Cek Fakta: Tidak Benar Barcode pada Vaksin Covid-19 Mengontrol Manusia sampai Mati

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Jul 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2021, 19:00 WIB
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim barcode  pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Imha Lessy, pada 15 Juli 2021.

Klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati menampilkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menjadi Ketua Tim Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir sedang malakukan dialog dalam program talkshow televisi yang dipandu Najwa Shihab.

Berikut percakapannya:

Najwa: Sudah merancang agar bisa melacak vaksin-vaksin ini Mas Erick?

Erick: Jadi begini kan kembali kita bicara pada sebuah sistem meminimal risiko apalagi ini menyangkut seluruh Indonesia. Nah karena itu sejak awal Bofarma melakukan barcode di sini bisa terlihat, jadi misalnya tadi Rafi abis disuntik bisa terlihat, di sini (kotak) juga ada barcodenya ini nanti masuk di coldchain yang dikirim ke daerah kita bisa dilihat sampai di mana, nomor mobilnya apa, ada kejadian apa kita bisa melakukan itu"

Pada tampilan tersebut terdapat tulisan "SELAMAT BAGI ANDA YANG SUDAH DI VAKSIN COVID 19. ANDA DIKONTROL SAMPAI MATI"

Unggahan tersebut diberi keterangan "cilaka 12😅".

Benarkah klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

 

 

 

Simak Video Berikut

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati, artikel "Cek Fakta: Hoaks Vaksin Sinovac di Indonesia Dipasang Chip, Simak Penelusurannya" yang dimuat liputan6.com juga mengulas video yang sama dengan klaim berbeda.

Dalam artikel situs liputan6.com,  Juru Bicara PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto mengatakan, ke depan, Bio Farma bakal memasang barcode dalam kemasan vaksin Sinovac. Barcode ini berfungsi sebagai identitas vaksin.

"Vaksin ini kan berjuta-juta, kita perlu barcode untuk mengetahui sudah sejauh mana proses distribusinya. Seperti nomor urut, identitas vaksin yang ke berapa, hanya sebatas itu. Barcode ini untuk melacak vaksin Sinovac, bukan posisi manusia ya," kata Bambang saat dihubungi Liputan6.com.

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Kementerian BUMN Tepis Hoaks Vaksin Covid-19 Dipasang Chip" yang dimuat situs liputan6.com.

Dalam artikel situs Liputan6.com, Staf Khusus Menteri BUMNArya Sinulingga mengatakan, Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir tentang barcode pada vaksin Covid-19 bertujuan untuk mendata vaksin yang tersedia dan menghindari pemalsuan vaksin.

"Yang dimaksud Pak ET (Erick Thohir) adalah bahwa yang namanya barcode vaksin itu terdata, supaya jangan sampai ada barcode yang palsu, vaksin yang satu ini punyanya si A gitu, jadi ketahuan langsung datanya, jadi semuanya ada barcodenya," kata Arya, di Jakarta, Selasa (19/1/2021).

Menurut Arya, jika vaksin palsu beredar dan digunakan akan membahayakan masyarakat dan kekebalan terhadap vaksin Covid-19 tidak terjadi. 

Arya pun menepis informasi yang menyebut terdapat chip pada vaksin Covid-19, kabar ini akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin Covid-19. 

"Itu maskudnya bukan ada chipnya, mana mungkin ada chipnya itu kan cairan gimana sih, ini pasti orang-orang yang sengaja, orang-orang yang bikin hoaks ini semuanya sengaja untuk buat banyak korban rakyat Indonesia kalau nggak divaksin, ini berbahaya," jelasnya.

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati tidak benar.

Barcode pada vaksin untuk melacak vaksinnya, bukan posisi manusia yang disuntikan vaksin.

 

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya