14 Hasil Duel Paling Bikin Syok di Liga Inggris Sejak 2006

Simak berikut ini hasil-hasil laga paling mengejutkan di tiap musim Liga Inggris sejak 2006.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 28 Nov 2019, 20:15 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2019, 20:15 WIB
Logo Premier League
Logo Premier League (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta - Liga Inggris disebut-sebut sebagai liga terbaik di Eropa. Hal itu setidaknya diakui Jose Mourinho, manajer baru Tottenham Hotspur, yang juga pernah melatih di negara-negara lain di Eropa.

"Bisakah Anda bilang sekarang siapa yang akan menjuarai Liga Inggris? Anda tak bisa menjawabnya," kata Mourinho pada 2014, seperti dilansir Give Me Sport, Kamis (28/11/2019).  

"Apakah Anda bisa tim mana saja yang akan terlempar dari zona Liga Champions? Anda tak bisa bilang," imbuh Mourinho. 

Papan atas Premier League sulit diprediksi. Saat ini, Manchester United dan Arsenal masih tercecer di luar posisi tujuh besar. Tim-tim yang terseok-seok di zona degradasi kadang juga memberi kejutan dengan mengalahkan tim-tim raksasa. 

Salah satu buktinya muncul musim ini. Norwich City berhasil mengalahkan juara bertahan Manchester City pada September 2019. Hasil itu cukup mengejutkan. 

Hasil-hasil mengejutkan seperti itu bukan pemandangan aneh di Premier League. Berikut ini hasil-hasil paling mengejutkan di tiap musim Liga Inggris sejak 2006, seperti dilansir Give Me Sport. 

 

2006: Middlesbrough 3-0 Chelsea

Jose Mourinho
Jose Mourinho. (AFP/Oli Scarff)

Chelsea datang ke Middlesbrough pada Februari 2006 dengan menempati peringkat pertama klasemen Premier League. The Blues hanya kalah satu kali sepanjang musim. 

Namun, tim besutan Jose Mourinho dibuat babak belur di Riverstade Stadium. Middlesbrough mencetak tiga gol tanpa balas, melalui Fabio Rochemback, Stewart Downing, dan Yakubu.

Tapi, kekalahan itu tak mencegah Chelsea meraih gelar Premier League pada akhir musim. 

 

2007: Portsmouth 7-4 Reading

Benjani Mwaruwari
Benjani Mwaruwari saat memperkuat Portsmouth. (AFP/Paul Ellis)

Kehebohan terjadi ketika Portsmouth menjamu Reading di Fratton Park pada September 2007. Pertandingan itu menjadi laga dengan skor tertinggi dalam sejarah Premier League, bahkan punya laman Wikipedia sendiri. 

Benjani melesakkan hattrick untuk tim tuan rumah dan total ada sembilan pemain berbeda yang mencatatkan namanya di papan skor. 

Portsmouth: Benjani 6’, 37’, 70’, Hermann Hreidarsson 55’, Niko Kranjcar 75’, Ivar Ingimarsson 81’ (og), Sulley Muntari 90+2’ (pen)

Reading: Stephen Hunt 45’, Dave Kitson 48’, Shane Long 79’, Sol Campbell 90+4’ (og)

 

2008: Middlesbrough 8-1 Manchester City

Sven-Goran Eriksson (© AFP 2008)
Sven-Goran Eriksson. (AFP /Alfredo Estrella)

Musim 2007-2008 berakhir dengan hasil memalukan bagi Manchester City. Richard Dunne mendapat kartu merah pada menit ke-15 dan setelah itu Manchester City menuju kehancuran. 

Afonso Alves mencetak hattrick untuk Middlesbrough. Itu merupakan laga terakhir Sven-Goran Eriksson menangani City. Benar-benar cara yang buruk bagi Eriksson untuk menyudahi petualangan bersama City. 

 

2009: Wigan 3-1 Chelsea

img_rodallega.jpg
Striker Wigan Athletic, Hugo Rodallega. (AFP/Andrew Yates)

Hasil pertandingan itu benar-benar sulit diprediksi. Chelsea tampil spektakuler pada musim 2009-2010, dengan menjuarai Premier League dan Piala FA. 

The Blues mencetak lebih dari 100 gol di liga dan memiliki pemain-pemain ikonik seperti Didier Drogba, Frank Lampard, John Terry, dan Petr Cech.

Namun, pada 26 September mereka mengalami kekalahan pertama pada musim tersebut dengan memalukan. Wigan mengejutkan Chelsea dengan menang 3-1 pada duel di DW Stadium. 

Tiga gol Wigan dilesakkan masing-masing oleh Titus Bramble, Hugo Rodallega, dan Paul Scharner. 

Pada musim itu, Wigan finis hanya delapan poin di atas zona degradasi. Mereka kalah 1-9 dari Tootenham Hotspur. Namun, kemenangan 3-1 di DW Stadium atas Chelsea tetap menjadi torehan mengesankan bagi Wigan. 

 

2010: Liverpool 1-2 Blackpool

img_liv-blackpool.jpg
Selebrasi kapten Blackpool Charlie Adam seusai menjebol gawang Liverpool dari titik penalti dalam laga lanjutan EPL di Anfield Stadium, 3 Oktober 2010. Blackpool menang 2-1.( AFP/Andrew Yates)

Blackpool menjadi tim yang menyenangkan dilihat pada musim 2010-2011. Mereka terlibat dalam pertandingan-pertandingan dengan skor besar, termasuk kekalahan 3-5 dari Everton, kemenangan 4-3 atas Bolton Wanderers dan kalah 0-6 dari Arsenal. 

Hasil-hasil dengan skor besar itu tak lepas dari gaya menyerang yang diadopsi Blackpool. Namun, pertandingan yang paling diingat pada musim itu adalah saat Blackpool mengalahkan Liverpool 2-1 di Anfield pada 3 Oktober 2010. 

Penalti Charlie Adams dan gol dari Luke Varney membuat pasukan Ian Holloway unggul 2-0. Liverpool akhirnya bisa membalas satu gol melalui Sotirios Kyrgiakos.

Hasil tersebut sempat membuat Liverpool masuk zona degradasi setelah memainkan tujuh pertandingan pada musim 2010-2011. 

 

2011: Manchester United 1-6 Manchester City

Manchester United
Manchester United menelan kekalahan telak 1-6 dari Manchester City dalam pertandingan yang berlangsung di Old Trafford, 23 Oktober 2011. (AFP/Andrew Yates)

Musim 2011-2012 merupakan salah satu awal dominasi di Manchester bergeser dari Old Trafford ke Etihad Stadium. Saat itu, Manchester City untuk kali pertama juara liga di era Premier League, juga diwarnai kemenangan 6-1 atas Manchester United di Old Trafford. 

Hasil mengejutkan itu tersaji di Old Trafford pada 23 Oktober 2011. Kehancuran United terutama terjadi pada babak kedua.

Setan Merah kebobolan lima gol setelah Jonny Evans dikartu merah pada menit ke-47. Itu menjadi kekalahan kandang terburuk MU sejak Februari 1955. 

 

2012: Wigan 1-0 Man United

img_wig_mu-120412.jpg
Reaksi Wayne Rooney dkk usai Manchester United kalah dari Wigan Athletic 0-1 pada partai lanjutan Liga Premier di DW Stadium, 11 April 2012. (AFP PHOTO/ANDREW YATES)

Manchester United kembali menelan hasil mengecewakan pada musim 2011-2012, kali ini melawan Wigan, pada 11 April 2012. 

Setan Merah dalam posisi bagus untuk memenangi posisi. Jika berhasil mengalahkan Wigan, MU akan mengantongi keunggulan delapan poin di puncak klasemen, dengan lima laga tersisa. 

Tapi, Wigan punya ide lain. Shaun Maloney mencetak gol pada awal gol kedua dan membuat United pulang dengan tangan hampa. 

Hasil akhir? MU kalah dari City pada pacuan juara Premier League, hanya dengan selisih gol. 

2013: Chelsea 0-1 QPR

Chelsea
Rafael Benitez - Namanya lebih identik sebagai pelatih Liverpool tapi ternyata manajer asal Spanyol ini pernah menyumbangkan gelar Liga Europa untuk Chelsea pada musim 2012/13. (AFP/Kazuhiro Nogi)

Rafael Benitez bukan figur populer saat menangani Chelsea dalam periode singat. Kekalahan 0-1 dari Queen Park Rangers pada 3 Januari 2012 menjadi salah satu kenangan buruknya di sana. 

QPR saat itu terbenam di dasar klasemen sementara Premier League dan Chelsea sedang mencari kemenangan kelima secara beruntun. 

Namun, gol tunggal QPR melalui mantan pemain Chelsea, Shaun Wrigt-Phillips, membuat The Blues syok dan keok memalukan di kandang sendiri. 

Padahal saat itu Chelsea punya skuat tangguh, seperti Fernando Torres, Frank Lampard, dan Oscar, sedangkan Eden Hazard dan Juan Mata turun dari bangku cadangan. 

Chelsea mencatatkan 26 tembakan dan 64 persen penguasaan bola, tapi tak mampu menembus gawang QPR. 

 

2014: Chelsea 6-0 Arsenal

Pengganti Santiago Solari Arsiteki Skuat Real Madrid
Arsene Wenger. (AFP/Adrian Dennis)

Laga ke-1.000 Arsene Wenger sebagai manajer Arsenal berujung bencana. Pertandingan itu bisa dibilang sudah berakhir pada menit ke-17.

Saat itu, Chelsea sudah unggul 3-0 melalui gol Samuel Eto’o, Andre Schurrle, dan Eden Hazard. Di sisi lain Arsenal kehilangan Kieran Gibbs yang dikartu merah. 

Dua gol Oscar dan satu dari Mohamed Salah melengkapi penderitaan Arsenal. 

2015: Stoke 6-1 Liverpool

Kekalahan Skor Telak 7 Klub Bertabur Bintang
6. Liverpool - Usai ditinggal Luis Suarez, the Reds tampil buruk di setiap laga. Hasilnya kekalahan terbesar 1-6 kontra Stoke City menjadi puncak musim buruk si Bangau pada ajang Premier League. (AFP/Steve Parkin)

Pertandingan kandang terakhir Steven Gerrard di Liverpool berkesudahan dengan kekalahan 1-3 dari Crystal Palace. Sepekan berselang, tepatnya 24 Mei 2015, hasil lebih buruk datang. Benar-benar sangat buruk. 

Steven Gerrard menjadi saksi hidup timnya dipermalukan dengan skor 1-6. Klub yang mempermalukan mereka bukan penghuni enam besar, tapi Stoke City. 

The Potters, julukan Stoke City, sudah unggul 5-0 saat halftime dan menambah satu gol lagi pada babak kedua. Satu-satunya gol balasan Liverpool dilesakkan Gerrard pada menit ke-70.  

 

2016: Man City 1-3 Leicester City

Leicester City
Leicester City. (AFP/Paul Ellis)

Leicester City datang ke Etihad Stadium pada 6 Februari 2016 dengan menempati posisi pertama dan hanya kalah dua kali di Premier League musim 2015-2016. 

Banyak orang berpikir pertandingan Leicester melawan peringkat kedua, Manchester City, akan menjadi sinyal mulai berakhirnya impian mereka menjadi juara. 

Tapi, itu tak pernah terjadi. Leicester dengan mudah menghancurkan City dengan skor 3-1. 

 

2017: Chelsea 2-3 Burnley

Premier League, Chelsea, Burnley
Pemain Chelsea, Jeremie Boga (2kiri) berduel dengan pemain Burnley, James Tarkowski pada laga perdana Premier League di Stamford Bridge, (12/8/2017). Chelsea kalah 2-3. (AFP/Ian Kington)

Kampanye Chelsea untuk mempertahankan gelar Premier League 2016-2017 diawali dengan start buruk. Pada 12 Agustus 2017, Chelsea takluk dari Burnely, tim yang tampil sangat buruk pada musim sebelumnya. 

The Blues sudah tertinggal 0-3 saat halftime dan dua pemainnya kena kartu merah. 

Chelsea hanya mampu membalas dua gol melalui Alvaro Morata dan David Luiz. Tapi, itu pun tidak cukup. The Blues benar-benar dipermalukan di Stamford Bridge. 

 

2018: Man City 2-3 Crystal Palace

Manchester City vs Crystal Palace
Gelandang Crystal Palace, Andros Townsend, merayakan gol ke gawang Manchester City pada laga Premier League, di Stadion Etihad, Manchester, Sabtu (22/12/2018). (AFP/Paul Ellis)

Siapa yang menyangka rekor kemenangan 100 persen di kandang milik Manchester City pada musim 2018-2019 akan disudahi Crystal Palace? Saat itu, catatan kemenangan City sudah mencapai 9 kali beruntun. 

Padahal tim besutan Pep Guardiola rata-rata melesakkan tiga gol di Etihad Stadium pada musim itu dan diprediksi akan mudah menghancurkan Palace, yang bercokol dekat dengan zona degradasi. 

The Eagles, julukan Palace, juga kalah 0-5 pada lawatan ke markas City musim sebelumnya. Namun, Palace membalik semua prediksi dan menang 3-2 pada 22 Desember 2018. 

Gol tendangan voli Andros Townsend dari jarak 27 meter yang indah, mencuri perhatian pada laga tersebut. 

 

2019: Norwich City 3-2 Man City

Manchester City Vs Norwich City
Pemain Manchester City tampak lesu usai dibobol Norwich City pada laga Premier League di Stadion Carrow Road, Sabtu (14/9). Norwich City menang 3-2 atas Manchester City. (AP/Joe Giddens)

Tahun berikutnya, Manchester City lagi-lagi mendapat hasil yang bikin syok. Tim promosi Norwich City menghentikan rekor 18 pertandingan tak terkalahkan secara beruntun milik Manchester City di Premier League. 

Kemenangan Norwich sangat luar biasa karena kehilangan delapan pemain utamanya pada laga tersebut. Namun, berbekal disiplin dalam bertahan dan ambisi, mereka berhasil menemukan meraih kemenangan di duel yang berlangsung pada 14 September 2019 tersebut. 

Sumber: Give Me Sports 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya