Hoaks Bikin Vaksinasi Covid-19 di Sulsel Melambat

Cakupan vaksinasi pada sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) melambat diakibatkan penyebaran hoaks

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2021, 14:21 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 14:07 WIB
FOTO: Vaksinasi Massal COVID-19 di Stadion Patriot Candrabagha Bekasi
Seorang wanita menerima suntikan vaksin Sinovac saat vaksinasi massal virus corona COVID-19 untuk umum di Patriot Candrabhaga Sadium, Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). Peminat vaksinasi COVID-19 di Stadion Patriot Candrabagha sangat tinggi. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta- Peredaran hoaks di Sulawesi Selatan membuat kepercayaan masyarakat  terhadap vaksin Covid-19 menurun, sehingga membuat cakupan vaksinasi mengalami perlambatan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Muhammadong, mengatakan, cakupan vaksinasi pada sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) melambat diakibatkan penyebaran hoaks.

"Ini mungkin juga ada hubungannya dengan beberapa kasus yang dibesar-besarkan dandianggap KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi), padahal setelah dilaporkan ke pusat, itu malah bukan KIPI. Diperparah juga oleh kabar-kabar hoaks," ucap Muhammadong, melansir Antara, Selasa (12/10/2021).

Berdasarkan data dari Satuan Tugas Sulsel, angka vaksinasi terendah hingga 9 Oktober 2021 ada pada Kabupaten Jeneponto dengan capaian 14,89 persen. Kemudian, disusul oleh Kabupaten Bone, 21,86 persen, dan Kabupaten Sinjai, 23 persen. Daerah tersebut adalah daerah yang sebelumnya memang rendah cakupan vaksinasinya.

Selain itu, banyak masyarakat yang menganggap Covid-19 sudah tidak ada lagi dan membuat para petugas kesehatan dan pemerintah kesulitan meningkatkan cakupan vaksinasi.

"Cuma untuk beberapa daerah ada yang agak sulit dalam pelaksanaan vaksinasi, cakupan vaksinasi di beberapa kabupaten itu melambat. Mungkin karena kondisi masyarakat yang sebagian menganggap bahwa Covid-19 sudah selesai," kata Muhammadong.

Dengan melihat keadaan ini dan adanya prediksi gelombang ke-tiga saat perayaan natal dan tahun baru, Muhammadong menghimbau agar seluruh elemen terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan dan terus waspada akan penyebaran hoaks.

 

Amadea Claritta - Universitas Multimedia Nusantara

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya