Liputan6.com, Jakarta - Video tentang dua pemuda yang ditangkap karena ingin membunuh kiai di Sukabumi beredar di media sosial. Video tersebut diunggah akun Facebook Ida NKusdianti pada 30 September 2020.
Dalam video tersebut, tampak dua pemuda tengah terbaring di lantai. Tangan dan kakinya terikat tali. Mereka juga dikelilingi sejumlah orang.
Baca Juga
Akun Facebook Ida NKusdianti kemudian mengaitkan video tersebut dengan tertangkapnya dua pemuda yang berencana membunuh kiai di Sukabumi.
Advertisement
"Di Sukabumi yang mau bunuh kyai ketangkap 👇," tulis akun Facebook Ida NKusdianti.
Video yang diklaim sebagai dua pemuda ditangkap karena ingin membunuh kiai di Sukabumi telah 1.300 kali dibagikan dan mendapat 407 komentar warganet.
Â
Â
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video tentang dua pemuda yang ditangkap karena ingin membunuh kiai di Sukabumi.
Penelusuran dilakukan menggunakan situs berbagi video YouTube dengan memasukkan kata kunci "dua pemuda sukabumi". Hasilnya terdapat beberapa video yang menjelaskan mengenai peristiwa tersebut.
Satu di antaranya video berjudul "VIRAL VIDEO Warga Sukabumi Heboh, Tersiar Kabar Dua Pemuda Kembar Lukai dan Hendak Bunuh Ustaz" yang dimuat Channel YouTube TribunJabar Video pada 30 September 2020.
Dalam video berdurasi 3 menit 33 detik itu, terdapat keterangan dari Kapolres Sukabumi, AKBP M Lukman Syarif.
Berikut pernyataannya:
Jadi memang ada kejadian pukul 18.45 WIB, ada dua orang pemuda, mereka ada adalah saudara mencari pengobatan alternatif. Akhirnya ditujukan ke saudara ustaz Engkus.
Nah ketika memasuki kediaman ustaz Engkus, saudara ustaz Engkus ini tidak ada di lokasi. Nah akhirnya kedua orang laki-laki ini berbincang dengan salah satu saksi, dan ketika saksi menanyakan maksud dan tujuannya, terjadi perselisihan.
Sehingga saat itu dikejar oleh warga, sehinga dua pemuda ini diamakan di salah satu persantren, yakni Pesantren Al Muhtadin. Di situ akhirnya RW menghubungi Polsek, sehingga polsek mendatangi TKP dan polsek mengamankan dua orang ini dari kerumunan massa.
Saat ini untuk kedua pemuda ini sedang kita amankan. Imbauannya pada masyarakat, saya berharap tidak ada lagi berita yang simpang siur ataupun masyarkat mempercayai begitu saja yang belum tentu kebenarannya.
Kita kroscek dulu, jangan sampai nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan. Karena beritanya salah, reaksinya salah. Mari kita sama-sama melihat suatu kejadian secara utuh. Jangan sampai nanti di situasi saat ini mungkin sedang sensitif, ada berita-berita yang kurang pas sehingga dimanfaatkan oleh sekelompok orang tertentu.
Liputan6.com juga menemukan artikel yang menjelaskan mengenai dua pemuda yang ditangkap oleh sejumlah warga di Sukabumi. Adalah artikel berjudul "Video Dua Pria Sukabumi Dikeroyok Massa Viral, Ini Imbauan Polisi" yang dimuat situs detik.com pada 1 Oktober 2020.
Sukabumi - Video dua orang pria kembar dikeroyok massa di Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi viral di aplikasi perpesanan. Mereka dikeroyok karena dianggap bersikap kurang sopan saat bertamu untuk berobat ke seorang ustaz.
Kapolres Sukabumi AKBP Lukman Syarif berharap video itu tidak dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawab untuk memprovokasi situasi. Ia meminta warga untuk mengecek kebenaran sebuah informasi sebelum menyebarkannya.
"Imbauan kepada masyarakat tidak ada lagi berita yang simpang siur atau masyarakat mempercayai begitu saja berita yang belum dipastikan kebenarannya. Kita cross check dulu jangan sampai nanti ada hal yang tidak diinginkan, karena beritanya salah sehingga reaksinya pun salah," kata Lukman kepada detikcom, Rabu (30/8/2020) malam.
Lukman lantas memaparkan peristiwa tersebut secara utuh, dua pria kembar itu diketahui bernama Yaman dan Yamin keduanya berusia 26 tahun. Mereka sengaja datang ke lokasi untuk mencari ustaz yang bisa melakukan pengobatan alternatif.
"Adapun awalnya dua orang pemuda tersebut datang ke daerah Kampung Susukan RT 002 RW 007 Desa Bojongkokosan Kecamatan Parungkuda dan mencari ustaz yang bisa mengobati yang ada di lingkungan tersebut, kemudian diarahkan oleh warga sekitar ke rumah Ustaz Engkus yang mana memang dikenal bisa mengobati," kata Lukman.
Sesampainya di kediaman ustaz tersebut, kedua orang itu kemudian masuk ke rumah ustaz diantarkan oleh seorang warga yang juga ketua DKM masjid setempat. Saat itu ustaz yang dimaksud tidak ada ditempat. Perselisihan kemudian terjadi, saat warga menanyakan maksud dan tujuan kedua pria tersebut.
"Saat ditanya oleh warga tujuan dan maksud dua orang tersebut menemui Ustaz Engkus, mereka menjawab dengan nada dan kata-kata yang tidak enak, setelah itu karena merasa curiga dua orang tersebut dibawa keluar rumah dan datang santri dan ditanyakan kembali namun dua orang tersebut menjawab dengan kata yang tidak enak," lanjut Lukman.
Saat itu kedua pria itu memilih pergi, saat diikuti mereka malah lari dan membuat warga dan santri di sekitar lokasi mengejar dan mengamankannya di pesantren Al-Muhtadin dan menghubungi pihak Kepolisian Sektor Parungkuda untuk ditindak lanjuti.
"Keduanya saat ini masih menjalani pemeriksaan, anggota kita juga tiba dan meredam situasi di tempat tersebut. Terkait video yang beredar saya imbau, mari sama-sama melihat suatu kejadian secara utuh ketika saat ini sedang sensitif ada berita yang kurang pas jangan sampai dimanfaatkan oleh sekelompok orang tertentu," pungkas Lukman.
Dilihat detikcom dari dua video yang beredar, video pertama berdurasi sekitar 31 detik dan video kedua 35 detik. Video pertama hanya memperlihatkan kerumunan dan teriakan warga dan video kedua memperlihatkan seseorang hanya mengenakan celana dalam dipegangi oleh beberapa orang, terdengar juga teriakan meminta pria tersebut tidak dipukuli dan cukup diikat.
Â
Â
Advertisement
Kesimpulan
Video yang diklaim dua pemuda ditangkap karena ingin membunuh kiai di Sukabumi, Jawa Barat ternyata tidak benar. Dua pemuda yang ditangkap warga dalam video tersebut adalah Yaman dan Yamin.
Mereka sengaja datang ke lokasi untuk mencari ustaz yang bisa melakukan pengobatan alternatif. Warga kemudian mengamankan dua pemuda tersebut karena curiga dengan gelagat mereka.
Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement