Liputan6.com, Sao Paulo - Legenda sepak bola dunia asal Brasil, Pele, mengalami depresi setelah kondisi kesehatannya tidak kunjung membaik usai menjalani operasi pinggul.
Penyebabnya, Pele tidak melakukan fisioterapi dan rehabilitasi yang ideal setelah operasi pinggul tersebut. Pele enggan meninggalkan rumah karena tidak bisa berjalan tanpa bantuan.
Pele sempat melakukan operasi pengangkatan batu ginjal pada April 2019 di Rumah Sakit Albert Einstein, Sao Paulo, Brasil. Dia juga pernah dirawat sebelumnya karena menderita infeksi saluran air kencing.
Advertisement
Namun, tindakan medis yang paling besar memang ketika dia harus menjalani operasi penggantian pinggul. Dampak dari operasi ini juga begitu besar terhadap mental pemain kelahiran Minas Gerais, Brasil ini.
Dalam beberapa kemunculannya di publik belakangan ini, pria bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu terlihat memakai tongkat atau kursi roda. Pria berusia 79 tahun itu ternyata malu ketika harus selalu dibantu orang ketika menjalankan aktivitas.
Sang anak, Edinho mengungkapkan, Pele menjadi sulit dalam mobilitas menjalani kegiatan. Pemain yang juara di tiga edisi Piala Dunia ini menjadi depresi, karena tidak terlihat seperti yang selalu dia inginkan.
Pele Malu
"Bayangkan, dia (Pele) adalah raja, dia selalu menjadi sosok yang mengesankan dan hari ini dia tidak bisa berjalan dengan baik," tutur Edinho, seperti dilansir TV Globo.
"Dia malu, dia tidak ingin keluar, terlihat, atau melakukan apa pun yang harus meninggalkan rumah," terangnya.
Â
Advertisement
4 Piala Dunia
Pele menghabiskan sebagian besar karier sepakbolanya bersama klub Brasil, Santos sebelum pindah ke New York Cosmos pada 1970-an. Pele bermain di empat edisi Piala Dunia berbeda, 1958, 1962, 1966, dan 1970.
Saksikan video pilihan di bawah ini