6 Hoaks Seputar Covid-19 yang Beredar Sepekan, Simak Faktanya

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Jul 2021, 13:16 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar Covid-19 masih menarik untuk diikuti, namun tidak semua informasi tersebut benar. Sebab itu, kita perlu selektif untuk mempercayai kabar yang didapat agar tidak menjadi korban hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19, hasilnya sebagian informasi tersebut terbukti hoaks.

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19:

1. Barcode pada Vaksin Covid-19 Mengontrol Manusia sampai Mati

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim barcode  pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Imha Lessy, pada 15 Juli 2021.

Klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati menampilkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menjadi Ketua Tim Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir sedang malakukan dialog dalam program talkshow televisi yang dipandu Najwa Shihab.

Berikut percakapannya:

"Najwa: Sudah merancang agar bisa melacak vaksin-vaksin ini Mas Erick?

Erick: Jadi begini kan kembali kita bicara pada sebuah sistem meminimal risiko apalagi ini menyangkut seluruh Indonesia. Nah karena itu sejak awal Bofarma melakukan barcode di sini bisa terlihat, jadi misalnya tadi Rafi abis disuntik bisa terlihat, di sini (kotak) juga ada barcodenya ini nanti masuk di coldchain yang dikirim ke daerah kita bisa dilihat sampai di mana, nomor mobilnya apa, ada kejadian apa kita bisa melakukan itu"

Pada tampilan tersebut terdapat tulisan "SELAMAT BAGI ANDA YANG SUDAH DI VAKSIN COVID 19. ANDA DIKONTROL SAMPAI MATI"

Unggahan tersebut diberi keterangan "cilaka 12😅".

Benarkah klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati tidak benar.

Barcode pada vaksin untuk melacak vaksinnya, bukan posisi manusia yang disuntikan vaksin.

 

2. Bawang Putih Bisa Keluarkan Cairan di Paru-paru Akibat Covid-19

 Beredar di aplikasi percakapan dan media sosial pesan berantai berisi video cara membersihkan cairan lendir di paru-paru akibat covid-19. Postingan itu ramai dibagikan sejak akhir pekan lalu.

Dalam video yang beredar terdapat seseorang yang memasukkan bawang putih ke dalam hidungnya. Orang tersebut mengklaim bawang putih bisa mengeluarkan lendir dan mengembalikan indera penciuman.

Selain itu video itu juga dilengkapi narasi:

"Paru2 tak bisa memompa dan memasukkan oksigen karna dipenuhi cairan lendir yg kental.Jadi paru2 sulit untuk bekerja.Cara yg paling efektif mengeluarkan lendir dr paru2 sebenarnya mudah..Ambil 2 siung b putih masukan kehidung seperti vidio..Biarkn selama 15 - 20 mnt..mata terasa perih tak apa2 membersihkan kotoran mata..Setelah 15 - 20 mnt lepas b putih tadi..Nanti lendir banyak yg berada d paru2 keluar dr hidung..dpt dilakukan selang 2 jm sekali..biar paru2 terbebas dr lendir yg menggang pernafasan..tlng disebarkn agar yg sakit / belum tertular dr covid 19 terselamatkn...Aamiin"

Lalu benarkah video yang mengklaim bisa mengeluarkan lendir di paru-paru akibat covid-19 hanya dengan bawang putih? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

3. Kurir Tetap Bekerja Meski Terpapar Covid-19

 Kabar tentang kurir tetap bekerja meski terpapar virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Kabar tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada 19 Juli 2021.

Berikut narasinya:

Saya mau sharing,

Paket saya yg mau biasa dipickup oleh AntarAja delay 2 minggu br siang tadi dipickup sama kurirnya

Trus saya tanya ke dia, kok sampai pending 2 minggu? Kata dia kantor pusat AntarAja yg di surabaya lagi kena wabah covid-19, 20 karyawannya positif. Dan yg masih kuat tetep masuk kerja walapun kondisi positif 🤦‍♂️🤦‍♂️

Trus sore brsan ini saya ada kirim paket ke Tiki yang di Royal Residence, ternyata ownernya jg bilang kondisi sama semua utk semua angkutan pada delay, kantor pusat TIKI, JNE, J&T Surabaya semua terserang wabah, hampir sebagin besar karyawan mereka positif covid-19. Dan jawaban mereka simple “harus tetap jalan, harus tetap kerja kalo ga kerja cari makan dari mana kita2? “

Jadi semua karyawan yg positif tetapi badan masih kuat utk aktivitas mereka tetap masuk kerja & ngantor 🤦‍♂️🤦‍♂️🤦‍♂️

Dari hal ini saya ambil kesimpulan dgn keadaan mereka yg spt ini, mohon kesadaran kita utk lebih extra hati2 lagi kalo terima barang dr kurir manapun, sterilkan terlebih dulu. *HINDARI KONTAK LANGSUNG* dengan kurirnya . Apalagi varian covid terbaru menular melalui udara, jgn pernah lepas masker selama tatap muka dengan mereka dan jaga jarak aman 🙏

Stay safe semua ya 🙏🙏

Benarkah kurir tetap bekerja meski terpapar virus corona Covid-19? Berikut penelusurannya.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, Kabar tentang kurir tetap bekerja meski terpapar virus corona Covid-19 ternyata tidak benar. Faktanya, kurir yang terpapar Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri dan tidak boleh bekerja.

 

 

 

Simak Video Berikut

Berikutnya

4. Oseltamivir Obat Covid-19 yang Berbahaya dan Mematikan

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Nawa Rawdha, pada 15 Juli 2021.

Klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan berupa video yang menampilkan satu strip obat berbentuk kapsul berwarna putih dan kuning.

