Liputan6.com, Manchester - Masih ingat dengan Federico Macheda? Pemain bola kelahiran Roma, Italia itu sempat digadang-gadang bakal menjadi pemain top, tapi kariernya hanya mengkilap sekejap bersama Manchester United (MU).
Macheda merupakan pemain bola jebolan akademi MU bersama dengan Gerard Pique. Berbeda dengan Pique yang tokcer bersama Barcelona, karier striker yang kini berusia 28 tahun itu hanya bersinar sebentar saja.
Satu dekade lalu, Macheda melakukan debutnya bersama tim senior Setan Merah, sebutan MU. Ketika itu, manajer legendaris MU, Sir Alex Ferguson membuat keputusan yang berani dengan memasukkan Macheda, yang usianya belum genap 18 tahun, dari bangku cadangan kala menghadapi Aston Villa. Padahal, di bench pemain masih ada nama Park Ji Sung.
Advertisement
Perjudian itu terbilang sukses. Pasalnya, Macheda membawa MU menang 3-2 atas Aston Villa. Dia mencetak gol dengan sepakan melengkung ke gawang Aston Villa pada menit ke-90+3.
Sayangnya, itu menjadi satu-satunya cerita heroik Macheda bersama MU. Setelah itu, dia lebih banyak menjadi pemain yang dipinjamkan dan akhirnya terlempar dari skuat Setan Merah pada tahun 2014.
Selain Macheda dari MU, ada lima pemain berbakat lain yang kariernya hanya sekejap. Siapa saja mereka? Simak di halaman selanjutnya.
Â
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Djimi Traore
Kesuksesan Liverpool di peristiwa "Satu malam di Istanbul" sudah tercatat dalam sejarah sebagai kemenangan paling heroik The Reds. Namun tahukah anda, ada Djimi Traore yang ikut menikmati kesuksesan itu meski statusnya sebagai pemain inti tak didapatkannya?
Datang dari Laval yang merupakan klub asalnya, Djimi memperkuat Liverpool selama tujuh musim dari 1999-2006. Semasa di Anfield ia bahkan kerap kali diejek pendukung sendiri karena kerap kali salah posisi. Sebuah nyanyian dari Liverpudlian untuk Traore pun diciptakan dengan lirik:
"Jangan salahkan Igor Biscan, jangan salahkan Steve Finnan, jangan salahkan Dietmar Hamann, salahkan saja Djimi Traore. Dia tidak bisa, tidak bisa, tidak bisa mengontrol kakinya"
Sempat memperkuat klub negara asalnya, AS Monaco dan Marseille dia pensiun di Seattle Sounders, tim MLS.
Â
Â
Advertisement
Samuel dalla Bona
Saat menginjak umur 17 tahun, ia merupakan kapten tim nasional Italia U-18 dan dibeli Chelsea pada Oktober 1998. Di musim1998–99 ia terpilih sebagai pemain muda terbaik Chelsea, tapi di tahun 2002 ia kembali ke Italia.
Sempat ditawar 5 juta poundsterling oleh Venezia, ia memilih Milan tapi sempat dipinjamkan ke Napoli di Serie B. Semenjak tahun 2012, ia tak punya klub.
Mancini
AS Roma di era 2000-an sangat merindukan tusukan maut dari pemain sayapnya layaknya Bruno Conti, Falcao dan Cafu di zaman dulu. Giallorossi akhirnya mendapatkan sayap eksplosif dalam diri Alessandro Faiolhe Amantino alias Mancini.
Namun kariernya merosot ketika di tahun 2011 dia dituduh memperkosa seorang wanita yang ditemuinya dalam sebuah pesta yang digelar oleh Ronaldinho. Pria 35 tahun itu akhirnya terbukti bersalah dan dibui selama 2 tahun delapan bulan. Sejak tahun 2014, dia memperkuat America-MG, klub yang berkutat di Serie B Brasil.
Â
Â
Advertisement
Ibrahim Ba
Karier pemain kelahiran Dakar, Senegal itu sempat melonjak ketika pindah dari Bordeaux ke Milan. Di San Siro dia mengabdi selama enam tahun tetapi dampak yang diberikannya biasa-biasa saja lantaran hanya tampil 56 kali.
Ia kemudian hijrah ke lima klub yang berbeda dan Ba tetap gagal memenuhi ekspektasinya sebagai gelandang haus gol. Lima klub itu adalah Perugia, Marseille, Bolton Wanderers, Caykur Rizespor dan Djurgarden. Di akhir kariernya dia kembali ke Milan dan sekarang pria 41 tahun itu bekerja sebagai pemandu bakat Rossoneri.
Â
Â
Denilson
Denilson de Oliveira (lahir 24 Agustus 1977) atau lebih dikenal sebagai Denilson. Mantan sayap kiri timnas Brasil itu punya kaki kiri yang maut dan teknik hebat. Berkat anugerah kemampuannya, dia kerap kali unjuk kemampuan dengan melakukan berbagai trik untuk mengecoh lawan-lawannya. Salah satu trik yang kerap digunakannya adalah step over.
Namun Denilson tidak konsisten sepanjang kariernya dan tidak pernah memenuhi potensinya. Sempat melejit bersama Betis dan tampil sebanyak 186 kali, kariernya merosot dan itu membuatnya harus bertualang ke banyak liga dunia. Contohnya adalah FC Dallas (MLS), Itumbiara (Brasil Serie D), Hai Phong (Vietnam), dan Nea Kavala FC (Yunani).
Setelah pensiun di tahun 2010, Denilson bekerja sebagai komentator olahraga untuk Rede Bandeirantes.
Advertisement