Jakarta Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong menerapkan beberapa aturan dan kebijakan baru yang cukup mencolok. Beberapa manuvernya berbeda dari para mantan pelatih Timnas Indonesia lainnya.
Shin Tae-yong memanggil 34 pemain untuk pemusatan latihan (training centre) pertamanya di Timnas Indonesia. Latihan telah dimulai pada 14 Februari lalu dan akan berakhir pada Minggu (23/2/2020).
Baca Juga
Pengamat Sarankan Shin Tae-yong Tetap Jadi Pelatih hingga Selesai di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Jadi Bahan Perbincangan, Ini Kerugian Jika PSSI Pecat Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia 2025, Dimulai Maret dan Bergantung pada Hasil R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Saat ini, metode kepelatihan Shin Tae-yong belum mengarah ke taktik. Pelatih berusia 50 tahun ini terus fokus menggeber kondisi fisik pemain Timnas Indonesia.
Advertisement
Timnas Indonesia akan kembali turun bertanding pekan depan.  Terdekat, Timnas Indonesia akan menantang Thailand pada putaran kedua Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 26 Maret dan menjamu Uni Emirat Arab (UEA), lima hari berselang.
Salah satu revolusi Shin Tae-yong yang cukup mencolok adalah keputusan memanggil banyak pemain belia ke skuat Timnas Indonesia. Dalam daftar 34 nama pemain yang dipanggil buat pelatnas persiapan laga Kualifikasi Piala Dunia 2022, banyak pemain belia usia 20 tahun.
Selain itu, Shin juga menerapkan kedisplinan tinggi terhadap para pemain, serta aturan-aturan ketat lainnya.Â
Berikut ini delapan revolusi ala Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Patut ditunggu seperti apa hasilnya nanti.Â
1. Batasi Jam Malam dan Penggunaan Ponsel
Shin Tae-yong menerapkan aturan ketat untuk para pemain Timnas Indonesia. Arsitek asal Korea Selatan itu membatasi jam malam dan melarang skuadnya membawa ponsel ke tempat latihan.
Aturan itu diungkapkan bek Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam. Dia mengatakan para pemain Timnas Indonesia perlu meminta izin jika ingin keluar dari hotel tempat menginap. Itu juga paling lama, pukul 22.00 WIB sudah harus kembali ke hotel.
Agar latihan berjalan fokus, skuat Timnas Indonesia juga tidak diperbolehkan membawa ponsel ke tempat latihan di Stadion Madya, Jakarta.
"Paling lama keluar dari hotel itu pukul sembilan atau sepuluh malam. Selain itu, kami juga tidak boleh membawa ponsel ke tempat latihan," imbuh pemain PSM Makasssar ini.Â
Advertisement
2. Pemain Dilarang Mengeluh
Shin Tae-yong benar-benar merevolusi Timnas Indonesia. Manajer pelatih berdarah Korea Selatan ini melarang para pemainnya untuk mengeluh.
Arsitek berusia 50 tahun tersebut dikenal sebagai pelatih yang gemar menggenjot fisik para pemainnya. Itulah yang dirasakan oleh skuad Timnas Indonesia U-19 saat mengikuti pemusatan latihan (trainig centre) di Chiang Mai, Thailand, akhir Januari lalu.
Saat ini, giliran Timnas Indonesia senior yang merasakan tangan dingin Shin Tae-yong. TC yang telah berlangsung pada 13 Februari lalu itu baru akan berakhir pada 23 Februari 2020.
"Kami diminta coach Shin Tae-yong untuk selalu bekerja keras di lapangan. Tidak boleh mengeluh," ujar penyerang Timnas Indonesia, Irfan Jauhari, mengutip dari Antara.
3. Timnas Indonesia Banjir Pemain Belia
Pelan namun pasti, Shin Tae-yong mulai melakukan perubahan perwajahan skuat Timnas Indonesia. Dalam daftar 34 nama pemain yang dipanggil buat pelatnas persiapan laga Kualifikasi Piala Dunia 2022, banyak pemain belia usia 20 tahun.
Total ada pemain berusia dua puluh tahun di skuat Tim Merah-Putih: Muhammad Riyandi (kiper), Firza Andika, Asnawi Bahar (bek), Rahmad Irianto, Rizky Eka Pratama (gelandang).
Jumlah tersebut belum ditambah pemain berusia belasan (18 tahun) macam: Muhammad Adi Satrio, Alfaendra Dewangga, Pratama Alif, Irfan Jauhari.
Pemain-pemain andalan Timnas Indonesia U-22 yang berlaga di SEA Games lalu juga masuk daftar panggil. Sebut saja Osvaldo Haay, Saddil Ramdani, Bagas Adi.
Mayoritas pemain muda adalah pemain-pemain veteran Timnas Indonesia U-19 di era Indra Sjafri dan Fakhri Husaini.
Pemain-pemain gaek di Tim Garuda bisa dihitung dengan jari. Hanya ada Ilija Spasojevic, Irfan Bachdim, dan Stefano Lilipaly yang usianya tembus 30 tahun.
Secara terus terang pelatih berusia 51 tahun itu menyebut akan melakukan perombakan di skuat Garuda, seiring rangkaian hasil negatif di Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
"Indonesia sudah menelan lima kekalahan. Sekarang waktunya untuk melakukan regenerasi. Itu merupakan gagasan bagus dari Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan," ujar Shin Tae-yong.
"Bakal ada banyak pergantian pemain di Timnas Indonesia. Saya ingin melakukan perubahan untuk kebaikan sepak bola Indonesia," timpalnya lagi.
Advertisement
4. Pemain Timnas Indonesia Dilarang Makan Masakan Berlemak dan Gorengan
Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menerapkan aturan ketat soal makanan terhadap pemain. Andritany Ardhiyasa dan kawan-kawan pantang mengonsumsi makanan berlemak dan gorengan.
"Selama TC, pemilihan makanan dibatasi oleh coach Shin Tae-yong. Contoh satu di antaranya kami tidak boleh makan yang mengandung lemak dan gorengan," kata gelandang Timnas Indonesia, Bayu Pradana, Senin (17/2/2020).
Seorang atlet, termasuk pesepak bola, sebaiknya memang menghindari makanan berlemak. Lebih baik, mengonsumsi hidangan yang mengandung protein dan karbohidrat. Â
5. Terapkan Kedisiplinan Tinggi
Shin Tae-yong menerapkan gaya kepelatihan yang mengutamakan kedisplinan tinggi. Kesan itu diungkapkan salah satu pemain Timnas Indonesia, Andy Setyo.Â
"Saya masih adaptasi dengan pelatih. Karena cara melatihnya berbeda. Coach Shin Tae-yong benar-benar disiplin," ujar bek Timnas Indonesia, Andy Setyo.
Menurut Andy Setyo, Shin Tae-yong tidak punya perbedaan berarti seperti pelatih-pelatih lainnya. Hanya saja, arsitek asal Korea Selatan tersebut punya ciri khas dengan standar kedisiplinannya.
"Tidak ada perbedaan mencolok antara Shin Tae-yong dengan pelatih lain. Cuma soal disiplin, dia lebih ketat," imbuh pemain Tira Persikabo ini. Â
Advertisement
6. Kiper Dapat Porsi Latihan Ekstra
Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, akan menggenjot kualitas empat kiper yang dipanggil mengikuti pemusatan latihan di Stadion Madya, Jakarta, pada 14-23 Februari 2020. Mereka akan mendapat porsi latihan lebih banyak dibanding pemain lain.Â
Arsitek asal Korea Selatan tersebut memanggil empat kiper untuk TC Timnas Indonesia kali ini. Keempatnya adalah Andritany Ardhiyasa, Nadeo Argawinata, Muhammad Riyandi, dan Adi Satrio.