Dalam video tersebut terdapat narasi sebagai berikut:

"Ini obat waktu saat aku diisolasi Covidlolos satu biji yang aku makan hampir mrenggut nyawaku, namannya oseltamivir, ini obat barusan diminum waktu masih isolasi di rumah sakit, dalam waktu nggak sampe satu menit aku langsung muter-muter muntah-muntah alhamdulillah Allah masih memperpanjang umur ku, inilah obat yang disebut obat oseltamivir obat khsusu buat flu babi ternyata flu babi dan juga flu burung ini yang diberikan ke aku dan aku ga mau diberika makan selanjutnya, aku ditanya bolak balik sama perawat bu sudah dimakan obatnya? sudah-sudah padahal aku sembunyiin. Nih satu yang ku makan aku bawa pulang untuk kenang-kenangan, ini obat setan, ini berbahayahati- hati kalau ada yang memberikan obat ini ini sangat berbahaya banget. Disini dikatakan obat ini unutk menghilangkan virus, menyembuhkan tapi ternyata obat ini sangat berbahaya namanya Oseltamivir"

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Testimoni mantan Korban Konspirasi Global (Covid19) OBAT SETAN (OSELTAMIVIR-generik) Jangan dikonsumsi..buang aja!Nasution Nina inikah obatnya kaa? Yg dlu sempat ak minta utk investigasi?"

Benarkah Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan tidak benar.

Oseltamivir termasuk obat yang aman digunakan, dengan efek samping bersifat individual, meliputi mual, muntah, insomnia, vertigo, dialami hanya sebagian orang. 

 

5. Video Peti Mati Jenazah Covid-19 Kosong saat Hendak Dikubur

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video peti mati jenazah Covid-19 kosong saat hendak dikubur. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Asep Maulana, pada 5 Juli 2021.

Unggahan klaim video peti mati jenazah Covid-19 kosong saat mau dikubur menampilkan pemakaman yang dilakukan sejumlah orang mengenakan baju alat pelindung diri dan disaksikan sejumlah orang. Saat peti akan dimasukan ke lubang sejumlah orang mendekati peti tersebut kemudian membukanya. Kemudia terlihat situasi tidak terkendali.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"PRANK CORONA..Peti mati tempat mayit yg katanya meninggal karena corona ternyata peti mati kosong,mayitnya ga tau entah kemana.."

Benarkah klaim video peti mati jenazah Covid-19 kosong saat hendak dikubur? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video peti mati jenazah Covid-19 kosong saat hendak dikubur tidak benar.

Putri dari pria yang meninggal, Immaculate Masika, membantah informasi peti mati itu kosong dan menyatakan tubuh berada di peti mati selama penguburan. Menurut Masika, masyarakat membenarkan keberadaan jenazah di peti mati dan hanya menyatakan tidak dibungkus dengan benar. 

 

6. Surat Seruan MUI Tolak Rapid Tes pada Ulama dan Vaksin Covid-19 untuk Anak

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim surat seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak rapid tes pada ulama dan vaksin Covid-19 untuk anak, surat tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Surat seruan tersebut terdapat logo MUI dan keterangan alamat kantor pusat MUI seperti ini:

Berikut isi surat seruan MUI  penolakan rapid tes pada ulama dan vaksin Covid-19 untuk anak:

"Hal: Seruan Siaga 1

PEMBERITAHUAN

Assalamua'laikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Kami selaku Sekertaris Majelts Ulama lndonesna ( MUI ) Pusat Dengan ini menyerukan kepada seluruh MUI Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Agar berhati-hati dan Waspada dengan di adakannya Rapid Test Covid-19 temadap para Ulama, Kyai, dan Ustadz di seluruh Indonesia.

Kami serukan bahwa rencana Test Corona ini adalah modus operandi dari Pki atas perintah Negara Komums China untuk menghabisi para tokoh agama Islam baik di Indonesia maupun diNegara muslim lain. Oleh karena Itu kita akan tolak niat mereka yang kelihatan baik. Tapi di dalamnya ada misi yang sangat jahat dan licik!Kita banyak belalar dari pengalaman

Kita banyak belajar dari pengalaman sejarah para Ulama dan para Kyai kita di tahun 1948 dan 1965, d1 mana para tokoh agama kita sering di tipu oleh muslihat Pki.

Kalau kit melakukan Rapid Test Covid-19, kita akan dinyatakn Positive. lalu kita akan di Karantina. kita akan di Suntik dengan dalih pengobatan, padahal kita di suntik racun. meninggal dan langsung di kuburkan

Kita sudah terbiasa hidup sehat Dan para Santri pun dan dulu sudah terbiasa hidup Lockdown.

Satu hal juga kepada semua orang tua, jika pemerintah melakukan suntik imunisasi untuk anak-anak sampai umur 18 tahun dengan dalih untuk lmunisasi Corona. agar ditolak, balk itu di lingkungan sekitar rumah, sekolah, dan tempat-tempat lain.

Cermat, Waspada dan berhati-hati karena umat muslim sedang di dzolimi oleh pihak -pihak komunis yang berlindung dalam wadah kekuasaan pemerintah.

Sekian dan terimakasih.Wassalamu a'laikum Warahmatulahi Wabarakatuh.

Jakarta 03 April 2020Sekretariat MUI Pusat."

Benarkah surat seruan MUI penolakan rapid tes pada ulama dan vaksin Covid-19 untuk anak? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim surat seruan MUI penolakan rapid tes pada ulama dan vaksin Covid-19 untuk anak tidak benar.

DPMUI Pusat tidak pernah mengeluarkan surat, pengumuman, pernyataandan sejenisnya yang isinya agar seluruh MUI Provinsi, Kabupaten/Kotaberhati-hati dan waspada dengan diadakannya Rapid Test Covid-19terhadap ulama, kyai, dan ustadz di seluruh Indonesia.

   

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya