Liputan6.com, Jakarta Tim Premier League, Newcastle United sepertinya akan segera berpindah tangan. Proses penjualan The Magpies itu bukan sekedar wacana lagi menyusul munculnya dokumen baru, Selasa (14/4/2020).
Pengusaha Inggris, Amanda Staveley telah berniat membeli Newcastle sejak 2017 lalu. Bak gayung bersambut, sang pemilik, Mike Ashley, mengumumkan penjualan klub itu pada bulan Oktober.
Baca Juga
Namun proses pembelian gagal tahun 2018 karena Ashley bertahan di angka 400 juta poundsterling.
Advertisement
Seperti dilansir TalkSport, usaha Staveley yang didukung grup dari Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF) dan pengusaha Inggris, David dan Siimon Rueben, mulai membuahkan hasil. Companies House belum lama ini telah menerbitkan ‘Registration of a Change’ setebal 31 halaman dan mencantumkan perusahaan milik Staveley, PCP Capital Group dan Ashley’s St James’ Holdings.
Sejauh ini belum ada komentar resmi dari Newcastle maupun Ashley. Namun menurut Shields Gazette, dokumen Registration of a Change itu menunjukkan kalau Ashley pada dasarnya telah membantu Staveley dan perusahaannya dalam mendapatkan dana pembelian.
Belum diketahui secara resmi berapa harga Newcastle United. Namun Sky Sports melaporkan bahwa nilai jual The Magpies telah turun dari angka 340 juta poundsterling menjadi 300 poundsterling. Penurunan ini diduga akibat pandemi virus Corona Covid-19 yang tengah melanda dunia saat ini.
Dukungan Konglomerat Arab Saudi
Dalam dokumen tersebut memang tidak disebutkan secara detail peran dari Public Investment Fund (PIF). Namun berbagai media di Inggris menyebut kalau perusahaan asal Arab Saudi tersebut akan menguasai sekitar 80 persen saham kepemilikan The Magpies bila proses jual-beli rampung.
Sementara itu, PCP Capital Group yang dikelola Staveley juga merupakan perusahaan yang membantu taipan Timur Tengah, Sheikh Mansour dalam mengambil alih kepemilikan Manchester City, 2008 lalu.
Advertisement
Kondisi Newcastle United
Ashley sendiri membeli Newcastle pada 2007 lalu. Namun di bawah kendalinya, The Magpies sulit berkembang sehingga membuat hubungannya dengan suporter juga tidak terlalu baik.
Musim ini, perjalanan Newcastle United di arena Premier League 2019/2020 juga tidak terlalu menjanjikan. Sebelum akhirnya terhenti akibat pandemi virus Corona Covid-19, The Magpies berada di urutan ke-13 papan klasemen atau hanya terpaut delapan poin dari zona merah degradasi.
Terhentinya kompetisi membuat keuangan Newcastle United semakin morat-marit. The Magpies kini menjadi satu-satunya tim Premier League yang masih berniat menggunakan dana bantuan pemerintah dalam membayar gaji para pekerja di luar pemain yang tampil di lapangan.