Kerasnya Persaingan di Lini Belakang Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong Shin Tae-yong berharap kemampuan keempat penjaga gawang Timnas Indonesia meningkat setelah TC selesai. Pelatih berusia 50 tahun tersebut merasa bahwa kualitas para penjaga gawang masih belum memuaskan.
"Jadi saat briefing sebelum TC, saya sudah membicarakan kepada seluruh pemain bahwa ada masalah di posisi kiper," ujar Shin Tae-yong di Stadion Madya, Jumat (14/2/2020).
"Jadi dalam TC ini, kami akan fokuskan latihan kepada kiper dan mereka akan lebih banyak mendapatkan porsi latihan dibanding pemain lain," kata pelatih Timnas Indonesia itu.
7. Gunakan Peralatan Canggih di Pemusatan Latihan Timnas Indonesia
Pelatih Shin Tae-yong menggunakan teknologi modern untuk mengukur kemampuan fisik pemainnya.
Teknologi yang digunakan Timnas Indonesia itu bernama Smart Gate. Alat ini berguna untuk mengukur kecepatan, kelincahan, dan kebugaran pemain.
Alat tersebut berupa tripod yang atasnya terdapat lampu. Nantinya, pemain mengikuti sinar lampu yang membuat mereka harus melakukan pergerakan cepat.
Semua data pergerakan pemain bakal langsung terekam dan terhubung ke komputer maupun gawai. Setelah itu, data tersebut bisa dijadikan evaluasi buat pemain dan analisis dari pelatih.
Teknologi ini baru pertama diterapkan di Timnas Indonesia. Tidak hanya sepak bola, alat ini juga biasanya digunakan cabang olahraga basket, rugbi, hingga atletik.
Tak hanya Smart Gate, Timnas Indonesia juga memakai teknologi GPS Sport Vest pada pemusatan latihan bersama pelatih Shin Tae-yong. Teknologi ini lebih dulu diperkenalkan Simon McMenemy pada April 2019 di Timnas Indonesia.
GPS Sport Vest adalah sejenis alat untuk mengirimkan data soal pergerakan pemain, jarak tempuh berlari, dan kecepatan. Data-data tersebut nantinya dikirim ke aplikasi yang terhubung di smartphone.
Secara garis besar, alat itu berguna untuk mengukur kemampuan seorang pemain dalam mengikuti sesi latihan. Â
Advertisement
8. Terapkan Latihan Fisik Berat
Shin Tae-yong menerapkan pola latihan fisik yang cukup keras untuk Timnas Indonesia. Selama sehari, Timnas Indonesia berlatih dua kali. Selain di lapangan, tim berjulukan Skuat Garuda ini juga berlatih di gym.
Pemain Timnas Indonesia sempat mengalami rasa kelelahan yang luar biasa saat beradaptasi dengan pola latihan manajer Shin Tae-yong. Namun, pelan-pelan, Hansamu Yama dan kawan-kawan mulai dapat menikmati proses peningkatan kondisi tubuh.
"Coach Shin Tae-yong lebih mengedepankan kondisi fisik. Jadi selama TC, memang fisik kami yang digenjot terus," ujar kiper Timnas Indonesia, Nadeo Argawinata, Selasa (18/2/2020).
"Apalagi untuk kiper, harus latihan 30 menit lebih cepat dibanding pemain lainnya. Saya rasa semua pemain merasakan hal yang sama. Fisik meningkat dan kelelahan luar biasa," jelas Nadeo.Â
Meski awalnya merasa berat, Nadeo mengaku bisa menikmati latihan berat ala Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Para pemain, katanya tidak mempermasalahkan gaya melatih pria asal Korea Selatan tersebut.
"Pasti, awal-awal latihan terasa berat. Tapi, makin ke sini sudah terbiasa dan menikmati latihan," jelas kiper Bali United tersebut.
"Sejauh ini, para pemain alhamdulillah masih sehat dan bisa mengikuti instruksi pelatih Shin Tae-yong," tutur Nadeo.Â
Disadur dari Bola.com (Yus Mei,published 20/2/2020)