji 'Alpha' Ebin dalam tiga ronde.

"Sangat luar biasa bisa main di negara sendiri. Merupakan Kebanggaan juga jadi harus bisa mempersembahkan yang terbaik." ujar atlet yang lahir dan besar di Samarinda, Kalimantan Timur ini.

Laga nanti adalah yang kedua bagi Eko Roni, setelah tampil perdana pada April lalu di Manila, Filipina, dalam ajang bertajuk ONE Championship: Roots of Honor. Saat itu, ia harus mengakui keunggulan atlet Singapura Nico Soe setelah pelipisnya terluka.

"Dengan saya bermain bermain di Jakarta, saya mau fokus dan tidak mau mengulang kesalahan kemarin. Karena di Manila enggak sesuai harapan kemarin," ucapnya.

"Dalam olahraga kita enggak tahu dan semua bisa terjadi di dalam ring," imbuh Eko.

 

 

Berlatih Bersama Juara Dunia

Eko Roni Saputra - One Championship
Petarung ONE Championship Eko Roni Saputra (kanan). (foto: istimewa)

Eko Roni ingin mempertunjukan keahliannya setelah berlatih bersama para Juara Dunia selama satu tahun terakhir. Seperti diketahui, ia tinggal di Singapura setelah berjuang membawa bendera Merah Putih di Asian Games lalu.

Selama di sana, keahlian Eko Roni terus diasah, terutama keterampilannya dalam berbagai disiplin ilmu bela diri selain gulat yang telah dikuasai. Disiplin ilmu bela diri itu antara lain tinju, Muay Thai, dan Brasilian Jiu-Jitsu.

Di salah satu sasana terbaik dalam dunia tersebut, Eko menempa mentalnya agar bisa konsisten menampilkan yang terbaik. "Sejauh ini saya selalu ambil kelas tambahan, karena saya ketinggalan di boxing, BJJ, dan Muay Thai," ungkapnya.

"Ada sedikit strategi yang harus disiapkan oleh pelatih. [Kaji] kurang lebih karakternya seperti Nico Soe, yang punya kelebihan dalam berduel stand up. Tendangannya lumayan dan pukulannya juga kuat karena latar belakang dia lebih ke Muay Thai."

Sebagai atlet berlatar belakang gulat, Ekor sadar memiliki kelebihan dalam duel ground sehingga bakal menyasar duel bawah. "Jadi saya harus banyak takedown. Tapi bukan berarti saya mengabaikan main di atas juga," jelas atlet berusia 28 tahun ini.

 

Wajib Menang

Eko menyebut kemenangan wajib diraihnya. Ini mengingat ada banyak atlet berkualitas di divisi strawweight, termasuk sang juara bertahan Josua 'The Passion' Pacio asal Filipina.

Semakin banyak kemenangan yang diraih, maka kesempatan untuk menjadi atlet pertama Indonesia yang menyandang gelar juara dunia di organisasi bela diri terbesar di dunia ini akan semakin terbuka lebar. Namun, Eko Roni tak ingin gegabah.

"Pasti ingin menang apalagi di negara sendiri dan keinginan untuk menang cepat tentu saja ada. Tapi, harus antisipasi juga," ucap Eko. "Di dalam arena tidak bisa memastikan bagaimana laga akan berjalan, tapi saya kira semua akan berjalan cepat."

"Targetnya, semoga bisa menang di ronde kedua lewat submission," tegas Eko.

Bagi Eko, tampil di Jakarta merupakan kesempatan untuk memperkenalkan diri lebih jauh pada pendukung tuan rumah. "Di dunia olahraga banyak yang sudah mengenal saya, tetapi mungkin masyarakat umum belum. Teman-teman dari Jakarta dan Tangerang sudah antusias ingin nonton juga," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya