Barack Obama Sebut Misinformasi Lemahkan Demokrasi

Obama juga menyampaikan, ujaran kebencian, misinformasi vaksin, serta berita bohong telah mendorong masyarakat untuk lebih menyukai konten-konten yang sensasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2022, 14:00 WIB
Barack Obama
Barack Obama (AP Photo/Themba Hadebe/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Eks Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, khawatir maraknya misinformasi di media sosial melemahkan sistem demokrasi masyarakat. Dikutip dari Los Angeles Times, ia menganggap, akibat dari misinformasi di media sosial, masyarakat cenderung kesulitan untuk memercayai apa yang ditemukan di media sosial. Alhasil, ia merasa hal ini beimbas pada sikap skeptis masyarakat.

Dilansir dari Protocol, Obama mengambil contoh misinformasi vaksin. “Meskipun kita tahu bahwa vaksin sudah teruji secara klinis pada miliaran orang di dunia, setidaknya satu dari lima warga Amerika berani ambil risiko untuk dirinya dan keluarga, daripada harus divaksin. Orang-orang meninggal akibat misinformasi," ujarnya.

Obama juga menyampaikan, ujaran kebencian, misinformasi vaksin, serta berita bohong telah mendorong masyarakat untuk lebih menyukai konten-konten yang sensasional.

Menyelesaikan masalah disinformasi di media sosial dapat membangun rasa percaya dan solidaritas masyarakatnya. Namun, pendanaan informasi di media sosial seringkali terjadi. Hal ini justru membahayakan sistem demokrasi yang dianut suatu negara.

Selain itu, sistem algoritma yang ada pada media sosial cenderung membahayakan. Sebab, hal ini berdampak pada portal berita daring yang akan berupaya untuk menyajikan informasi secepat mungkin dengan tekanan untuk mengejar keuntungan.

"Aliran keuntungan dari iklan justru tersalurkan ke platform penyedia berita, bukan ke newsroom. Para wartawan dan editor pun merasa tertekan untuk memaksimalkan engagement yang diraih,” ujar Obama.

Alhasil, informasi yang disampaikan pun dapat berpotensi menjadi misinformasi ataupun disinformasi.

Viona Pricilla/Universitas Multimedia Nusantara

Sumber: https://www.protocol.com/bulletins/obama-disinformation-section-230 https://www.latimes.com/business/technology/story/2022-04-21/obama-says-social-media-misinformation-is-hurting-democracy

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya