Kisah Guardiola: Anak Ingusan itu Jadi Raja Eropa [3-Habis]

Pep memulai karier dari bawah. Kerja kerasnya membuat ia sukses sebagai pemain dan pelatih Barcelona.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 20 Sep 2013, 12:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2013, 12:30 WIB
pep-new2-130920b.jpg
Angin sepoi-sepoi. Barisan pohon palma melambai disertai desiran ombak berdebur kencang. Pep Guardiola asyik berbincang dengan sahabatnya, Manuel Estiarte di pinggir pantai Pescara, Italia.

Dalam perbincangan Juni 2007 itu, Pep pertama kali mengungkapkan bahwa ia telah ditawari pekerjaan oleh Barcelona.

"Wow, Barcelona!" kata Manuel yang kaget mendengar perkataan Pep. Pekerjaan yang ditawarkan adalah Direktur Teknik tim yunior. Estiarte pun kaget mendengar perkataan Pep berikutnya.

"Aku tak tahu. Aku ragu," kata Pep.

"Apa maksudnya kamu tak tahu? Kamu akan kembali ke Barca. Itu adalah impianmu," timpal Estiarte.

Setelah meraih kesuksesan sebagai pemain Barca pada 1990-2001, Pep tak pernah lagi menginjakkan kakinya di Camp Nou. Namun, setahun setelah pensiun (2006), Barca akhirnya memintanya kembali sebagai Direktur Teknik.

Masalahnya, Pep tak mau jadi Direktur Teknik. Yang ada di kepalanya hanyalah jadi pelatih.

Setelah diskusi dengan Manuel itu, Pep lalu bergegas kembali ke Spanyol dan menemui salah satu bos Barca, Txiki Begiristain. Pep pun dengan sopan menolak tawaran Txiki. Ia menegaskan hanya mau jadi pelatih di Barca. Namun, niatnya itu ditanggapi sinis oleh Txiki.

"Pelatih di mana? Tak ada tempat di tim utama Barca, bahkan sebagai asisten Frank Rijkaard," kata Txiki.

"Berikan aku tim Barca B yang ada di Divisi Empat," jawab Pep.

"Apa? Kamu pasti sudah gila. Tidak bisa. Lebih mudah memenangi La Liga bersama Barca, ketimbang membawa Barca B promosi."

Meski ditolak, Pep tetap ngotot. "Biarkan aku pegang kendali di Barca B. Aku tahu apa yang harus dilakukan."

Barca B saat itu tak hebat seperti sekarang. Tujuh tahun lalu tim itu adalah bencana. Jangankan juara, meraih kemenangan saja susah. Txiki juga khawatir dengan 'serangan media' jika memberikan pekerjaan itu ke Pep.

"Kita akan terlihat buruk jika membuang ikon klub seperti Pep ke Divisi Empat. Ini tak masuk akal," kata dia. Setelah sempat lama berpikir, Txiki akhirnya setuju memberikan pekerjaan itu ke Pep.



Dalam kurun waktu singkat, Pep menyulap Barca B menjadi tim yang disegani dan mengantar mereka promosi. Karena kesuksesannya, Pep langsung menjadi kandidat pelatih senior Barca menggantikan Rijkaard. Ia saat itu bersaing dengan Jose Mourinho yang baru dipecat Chelsea.

Jelas, Pep ketika itu tak bisa dibandingkan dengan The Special One. Mourinho sudah sukses bersama Porto dan Chelsea, sementara Pep masih 'anak ingusan'.

Manajemen Barca pun lebih memprioritaskan Mourinho. Mereka bahkan sudah tes wawancara dengan pelatih asal Portugal itu. Sayangnya, sikap Arogan Mourinho saat wawancara membuat bos-bos Barca kesal.

"Saat negosiasi dengan Mourinho, kami juga mendekati Pep, yang sudah melalui setengah musim pekerjaannya sebagai pelatih Barca B. Kami ingin melihat apakah Pep juga tertarik. Penting bagi kami untuk menguji Pep melawan Mourinho," cerita Wakil Presiden Barca, Marc Ingla.

"Tapi, ketika mempertimbangkan Mourinho, kami juga harus memikirkan reputasinya. Mourinho dikenal sebagai pelatih nomor 1 dunia, tapi dia tidak mau mendengarkan siapa pun, termasuk saat wawancara," lanjut Ingla.

Pada akhirnya, bos-bos Barca lebih memilih Pep. Tak seperti Mourinho, ikon tim Barca itu memiliki gaya kalem dan lulus tes wawancara dengan sempurna.

"Pada akhir pertemuan kami dengan Pep, dia sempat bertanya, 'Mengapa Anda tidak mempekerjakan Mourinho? Ini tentu akan lebih mudah bagi Anda?'," ujarnya.

Ingla pun menjawab, 'Ada beberapa kriteria kami yang tidak cocok dengan Mourinho dan salah satunya adalah sikap. Dia benar-benar tidak cocok untuk Barca'," tutur Ingla menyimpulkan.

Pep akhirnya mulai menangani Barca sejak musim 2008/2009. Ia bertahan di klub itu selama empat tahun dan memenangi semua trofi. Total, ada 14 gelar yang ia raih. Ia juga dinobatkan sebagai pelatih terbaik dunia pada 2011.

Kenyang dengan kesuksesan, Pep memutuskan berhenti melatih Barca pada 2012. Ia meninggalkan Camp Nou dengan sejuta kenangan indah.



Setelah menganggur setahun, Pep kini memulai petualangan barunya bersama raksasa Jerman, Bayern Muenchen. Mampukah ia mengulangi kesuksesannya? Kita tunggu saja. (Dari berbagai sumber/Vin)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya