Liputan6.com, Jakarta - Zlatan Ibrahimovic menyatakan pada hari Minggu (4/6/2023) waktu setempat bahwa ia telah memutuskan untuk mengakhiri karir sepak bolanya pada usia 41 tahun.
Kontraknya bersama AC Milan sendiri akan berakhir pada akhir juni dan ia telah mengumumkan bahwa ia tidak akan memperbaruinya usai menjalani musim yang penuh dengan cedera.
“Waktunya telah tiba untuk mengucapkan selamat tinggal pada sepak bola.,” kata Ibrahimovic ketika berbicara di depan para penggemar Rossoneri di San Siro.
Advertisement
Striker asal Swedia itu lahir di Malmo pada 3 Oktober 1981. Ia lahir dari seorang ayah Muslim Bosniak, Sefik Ibrahimovic dan seorang ibu Katolik Kroasia, Jurka Gravic.
Ia mulai bermain sepak bola pada usia enam tahun, setelah menerima sepasang sepatu bola. Ia berganti-ganti klub saat itu antara FBK Balkan, Malmo BI dan BK Flagg dalam periode yang cepat. Namun, akhirnya Ibra menetapkan pilihannya untuk menimba ilmu di akademi klub kampung halamannya, Malmo FF.
Di awal masa remajanya, Ibrahimovic adalah pemain reguler untuk Malmo. Pada usia 15 tahun, ia hampir berhenti dari karir sepak bolanya agar bisa bekerja di dermaga. Namun, manajernya meyakinkan ia untuk terus bermain.
Akhirnya, atas kerja keras tanpa hentinya, Ibrahimovic dihadiahi promosi ke tim senior Malmo pada tahun 1999. Performa gemilannya sebagai ujung tombak tercium oleh klub-klub top Eropa seperti Arsenal dan Ajax. Ibra akhirnya memilih untuk pindah ke negeri kincir angin.
Awal Kebangkitan Karir
Ketika pertama bergabung dengan Ajax, Ibrahimovic kesulitan untuk mendapat menit bermain reguler. Namun, ketika akhirnya Ronald Koeman masuk sebagai pelatih menggantikan Co Andriaanse, barulah Ibra menjadi pilihan reguler sang pelatih.
Di musim pertamanya, striker jangkung itu berhasil memenangkan gelar Eredivisie. Musim berikutnya, Ibra mencetak dua gol dalam kemenangan 2-1 atas juara Prancis, Olympique Lyon dalam debutnya di Liga Champions pada 17 September 2002. Ia mencetak lima gol Liga Champions secara keseluruhan saat Ajax kalah dari AC Milan di perempat final.
Karir cemerlangnya di Belanda menghadiahinya kepindahan ke raksasa Serie A Juventus usai ditebus dengan mahar sebesar 16 juta euro. Di sana, ia berhasil memenangkan gelar liga, tetapi sayang akibat Calciopoli Scandal yang menimpa Juve, gelar tersebut harus dicabut serta mereka diturunkan ke Serie B.
Petualangan Ibra bersama Juventus pun harus berakhir di sini.
Advertisement
Hobi Berpindah-pindah Klub
Selain dikenal dengan postur tubuh raksasanya serta kebuasannya di depan gawang lawan, Ibrahimovic juga dikenal sebagai sosok pemain yang gemar berpindah-pindah klub. Setelah dari Juventus, pemain dengan tinggi badan 195 cm ini bergabung dengan rival Inter Milan pada tahun 2006.
Ia hanya menghabiskan tiga tahun bersama Nerazzurri sebelum akhirnya bergabung dengan raksasa La Liga Barcelona. Namun, karirnya di Camp Nou tidak sebaik biasanya. Pada musim 2010/2011 Ibra pun dipinjamkan ke AC Milan dan menandatangi kontrak permanen pada akhir masa peminjamannya dengan Rossoneri.
Hanya satu musim berselang, pemain yang dikenal dengan rambut ponytail-nya itu kembali pindah klub. Kali ini ia bergabung dengan Paris Saint-Germain. Ia menghabiskan empat tahun di ibukota Prancis hingga akhirnya berlabuh ke Manchester United pada tahun 2016.
Namun, akibat beberapa masalah, Man United dan Ibrahimovic sepakat untuk memutus kontrak pada Maret 2018.
Tidak lama berselang, ia bergabung dengan LA Galaxy dan menghabiskan satu setengah musim di sana sebelum kembali ke klub lamanya, AC Milan pada Desember 2019.
Banjir Prestasi Tapi Tidak Ada Liga Champions
Zlatan Ibrahimovic merupakan salah satu pemain sepak bola yang paling bergelimang trofi. Tercatat ia telah mengoleksi 32 trofi yang terdiri dari trofi liga, kompetisi domestik, Piala Dunia Antar Klub, UEFA Supercup, dan Liga Europa. Namun, sayang sepanjang karirnya Ibrahimovic tidak pernah sekalipun memenangkan Liga Champions.
Sepanjang karir sepak bolanya, Ibrahimovic telah mengemas 496 gol dan 204 assist dari 827 penampilannya di level klub. Sementara itu, bersama Timnas Swedia ia sukses mengantongi 62 gol dari 122 penampilan yang menjadikannya top skor sepanjang masa Timnas Swedia.
Advertisement