Samir Nasri Bebas Mabuk-mabukan dan Dugem di Sevilla

Dalam sebuah wawancara di Instagram, Samir Nasri mengungkapkan hubungan spesialnya bersama Sampaoli.

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 06 Mei 2020, 20:45 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 20:45 WIB
samir nasri
Samir Nasri (AFP/Oli Scarff)

Manchester - Samir Nasri mengungkapkan betapa ia mendapatkan kebebasan saat berseragam di Sevilla di bawah arahan pelatih Jorge Sampaoli. Itu didapatkannya dengan catatan, selalu bermain apik saat bertanding.

Gelandang asal Prancis itu menemukan kembali performa terbaiknya saat bermain untuk Sevilla musim 2016-2017. Sebelumnya, ia berkarier di Inggris bersama Arsenal dan Manchester City.

Saat ini, Samir Nasri bermain untuk Andrlecht. Dalam sebuah wawancara di Instagram, ia mengungkapkan hubungan spesialnya bersama Sampaoli.

"Hubungan pertemanan saya dengan Sampaoili cukup spesial, lebih mirip teman ketimbang pelatih," kata Samir Nasri.

Boleh Dugem

Sampaoli bahkan mempersilahkan Nasri untuk minum alkohol dan pergi dugem. Namun, pemain berusia 32 tahun itu harus tetap tampil baik saat bertanding.

"Sampaoli sangat menyukai saya. Ia berkata, 'Ayo bergabung dengan saya, kau boleh minum, pergi ke klab malam, lakukan sesukamu, saya akan melindungimu. Satu yang saya mau, kau harus main bagus tiap pekan'," tambah Nasri lagi.

"Pernah suatu hari, saya tidak bisa bermain. Saya ingin pulang dan bertemu keluarga saya. Sampaoli lalu menawarkan diri untuk menjaga rumah pribadi saya dan mengasuh anjing saya," kata Nasri.

 

Nyaris Ogah Kembali ke Sepak Bola

Samir Nasri (© AFP 2011)
AFP PHOTO / CARL DE SOUZA

Pada suatu hari, Nasri terbang ke Los Angeles, Amerika Serikat untuk mendapatkan penanganan medis di klinik. Sayangnya, sepulangnya dari klinik tersebut, ia malah dihukum larangan bertanding selama 18 bulan karena penyalahgunaan obat-obatan terlarang alias doping.

"Apa yang terjadi di Los Angeles membuat karier saya berantakan," cerita Nasri.

"Saya mendapat suntikan vitamin. Sebenarnya itu legal dan saya punya resepnya. Tapi, klinik itu menyuntikan dosis berlebih. Saya hancur karena saya pikir saya akan dihukum selama dua tahun."

"Saya sempat enggan kembali ke sepak bola. Saya juga bilang ke Sampaoli untuk melepas saya, tapi dia selalu ingin saya bermain lagi. Saya tersesat, saya cemas dan marah dengan semuanya. Perasaan itu tidak saya tunjukkan di lapangan," tukasnya.

Sumber: The World Game

Disadur dari Bola.com (Gregah Nurikhsani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya