Cek Fakta: Inggris Jadi Negara Pertama Tetapkan Covid-19 Sebagai Endemi, Simak Faktanya

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengumumkan covid-19 sebagai endemi

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 24 Jan 2022, 18:56 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2022, 16:00 WIB
Cek Fakta Inggris ubah status
Cek Fakta Inggris ubah status covid-19 menjadi endemi.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengumumkan covid-19 sebagai endemi. Postingan ini beredar sejak beberapa hari lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 21 Januari 2022.

Dalam postingannya terdapat narasi: "Pertama kali Inggris satu2nya negara yang menyatakan covid-19 bukan lagi pandemi tapi Endemi."

Beberapa akun lain juga memposting hal yang sama dengan narasi mirip. Seperti "Inggris sdh di umumkan cabut setatus pandemi menjadi endemi..bahagianya gk kebayang rakyat di sana. di sini mlh di bikin drama"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengumumkan covid-19 sebagai endemi?

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari Liputan6.com berjudul "Anggap Puncak Omicron Sudah Lewat, Inggris Cabut Pembatasan COVID-19" yang tayang 20 Januari 2022.

Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson pada parlemen terkait pencabutan pembatasan covid-19. Pembatasan dilakukan Inggris sejak mencuatnya kasus covid-19 varian Omicron pada akhir tahun lalu.

"Banyak negara di seluruh Eropa telah mengalami penutupan wilayah lebih jauh pada musim dingin tetapi pemerintah ini mengambil langkah yang berbeda," kata Johnson kepada anggota parlemen, mengutip penurunan jumlah orang yang dirawat di perawatan intensif karena virus seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (20/1/2022).

"Ilmuwan kita yakin bahwa kemungkinan gelombang Omicron sekarang telah mencapai puncaknya secara nasional karena kampanye booster besar-besaran," ujar Johnson, dan menambahkan bahwa pembatasan juga telah memperlambat penyebaran.

Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga menelusuri isi pidato resmi Boris Johnson pada parlemen di website resmi Pemerintah Inggris, www.gov.uk. Di sana terdapat teks lengkap pidato tersebut yang diunggah 19 Januari 2022.

Dalam teks itu Boris Johnson menjelaskan hanya ada perubahan dari Plan B (pembatasan) ke Plan A atau sebelum kasus Omicron melonjak.

Boris Johnson justru mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir dalam teks resmi tersebut.

"When there are still over 16,000 people in hospital in England alone, the pandemic is not over. And, Mr Speaker, make no mistake, Omicron is not a mild disease for everyone - and especially if you’re not vaccinated."

atau dalam Bahasa Indonesia

"Ketika masih ada lebih dari 16.000 orang di rumah sakit di Inggris saja, pandemi belum berakhir. Dan, anggota parlemen, jangan salah, Omicron bukanlah penyakit ringan untuk semua orang dan terutama jika Anda tidak divaksinasi."

Terkait endemi sendiri hanya ditemukan dalam teks resmi sebagai berikut:

"As Covid becomes endemic we will need to replace legal requirements with advice and guidance urging people with the virus to be careful and considerate of others"

atau dalam Bahasa Indonesia:

"Ketika Covid menjadi endemik, kita perlu mengganti persyaratan hukum dengan saran dan panduan yang mendesak orang dengan virus untuk berhati-hati dan mempertimbangkan orang lain."

Pernyataan tersebut merujuk pada pernyataan di teks sebelumnya yakni

"And there will soon come a time when we can remove the legal requirement to self-isolate altogether - just as we don’t place legal obligations on people to isolate if they have flu."

atau dalam Bahasa Indonesia:

"Dan akan segera tiba saatnya ketika kita dapat menghapus persyaratan hukum untuk mengisolasi mandiri sama seperti kita tidak menempatkan kewajiban hukum pada orang untuk mengisolasi jika mereka menderita flu."

Dalam teks sama sekali tidak disebutkan bahwa Boris Johnson menetapkan covid-19 menjadi endemi. Ia justru mengingatkan bahwa pandemi masih ada.

Di website coronavirus.data.uk hingga 23 Januari 2022 masih terdapat 74.799 kasus covid-19 dan 75 kematian. Sementara yang dirawat di RS mencapai 17.976 orang.

Sumber:

https://www.liputan6.com/global/read/4864681/anggap-puncak-omicron-sudah-lewat-inggris-cabut-pembatasan-covid-19

https://www.gov.uk/government/speeches/pm-statement-to-the-house-of-commons-on-covid-19-19-january-2022

https://coronavirus.data.gov.uk/details/healthcare?areaType=overview&areaName=United%20Kingdom

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Postingan yang mengklaim Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengumumkan covid-19 sebagai endemi adalah tidak benar.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya