[Cek Fakta] Kabar Penganiayaan Ratna Sarumpaet Terbukti Hoaks

Isu penganiayaan yang disebut dialami oleh Ratna Sarumpaet ternyata merupakan hoaks yang diciptakan oleh Ratna sendiri.

oleh Stella Maria YN diperbarui 03 Okt 2018, 16:55 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 16:55 WIB
Cek Fakta - Penganiayaan Ratna Sarumpaet
Cek Fakta - Penganiayaan Ratna Sarumpaet

Liputan6.com, Jakarta - Dunia maya dihebohkan dengan beredarnya foto seorang wanita dengan wajah bengkak yang disebut-sebut merupakan aktivis Ratna Sarumpaet. Diduga wajah bengkak Ratna Sarumpaet akibat dianiaya oleh beberapa orang.

Viral di Medsos

Foto tersebut mulai viral di media sosial saat seorang artis yang juga politikus Rachel Maryam mengunggahnya pada 2 Oktober 2018 di akun Twitternya. Ia menyatakan Ratna Sarumpaet dipukuli sekelompok orang pada malam sebelumnya. Unggahannya itu pun telah di-retweet hingga 2,7 ribu kali.

Rachel lalu mengkonfirmasi isu tersebut dan membenarkan telah terjadi penganiayaan terhadap Ratna, namun penganiayaan dilakukan bukan pada malam sebelumnya melainkan pada 21 September 2018. Ia pun menjelaskan tidak adanya pemberitaan terkait hal ini merupakan permintaan dari Ratna yang masih merasa takut dan trauma.

Cek Fakta - Penganiayaan Ratna Sarumpaet
Cek Fakta - Penganiayaan Ratna Sarumpaet

Masih di hari yang sama, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon pun turut angkat bicara. Melalui akun Twitternya ia mengkonfirmasi bahwa Ratna Sarumpaet memang mengalami penganiayaan. Ia lalu membagikan foto dirinya bersama Ratna Sarumpaet yang wajahnya masih terlihat bengkak. Ia mengaku foto itu diambil saat ia menjenguk Ratna dua hari sebelumnya.

Cek Fakta - Penganiayaan Ratna Sarumpaet
Cek Fakta - Penganiayaan Ratna Sarumpaet

Kronologi Penganiayaan Versi Ratna

Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang, mengungkap kronologi penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. Diceritakan, insiden terjadi pada 21 September 2018, di wilayah Jawa Barat.

"Ratna dihajar tiga orang, 21 September yang lalu di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, malam hari," kata Nanik lewat siaran pers yang diterima, Selasa, 2 Oktober 2018.

Saat itu, Ratna baru saja menghadiri acara konferensi dengan peserta beberapa negara asing di sebuah Hotel. Ratna naik taksi bersama peserta dari Sri Lanka dan Malaysia. Namun tiba-tiba, taksi yang mereka tumpangi dihentikan agak jauh dari keramaian.

"Nah saat dua temannya yang dari luar negeri turun dan berjalan menuju bandara, Mbak Ratna ditarik tiga orang ke tempat gelap, dan dihajar habis oleh tiga orang, dan diinjak perutnya," kata Nanik.

Kecurigaan Warganet

Kasus ini pun menyedot perhatian warganet, respons warganet pun bervariasi, ada yang mendoakan kesembuhan bagi Ratna serta mengutuk pelaku, namun ada pula yang merasa ada kejanggalan dalam foto viral tersebut.

Banyak warganet yang merasa sikap Ratna yang tidak melaporkan kasus ini ke polisi ini janggal, mengingat sosok Ratna yang dikenal berani. Sikapnya kali ini sangat berbeda jika dibandingkan sikapnya yang langsung menelepon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mobilnya diderek Dishub DKI.

Penyelidikan Polisi

Ratna Sarumpaet memberikan konfrensi pers terkait somasi ke Dinas Perhubunagn DKI
Ratna Sarumpaet memberikan konfrensi pers terkait somasi ke Dinas Perhubunagn DKI

Polisi bergerak cepat mengenai isu yang berkembang di masyarakat terkait kabar penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet. Hasilnya, polisi tidak menemukan apa yang dialami Ratna Sarumpaet.

"Kami koordinasi dengan Bareskrim Polri dan sudah memerintahkan jajaran terkait info tersebut. Saudari Ratna Sarumpaet mengalami pegeroyokan di Bandara Husein 21 September malam hari dalam rangka mengikuti acara konferensi internasional. Dari hasil pengecekan, belum ditemukan saksi yang melihat dan mendengar langsung di sekitar bandara. Sudah dicek 22 rumah sakit apa ada Ibu Ratna mendapat layanan medis terkait luka yang dialami. Ada pengecekan juga di beberapa tempat di Bandara Husein, termasuk porter di situ," kata Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta di Polda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).

Polisi pun tidak mendapati informasi terkait warga negara asing yang disebutkan Ratna, yaitu warga negara Srilanka dan Malaysia.

"Kami empati karena Ibu Ratna sudah umur dan alangkah teganya ada orang yang mengeroyok dan kami ingin mendapat info temannya yang orang Srilanka dan Malaysia itu, tapi kami belum dapat info," kata Nico.

Mengenai kegiatan konferensi dengan warga negara asing di Bandung, kepolisian memastikan tidak ada kegiatan di Bandung seperti yang disebutkan Ratna Sarumpaet.

"Bahwa di Polda Jabar belum ada kegiatan internasional. Biasanya kalau ada (kegiatan), polisi akan melakukan pengamanan. Jadi, 21 September tidak ada kegiatan internasional di Bandung," ujar Nico.

Hasil penyelidikan kemudian menemukan bahwa Ratna Sarumpaet pada 21 September 2018, sekitar pukul 17.00 WIB, berada di Rumah Sakit Bina Estetika, Menteng.

"Tim mendapat info Ibu Ratna sore sekitar pukul 5 sore, Beliau ada di RS Bina Estetika, Menteng. Kami sudah bertemu pihak rumah sakit dan melakukan pengecekan," kata Nico.

Penyelidikan dikuatkan dengan bukti rekaman CCTV rumah sakit, di mana Ratna Sarumpaet terlihat di Rumah Sakit Bina Estetika.

"Di rumah sakit kita dapat CCTV pendaftaran pembayaran. Tanggal 21 September jam 5 sore, Ibu Ratna Sarumpaet datang, tapi tanggal 20 sudah melakukan pemesanan terlebih dulu," beber Nico.

"Jadi, sudah direncanakan," ujar Nico.

Ratna Mengaku

Ratna Sarumpaet
Aktivis Ratna Sarumpaet menyampaikan keterangan kasus penganiayaan yang dialaminya, Jakarta, Rabu (3/10). Ratna mengakui tidak ada penganiayaan yang diterimanya seperti kabar yang berkembang beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dalam konferensi pers yang digelar Rabu (3/10/2018), Ratna Sarumpaet akhirnya mengklarifikasi berita tentang penganiayaannya. Ia mengaku tidak dianiaya siapapun.

"Apa yang saya katakan ini akan menyanggah adanya penganiyaan," kata Ratna.

Dia mengakui telah datang ke rumah sakit pada 21 September 2018 untuk menemui dokter bedah plastik. Dia mengaku menjalani prosedur sedot lemak di sana.

"Tanggal 21, saya mendatangi rumah sakit menemui dokter Sidik, dokter bedah plastik. Kedatangan ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak. Dokter Sidik adalah dokter yang saya percaya," ujar Ratna Sarumpaet.

Dia juga mengaku kaget setelah melihat memar-memar usai operasi sedot lemak. Dokter pun menjelaskan, jika memar itu biasa muncul setelah operasi plastik. Ratna Sarumpaet tak menyangka wajahnya akan lebam, apalagi saat ditanya anaknya.

"Lebam-lebam di muka saya masih ada ini tak saya bayangkan. Alasan saat ditanya anak saya, tapi saya jawab dipukul orang. Jawaban itu terus dikorek dan saya tak pernah membayangkan akan terjebak dalam kebodohan ini, dan saya terus menutup rapat akan kebenaran pada anak-anak saya," tutur ibunda artis Atiqah Hasiholan ini.

Tak menyangka kebohongannya menjadi viral seperti ini, Ratna Sarumpaet pun meminta maaf.

"Saya meminta maaf pada pihak semua yang terkena dampak yang saya lakukan. Saya memita maaf pada semua pihak yang selama ini saya kritik dan kali ini berbalik ke saya," kata Ratna.

banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya