Jakarta - Marc Marquezsejajar dengan nama-nama pebalap di Kejuaraan Dunia Balap Motor yang pernah begitu dominan seperti Valentino Rossi dan Giacomo Agostini.
Bagaimana tidak, sejak naik kelas ke MotoGP pada musim 2013, pebalap Repsol Honda itu hanya sekali gagal merasakan titel juara dunia. Adalah musim 2015, di mana Jorge Lorenzo keluar sebagai juara.
Gelar juara tahun lalu bahkan terasa spesial. Karena ketika menyelesaikan lomba, Marc Marquez selalu finis posisi 1-2 dan hanya sekali gagal finis pada lomba GP Amerika Serikat.
Advertisement
Pertanyaannya apakah dominasi ini berlanjut di MotoGP 2020? Mengutip dari Crash.net, setidaknya ada empat hal yang bisa jadi faktor kegagalan Marc Marquez memertahankan gelar.
Video
1. Pesaing Lebih dari Satu
Pada tiga musim terakhir ketika Marquez jadi juara dunia, hanya ada satu pebalap yang bisa menempelnya secara reguler yaitu pebalap Ducati, Andrea Dovizioso.
Nama Dovi-sapaan akrabnya dipastikan masih jadi lawan utama Marquez untuk jadi juara dunia musim ini. Namun jika melihat persaingan akhir musim lalu, para pebalap Yamaha YZR-M1 juga tidak bisa diremehkan.
Sosok Maverick Vinales dan Fabio Quartararo kali ini siap memberikan persaingan yang berpotensi membuat Marquez tertekan.
Jangan lupakan juga pebalap Suzuki, Alex Rins yang bisa mencuri dua kemenangan musim lalu. Andai motor Suzuki GSX-RR bisa kompetitif di semua tipe sirkuit, Rins bisa mengancam Marquez.
Advertisement
2. Jangan Biarkan Marquez Menjauh di Klasemen
Marquez punya mentalitas dan strategi begitu matang, utamanya dua musim terakhir. Dia enggan memaksakan diri jika memang tak berpeluang meraih kemenangan. Dalam pikirannya lebih ideal mengamakankan poin ketimbang memaksakan diri tapi terjatuh.
Namun strategi di atas bisa dilakukan Marquez karena Dovi tertinggal jauh di klasemen pada dua musim terakhir. Musim ini, para rivalnya harus mengulang cara mengalahkan Marquez pada musim 2015.
Ya, jangan biarkan pebalap kelahiran Cervera, Spanyol itu menjauh di klasemen. Kuncinya adalah memberikan tekanan ketat sedari dari awal musim.
Jika gap poin antar pebalap sangat tipis, kans Marquez melakukan kesalahan lantaran tekanan begitu besar terjadi.
3. Cedera Bahu
Persis satu tahun yang lalu, Marquez juga menuju musim baru dengan kondisi cedera pada bahu. Kini ia dihadapkan dengan situasi sama, tapi dengan efek lebih besar.
Faktanya proses pemulihan pasca operasi bahu kanan yang dilakukan Marquez lebih panjang dari tahun lalu (operasi di bahu kiri).
Dia bahkan telah mengumumkan kondisinya belum 100 persen fit ketika melakoni tes pramusim di Sirkuit Sepang, Malaysia, awal Februari ini.
Menariknya hampir semua rivalnya dalam kondisi fit menuju MotoGP 2020. Tentu faktor ini harus bisa dimanfaatkan Dovi, Quartararo, Rins sampai Vinales.
Advertisement
4. Gangguan Alex Marquez
Banyak pengamat memprediksi hal ini. Sebelum Repsol Honda memutuskan menduetkan Marc dengan sang adik, Alex Marquez, pebalap berusia 26 tahun itu hanya memikirkan kemenangan dan bagaimana mengalahkan lawan.
Kini beban Marc sedikit bertambah. Karena ia dituntut membantu proses adaptasi Alex di atas motor Honda RC213V.
Andai Alex gagal kompetitif dan mendapat sorotan media, Marc tentu tak ingin hal ini dialami sang adik. Jika keberadaan Alex terbukti sebagai faktor yang membuat Marc gagal mempertahankan gelar, maka pihak Honda bakal sangat menyesal akhir musim nanti.
Sumber: Crash.net