Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA Kaya Gagasan dan Inovasi

Gianni Infantino sebelum duduk di kursi puncak FIFA sukses mentaskan inovasi-inovasi penting di berbagai kompetis UEFA

oleh AY Yustiawan diperbarui 18 Okt 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2022, 10:00 WIB
gianni infantino
Presiden FIFA terpilih untuk periode 2016-2020, Gianni Infantino. (AFP/Fabrice Coffrini)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Federation Internationale de Football Association (FIFA) Gianni Infantino rencananya akan bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa siang sekitar pukul 12.00 WIB (18/10/2022). Pada pertemuan itu Infantino dan Jokowi bakal membahas transformasi sepak bola Indonesia.

Rencana pertemuan ini sebelumnya sudah diungkap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. "Bapak Presiden akan bertemu Presiden FIFA untuk membahas transformasi sepak bola Indonesia, surat yang diberikan FIFA ke Pak Presiden itu," kata Erick Thohir, Selasa, 11 Oktober 2022.

Siapa Infantino? Pria ini terpilih sebagai presiden baru federasi sepak bola dunia periode 2016 – 2019 menggantikan Sepp Blatter yang lebih dulu lengser karena kasus korupsi. Karenanya, pria keturunan Italia ini setelah dipastikan menjadi ketua ingin mengembalikan citra FIFA dan kehormatan bagi organisasi tersebut

Infantino lahir di Brig, Swiss, pada 23 Maret 1970. Sarjana hukum dari Universitas Fribourg ini, pernah bekerja sebagai sekretaris jenderal International Centre for Sport Studies (CIES) di Universitas Neuchatel. Namun, perkenalannya dengan dunia sepak bola terjadi saat ia bekerja sebagai penasehat untuk sejumlah klub di Italia, Spanyol, dan Swiss.

Infantino yang fasih berbahasa Italia, Spanyol, Prancis, dan Jerman dan juga bahasa Inggris, Portugal dan Arab mulai gabung ke UEFA pada Agustus 2000 untuk mengurusi masalah hukum dalam sepak bola.

Inovasi Penting

gianni infantino
Gianni Infantino terpilih sebagai Presiden FIFA 2016-2020 dalam Kongres Luar Biasa FIFA di Zurich, Jumat (26/2/2016). (AFP/Fabrice Coffrini)

Pada 2007, Infantino dipromosikan menjadi wakil sekretaris jenderal UEFA. Dua tahun berselang, pria berkepala plontos ini dipercaya menduduki jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) sejak 2009.

Infantino selama menjabat sebagai Sekjen sukses mentaskan inovasi-inovasi penting di berbagai kompetis UEFA. Salaha satunya mengeluarkan kebijakan Financial Fair Play yang bertujuan agar klub memiliki neraca keuangan yang sehat.

Terobosan

Erick Thohir
Menteri BUMN RI Erick Thohir bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino. (Istimewa)

Selain itu, Infantino juga menjadi otak di balik terobosan UEFA untuk menambah jumlah kontestan Piala Eropa 2016 yang sebelumnya 16 menjadi 24. Dia juga turut pula mengkonsep ide UEFA untuk menggelar Piala Eropa 2020 di 13 negara Eropa.

Berkat kinerjanya yang memuaskan, Gianni Infantino akhirnya resfimi menggantikan Sepp Blatter sebagai Presiden FIFA melalui Kongres Luar Biasa (KLB) FIFA yang dilaksanakan di Zurich, Swiss, 26 Februari 2016.

Ikut Berduka

Gianni Infantino
Mantan Sekretaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino, resmi terpilih sebagai Presiden FIFA periode 2016-2021. (FIFA).

Terkait dengan kejadian atau tragedi Arema yang menewaskan ratusan suporter sepak bola Indonesia, beberapa waktu lalu, Infantino langsung memberi perhatian dan respon yang cepat. Dia juga turut menyampaikan belasungkawa atas insiden mematikan dalam dunia sepak bola tersebut dan mendoakan kerabat korban di masa sulit ini.

“Saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini.”

Hari Gelap

Bendera-bendera berkibar setengah tiang di markas FIFA.
Bendera-bendera berkibar setengah tiang di markas FIFA. Dok: FIFA.com

Dalam pernyataannya, Gianni Infantino menyebut dunia sepak bola dilanda shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia, bahkan menyebutnya sebagai hari gelap dalam dunia sepak bola.

“Dunia sepak bola sedang shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” kata Presiden FIFA Gianni Infantino, seperti dikutip dari situs resmi Fifa.com, Minggu (2/10/2022).

“Ini adalah hari gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan ini adalah sebuah tragedi di luar nalar.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya