La Liga Tolak Ikuti Langkah Prancis yang Batalkan Ligue 1 Musim Ini

Presiden La Liga Spanyol, Javier Tebas, mengkritik keputusan pemerintah Prancis untuk mencegah kompetisi sepak bola bergulir kembali hingga September 2020.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 29 Apr 2020, 18:26 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2020, 18:18 WIB
Javier Tebas
Presiden La Liga Spanyol, Javier Tebas (AFP PHOTO/ JAVIER SORIANO)

Liputan6.com, Madrid - Presiden La Liga Spanyol, Javier Tebas, mengkritik keputusan pemerintah Prancis untuk mencegah kompetisi sepak bola bergulir kembali hingga September 2020.

Tebas berharap Spanyol mengambil jalur lain dalam hal kelanjutan kompetisi sepak bola, khususnya La Liga. Hal ini menurutnya penting untuk olahraga profesional di Negeri Matador tersebut.

"Saya tidak mengerti mengapa lebih berbahaya bermain sepak bola di balik pintu tertutup, dengan semua tindakan pencegahan, daripada bekerja di jalur perakitan atau berada di kapal nelayan," kata Tebas, seperti dilansir Tribal Football.

"Menurut saya itu, keputusan Prancis terburu-buru," sambung pria berusia 57 tahun ini.

Menurut Tebas, banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan langkah ekstrem membatalkan La Liga musim ini, seperti yang terjadi pada Ligue 1. Dia percaya Spanyol bisa lebih baik dari itu.

"Jika ada sektor ekonomi penting yang tidak bisa dimulai lagi, mereka bisa berakhir menghilang. Itu bisa terjadi pada sepakbola profesional," jelasnya.

Referensi Jerman

Logo La Liga
Logo La Liga (Istimewa)

Tebas kemudian membuat referensi ke Jerman dan negara-negara lain yang sedang mengambil langkah lain soal kelanjutan kompetisi sepak bola domestik ketimbang membatalkannya.

"Negara-negara lain sudah berlatih, itu contoh yang harus diikuti. Sepak bola adalah mesin ekonomi penting di Spanyol," ungkapnya.

Rekomendasi Kesehatan

"Kami akan terus fokus pada reaktivasinya, tetapi secara bertanggung jawab mengikuti rekomendasi kesehatan," kata Tebas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya